Air Terjun Belimbing (Difoto oleh Mery) |
Hallo!
Liburan kemana kamu weekend ini? Saya masih pengin nyeritain tentang
weekend saya di Lampung Utara. Suatu wilayah di Lampung yang masih asing
disebut sebagai lokasi tujuan wisata.
Pagi
sekitar jam enam setelah sarapan kami menuju ke rumah dinas bupati yang
ternyata lokasinya cuma selemparan batu dari hotel tempat kami menginap
di Kota Bumi. Di sana udah berkumpul beberapa orang dengan seragam olah
raga pada umumnya. Kaos dan celana training lengkap dengan sepatu dan
mountain bike yang udah nangkring di mobil pick up.
Wow! Serius kali agaknya adventure kita kali ini! Saya benar-benar nggak nyangka kalau persiapan mereka seserius itu.
Ya
gimana enggak, berangkat dari rumah saya cuma tau bahwa kami akan pergi
mengunjungi air terjun. Tanpa tau kalau kami bakal dikasih fasilitas
apa di medqn yang bagaimana dengan kewajiban apa. Heal yeah! But show
must go on. Adventure is in the house.
Kami
menempuh perjalanan sekitar satu jam dari Kota Bumi ke arah Kecamatan
Bukit Kemuning. Setelah sampai di Desa Tanjung Baru, kami berbelok ke
kiri melewati jalan anderlagh sekitar satu kilometer. Tim terbagi dua,
yang akan mengikuti tubing dan yang langsung menuju ke air terjun
sebagai titik finishnya.
Ternyata
fasilitas untuk tubing nggak sampai sepuluh buah. So, hanya Wawan
perwakilan kami yang mendapat kesempatan. Kami langsung menuju ke air
terjun yang jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan melewati
perkebunan sawit dan lokasi penambangan batu. Sementara untuk peserta
tubing, mereka harus melewati jalan yang berbeda kurang lebih satu
kilometer menuju hulu sungai.
Air terjun Belimbing dari atas tebing |
Setelah
ngobrol dengan penduduk setempat, saya diantarkan oleh Reza menuju
lokasi air terjun. Thank God saya nggak harus jalan kaki karena ternyata
dari meeting point alias lokasi parkir kami masih harus treking dengan
medan yang cukup lumayan. Thank to Reza yang sudah mengantar saya
sehingga saya juga bisa meminta tolong orang-orang untuk menjemput
kawan-kawan yang masih di kampung.
Untuk
bisa mencapai air terjun, kami harus melewati anak tangga yang baru
dibangun. Sepertinya spesial banget tangganya baru dibuat dengan sistem
SKS. Tangga yang cukup curam tanpa pegangan bukan sesuatu yang baik
untuk menggapai kebahagiaan di air terjun seindah apapun loh. Semoga
besok-besok jalannya sudah diperbaiki, ya biar aman.
Sampai
di bawah, kami masih harus meniti jalan berbatu ke arah kanan untuk
sampai di air terjun belimbing yang dimaksud. Waaaaaah, air terjunnya
lumayan tinggi dan deras. Ngeri. Saya masih berprinsip bahwa objek
wisata semacam ini hanya untuk dinikmati dari jauh aja. Cukup bermain
dengan riak di bawahnya. Ya kita kan nggak bakal tau seperti apa
bahayanya, jadi be careful ya. Selalu berdoa dimana pun berada.
Untuk
mencapai lokasi finish river tubing, kami harus meniti sungai berbatu
besar-besar itu ke arah sebaliknya. Di sana kami menunggu tim yang
bertualang cukup lama.
Ternyata
waktu yang dibutuhkan untuk mengarungi sungai tersebut dengan ban
adalah sekitar dua jam. Begitu sampai di lokasi finish, para peserta
langsung disambut dengan histeria suka cita. Wajah-wajah mereka bahagia
banget. Semacam lepas dari beban hidup untuk sementara. LOL.
Wisata
river tubing di Sungai Abung ini dikelola oleh beberapa orang jebolan
Himpunan Mahasiswa Lampung Utara di Yogyakarta. Jadi, emang banyak
banget anak-anak dari Lampung Utara yang kuliah di Jogja. Menyebar entah
dimana-mana dan mereka membentuk organisasi ini. Sementara mereka juga
punya wadah lain bagi yang suka dengan alam, Himpunan Mahasiswa Pecinta
Alam Lampung Utara. Mereka bahkan punya program-program kerja sendiri
dan hebatnya semuanya jalan!
Baca juga: Turbin Air, Indikator Desa Mandiri Energi Listrik
Baca juga: Turbin Air, Indikator Desa Mandiri Energi Listrik
Eh,
hebatnya lagi mereka mau mulang tiyuh. Pulang kembali ke kampung dan
membangun kampung. Salah satunya ya dengan mengupayakan wisata adventure
ini. Hebat! Good job, dudes!
Wisata
yang baru sekitar dua tahun terakhir dirintis ini ternyata udah menarik
minat banyak orang. Setiap akhir pekan, bahkan mereka nggak pernah
absen untuk mendampingi para pelancong yang unjuk keberanian atau
sekedar pengin escape dari reality for a while
Menunggu para petualang (Difoto oleh Mery) |
Jadi
sebenarnya trek yang dilalui oleh kawan-kawan kami kali ini adalah trek
sangat pendek. Bukan apa-apa, resiko yang dipegang oleh Tim Abung River
Tubing ini lumayan besar. Pasalnya Ibu Bupati ikut nyebur ke sungai,
Bo. Pemberani banget emang Ibu satu ini.
Aslinya,
Tim Abung River Tubing menyediakan dua trek. Panjang dan Pendek. Trek
panjang akan melewati sekitar lima belas air terjun di perjalanan.
WOW!!! Jadi perjalanan kami kali ini sungguh-sungguh belum ada
apa-apanya, sodara-sodara.
Buat
kamu yang pengin menikmati wisata ini juga, kamu bisa memilih dua trek
tersebut. Untuk trek yang pendek, mahar yang harus dibayar adalah Rp.
80.000 dan untuk trek yang lebih menantang dan panjang maharnya Rp.
100.000. Biayanya terbilang terjangkau yah. Biaya ini sudah termasuk
transportasi dari Basecamp Abung River Tubing, sewa fasilitas dan
perlengkapan safety, makan siang, bahkan foto-foto ciamik selama di air.
Keren!
Ketika ngobrol di
kampung saya mendapat informasi bahwa air terjun yang kamu tuju
terletak di baqah lokasi penambangan batu split. Too bad. Dan masyarakat
juga tau dampaknya bakal seperti apa jika gunung yang melingkupi desa
mereka dikeruk. Gunung itu bukqn hanya catchment area bagi Desa Tanjung
Baru tapi juga seluruh Lampung Utara bahkan sebagian Lampung Barat kalau
tidak salah.
Tambang batu dari kejauhan |
Di atas
perkampungan itu terletak hutan register. Kalau nggak salah register 34.
Masyarakat tau kalau mereka nggak boleh masuk kesana. Hutan itu adalah
masa depan kehidupan mereka. Sama seperti gunung yang ditambang itu,
hutan lindung yqng di atas mereka juga nggak boleh dijamah demi
investasi rakus ruang dan lahan semata. Dan sedihnya adalah bahwa
penambangan batu itu berijin.
Kesaksian
dari beberapa masyarakat dan pengelola river tubing bahwa dulu sebelum
ada penambangan batu tersebut, debit air di Sungai Abung lebih deras.
Sekarang debit air lebih sedikit sehingga batu-batu juga lebuh terlihat
dan arusnya sulit diestimasi karena bisa saja terdapat limpahan air
mendadak jika di atas hujan deras.
Semoga
kerusakan ekosistem di Sungai Abung nggak terjadi ya. Sehingga wisata
petualangan andalan Kecamatan Balik Bukit dan Lampung Utara ini bisa
berjaya. Kehidupan anak cucu kita kelak juga bisa terjamin
keberlanjutannya. Para pengelola river tubing ternyata punya banyak
rencana untuk menjadikan wisata di Sungai Abung ini bukan sekedar wisata
advebture bagi orang dewasa yang pengin menguji nyali dan memompa
adrenalin semata saja. Mereka juga punya harapan bahwa kelak wisata di
Sungai Abung ini bisa menjadi objek bagi anak dan remaja untuk
mendapatkan pendidikan lingkungan hidup secara komprehensif. Ya kalau
mau jadi tempat untuk pendidikan lingkungan hidup, maka pengelolaan
lingkungan di sana juga harus baik toh? Harus berkelanjutan dan tentunya
ramah lingkungan.
Oh ya,
satu lagi. Meski belum resmi dibuka, nyatanya di lokasi sudah terdapat
beberapa sampah plastik. Menyedihkan ya kelakuan para pelancongnya.
Bahkan mereka membuang puntung rokok dan plastik bekas tisu. Jangan
lagi-lagi yaaa kejadian macam itu.
Last
but not least, fasilitas wisata air sungai semacam ini nggak pernah ada
di benak saya bahwa saya bakal menikmatinya di Lampung loh. Soz ini
harusnya bisa jadi potensi yang bisa kita manjukan bersama-sama. Semoga
besok-besok saya bisa kembali kesana dan menikmati segala fasilitas
adventurenya. Semoga besok-besok Tim Abung River Tubing sudah lebih
matang dengan program-programnya, yaaa. Sakses!
Wah, mantap banget, deh. Kalo ke sana lagi kudu banget nyobain tubing.
ReplyDeleteHaha. Swmoga ada kesempatan lagi yg oke yaaaa
DeleteAku udah nyobain. Asik banget
ReplyDeleteMasa? Asik ya tubing sendirian temennya enggak?
Delete