Jangan Takut Berbagi: Menebar Kasih Berlimpah Cinta

Jangan Takut Berbagi, Saya Peduli

“Jangan takut berbagi” menjadi booming akhir-akhir ini. Sebuah semangat untuk peduli sesama tanpa pandang kebhinekaan meski dalam berbagai kondisi.



Pernah nggak kamu ikut kegiatan volunteer, badanmu capek, uangmu habis, tapi kamu lega dan seneng banget sampai berbinar-binar ketika orang yang kamu bantu tertawa lepas, apalagi sampai memeluk kamu dan mengucapkan terima kasih? Apalagi kalau sampai mereka nangis sesenggukan, mendoakan macam-macam saat kamu mau pulang.

Ya, itu yang saya rasakan dan membuat saya ketagihan untuk menjadi volunteer. Kegiatan volunteering serius saya yang pertama  kali membuat saya jatuh cinta dan ketagihan adalah ketika saya diutus oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Lampung untuk turut berkontribusi dalam penanganan paska bencana gempa bumi  di Sumatera Barat. Setelah itu saya selalu bahagia jika saya HARUS turun lapang, berjibaku dengan jauhnya perjalanan, keringat masyarakat, hingga menikmati malam di dalam kantong tidur berteman dingin malam dan nyamuk-nyamuk yang kehausan.

Itulah makna menebar kasih berlimpah cinta bagi saya. Ketika kita berbagi, dengan tulus dan ikhlas, kelelahan dan merasa diri kurang bukan lagi menjadi masalah.

Jangan takut berbagi merupakan sebuah gerakan besutan Dompet Dhuafa. Lembaga yang mengajak masyarakat Indonesia untuk ber-ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekat, Wakaf) ini meluncurkan gerakan dengan jangkauan makna yang lebih luas daripada ‘sekedar’ urusan kewajiban sebagai umat Islam.

Jangan Takut Berbagi Melalui Radio (Foto: Naqiyyah Syam)

Gerakan ini lebih kepada meembangun sikap mental masyarakat untuk lebih berani dengan tagline #JanganTakutBerbagi lebih dari sekedar persoalan materi. Berbagi apapun jika dilandasi dengan keikhlasan hati niscaya akan berbuah cinta yang tak akan lekang dimakan usia. Cinta sesama manusia, juga cinta dari Rabbul Izzati

Jangan Takut Berbagi: Menebar Kasih Berlimpah Cinta (Foto: Pak Hadi Dana)
Jangan takut berbagi meski hanya sekedar motivasi dan inspirasi. Wah, saya jadi ingat program yang sempat saya ikuti selama dua kali, Kelas Inspirasi Serang dan Lampung. Sebuah program yang membuat saya bertemu dengan adik-adik siswa Sekolah Dasar. Yang masih muluk-muluk full energy untuk menggapai cita-cita yang tinggi, atau bahkan adik-adik yang sama sekali tak punya gambaran tentang seperti apa masa depannya kelak.


 Melihat tawa mereka, celoteh, dan tingkah lucu bin ajaib yang membuat saya geram-geram gemas membuat saya bersyukur. Bersyukur bisa bertemu dengan mereka, bercerita, tertawa, bermain dan bernyanyi bersama namun pada akhirnya bukan semata yang mendapatkan cinta kasih dari saya, tapi saya pun demikian. Lebih dari itu, dalam kesempatan serupa saya bertemu dengan orang-orang penuh semangat kepedulian yang patut untuk diteladani, patut untuk dijadikan cermin dan lecutanm semangat: usaha apa yang sudah kamu perbuat untuk kemajuan bangsa ini?

Semangat inilah yang meneguhkan tekad saya untuk mengabdi sebagai dosen. Saya berbagi, saya bahagia. Dengan cara ini pula saya terus belajar hal baru. Belajar memahami orang lain dan belajar untuk memosisikan diri sebagai pihak lain.

Jangan Takut Berbagi bersama Masyarakat
Di kesempatan lain saya bertemu masyarakat di beberapa wilayah konflik. saya duduk, minum kopi hasil jerih payah mereka, mendengar keluh kesahnya. Saya mendapatkan semangat dari mata tua yang menyembul dari kulit keriput mereka, dari legam tubuhnya, dan dari aroma keringat penderitaan mereka. Kami bertukarpikiran, berdiskusi, mencari jalan keluar terbaik bagi permasalahan yang membelit bak mata pisau.

“Sampai kapan pun kami tidak akan pernah berhenti memperjuangkan tnah kami. Sekalipun nyawa kami harus melayang!” pikiran saya melayang pada kenangan bersama almarhum kakek tua yang sampai empat tahun lalu hidupnya habis untuk berebut lahan dengan para kapitalis.

Jangan takut berbagi! Banyak hal yang bisa kita lakukan saat ini juga. Tanpa menunggu kamu hidup bergelimang harta, tanpa perlu kamu meraih gelar sebagai penguasa. Bahkan banyak hal yang bisa kamu lakukan tanpa perlu beranjak dari kursimu yang nyaman, dari gadgetmu yang canggih, dari tubuhmu yang malas bergerak.


Jangan Takut Berbagi Menulis Buku


Berbagi bisa melalui apapun. Menulis buku pun berbagi. memberikan kritik membangun pemerintah juga merupakan upaya untuk berbagi dan sebentuk dukungan bagi pemerintah untuk terus berusaha lebih baik lagi. sekecil apapun tetaplah berbagi. Berbagi waktu untuk mengampanyekan hal baik di media sosial, maupun turun langsung ke jalanan. Berbagi waktu dengan keluarga juga merupakan hal baik. Berbagi kasih maka cinta yang akan dapatkan semakin melimpah ruah.  


Pemberdayaan Kampung Ternak Sindanganom

Saya mendapatkan kesempatan berkunjung ke Desa Sindanganom, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur dari Dompet Dhuafa berssama  istimewa untuk me-recharge mental saya dalam berbagi, Rabu (27/03/2019). Desa ini telah didampingi oleh Dompet Dhuafa Lampung sejak 2012 silam. Enam tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk masyarakat desa ini terus belajar.

Desa Sindanganom ditempuh dengan berkendara selama kurang lebih satu jam dari Kota Bandar Lampung melewati Kotabaru Lampung Selatan. Desa ini berlokasi di perbatasan kecamatan sekaligus kabupaten. Dimana-mana permasalahan yang dihadapi oleh wilayah perbatasan adalah sama, pembangunan yang tidak merata. Sehingga salah satu pertanda bahwa kami telah sampai di desa yang dimaksud setelah mulusnya aspal Lampung Selatan habis berganti underlagh bersama munculnya tanda perbatasan kabupaten.



Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung Umaruddinul Islam menjelaskan, program Dompet Dhuafa Lampung saat ini mengajak berbagi bukan hanya kalangan mampu tapi juga dari kalangan yang belum mampu juga.

“Dalam berbagi itu bukan hanya berbentuk materi, banyak cara untuk berbagi dengan sesama. Kalau punya pengetahuan kita kan juga bisa berbagi dengan masyarakat,” katanya.

Dia juga menceritakan bahwa ketika Idul Adha, masjid-masjid di kota kebanjiran hewan kurban. Penerima daging kurbannya ya hanya orang-orang sekitar saja. Sementara di lokasi lain bahkan ada yang hanya makan daging setahun sekali dan hanya berharap dari daging hewan kurban yang jumlahnya tak seberapa. Bahkan ada lokasi yang tidak kebagian daging sama sekali karena di wilayhnya memang tidak ada yang berkurban. 

 
Jangan Takut Berbagi Donasi Kambing

Desa Sindnaganpom merupakan salah satu wilayah binaan Dompet Dhuafa Lampung. Masyarakatnya mayoritas bertani dan mereka mengembangkan peternakan kambing untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakatnya.
Berawal dari donasi lima ekor kambing pada 2013 dengan sistem budidaya gado mereka mulai bangkit dari kondisi awal. Pembagian keuntungannya, 80:20 bagi Dompet Dhuafa.

Seiring berjalannya waktu, kini mereka juga mengembangkan pola investasi dengan pembagian hasil 65:35 bagi investor. Hal ini dilakukan sebagai tantangan bagi para peternakan agar lebih produktif lagi.

Dalam pemasaran hewan kurban, mereka juga menjemput bola dengan mencari orang yang ingin berkurban dari wilayah lain termasuk Bandar Lampung. Dengan sistem harga berdasarkan kilogram karkas, tentunya baik peternak maupun pembeli tidak merasa rugi. Bahkan kambing besutan para peternak di desa ini bisa mencapai harga Rp. 3,5 juta.

Hewan-hewan itu kemudian akan didistribusikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan daging kurban. Dengan demikian pembagian daging kurban lebih merata dan lebih banyak lagi warga yang menikmati daging kurban.

Dalam kondisi ekonomi yang tak bisa dikatakan berlebihan, saya sangat salut masyarakat desa ini bisa berkumpul bersama kami di jam kerja di hari kerja. Artinya mereka merelakan waktunya untuk bisa memberikan informasi dan ilmu baru bagi kami. Lebih penting lagi mental, kami diberikan asupan mental untuk tidak takut berbagi dalam kondisi apapun.

Bapak-bapak yang guyub berdiskusi, dan ibu-ibu di belakang memasak sate, sop, dan tumis yang semua sajian serba kambing. Sungguh harmoni yang membuat iri.

Jangan Takut Berbagi Menu Serba Kambing

Semangat jangan takut berbagi yang dicetuskan Dompet Dhuafa dan dibagikan lewat perantara masyarakat Desa Sindanganom tersebut yang terus menyala dalam diri saya. Semangat untuk bersinergi, harmoni dengan donatur, mitra, pemerintah dan tentunya seluruh warga masyarakat adalah sesuatu yang sangat priceless.

Bisa dibayangkan, dari donasi lima ekor kambing enam tahun silam, kini Dompet Dhuafa Lampung telah memberdayakan 40 peternak dengan masing-masing membudidayakan lima ekor kambing. Belum lagi soal penyediaan air bersih yang diinisiasi Dompet Dhuafa sejak 2012 silam telah mampu mendidik masyarakat Desa Sindanganom untuk mandiri, mengurusi kebutuhnnya sendiri dan kini mereka sudah mampu dan berencana untuk membuat dua buah sumur lagi bagi kepentingan seluruh masyarakat.

Dompet Dhuafa turut menghapuskan kemiskinan melalui tiga cara, yaitu: ‘Pelayanan,’melayani kebutuhan mustahik yang bersifat darurat dan kondisi mendesak; ‘Pengembangan,’ mengembangkan potensi mustahik dengan membuka akses sumber daya agar terdidik dan terampil; ‘Pemberdayaan,’ memberdayakan mustahik yang memiliki aset, tetapi lemah dalam mengoptimalkannya, agar menjadi muzakki. Ketiga langkah tersebut merupakan dinamika pengelolaan mandat Zakat, Infak Sedekah, dan Wakaf yang mengalir melalui Dompet Dhuafa.

Melalui sepenggal cerita bangkitnya Desa Sindanganom, bukan sekedar tingkat perekonomian warga yang terangkat. Lebih dari itu, ada tingkat kesehatan, pendidikan, kemandirian, kerukunan dan yang paling penting adalah semangat masyarakat yang tak pernah takut untuk berbagi dalam kondisi yang bagaimana pun.


Seiring perkembangan zaman, Dompet Dhuafa pun turut memudahkan kita untuk berbagi. Dompet Dhuafa kini hadir dengan layanan penyaluran donasi melalui:

-         Kanal Donasi Online donasi.dompetdhuafa.org
-         Transfer bank
-         Counter
-         Care visit
-         Tanya jawab
-         Edukasi zakat
-         Laporan donasi
 
Untuk mendukung langkah maka perlu adanya kolaborasi dan semangat Jangan Takut Berbagi dari berbagai pihak. Sehingga pelayanan, pengembangan dan pemberdayaan terus bergulir. Dompet Dhuafa menggunakan lima tema ruang kemiskinan yaitu: pemberdayaan ekonomi, pengembangan pendidikan, peningkatan layanan kesehatan, pelayanan respon sosial kemanusian, dan penguatan dakwah di seluruh muka bumi.

Semangat inilah yang perlu untuk kita teladani. Segenap ikhtiar program pemberdayaan Dompet Dhuafa untuk sesama berdasar asas kepedulian, kolaborasi dan keberagaman. 

Bersama-sama kita selesaikan persoalan umat, berjuang dan bersinergi dengan tiddak takut berbagi. Memberantas kemiskinan bukan semata tugas pemerintah. Ini merupakan kewajiban kita semua dengan saling peduli dalam kemanusiaan tanpa memandang adanya perbedaan. Jangan takut berbagi, demi Indonesia penuh cinta yang damai sejahtera.


“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

17 comments

  1. Makasih, makasih menginspirasi ceritanya

    ReplyDelete
  2. Berbagi itu tentang amalan seseorang jugaa. 3 pahala yg tidak akan terputus setelah kita wafat pun salah satunya amal orang2 sholeh. Lewat berbagi ini merupakan salah satu kegiatan beramal yg pahalanya tidak akan terputus hingga akhir zaman nanti

    ReplyDelete
  3. Semangat bu,jangan berhenti untuk berbagi kesesama

    ReplyDelete
  4. dengan berbagi, kita tidak akan pernah rugi. dalam bentuk apapun, selama itu kebaikan berbagi selalu menjadi berkah insyaallah.
    terimakasih telah mengingatkan untuk jangan takut berbagi.
    semoga sukses

    ReplyDelete
  5. Semangat Bu,
    Jangan lelah untuk berbagi ilmu

    ReplyDelete
  6. artikel bagus mengajarkan untuk selalu berbuat kebaikan
    rental mobil jogja

    ReplyDelete
  7. Kalau kata ustadz arifin ilham, jika sudah tertanam iman dalam hati seseorang, maka keinginan bersedekah itu tinggi sekali. Sedekah kan banyak macamnya yaa.. salah satunya jadi volunteer.. sedekah jasa. Sedekah ilmi. Aah, keren Mba Vita punya semangat tsb. ^_^

    ReplyDelete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<