Masih lekat dalam benak
saya, dulu saya memanggilnya ‘Manda’ pertama kali di grup WA Blogger Cantik
Jogja dan beberapa bertanya, kenapa dipanggil Manda? Siapa Manda? Wah,pasti
belum pada berkunjung ke blog-nya tuh. Haha. Itu sekitar setahun lalu.
Sebelumnya: Tentang Kutu Buku Bernama Asri Rahayu
Dulu,
sewaktu kuliah S1, saya punya ‘Manda’ dan ‘Panda’ di kampus. Sebutan untuk
ketua dan sekretaris bidang pendidikan di organisasi kampus di jaman saya masih
bau kencur. Sebutan itu akronim dari Mama-nya Nda dan Papa-nya Nda. Hehe. Jadi
ketemu Manda dan Panda di Jogja seperti mengulang kenangan masa lalu yang tak
lekang oleh waktu. Tsaaahhh.
Pertama
kali mengenalnya juga langsung di dunia nyata, di Arisan Ilmu pertama di Jogja.
Kebetulan tempatnya di rumah Manda yang ternyata nggak jauh dari tempat latihan
nari saya.
![]() |
Arisan Ilmu #1 |
Perempuan
yang saya bicarakan adalah seorang Primastuti Suryani yang tenar membawa nama
belakang suaminya, @imasatrianto. Putri sulung dari dua bersaudara dari Bapak
Djoko dan Ibu Wiwien ini merayakan milad setiap 28 Februari. Orangnya cantik
dan njawani banget. Karakternya
dewasa, penyabar dan peduli.
Dulu
sewaktu saya masih d Jogja, setiap ada event
blogger atau sekedar hang out, saya
pasti bergantung pada Manda atau Mbak Diba. Saya kan nggak punya sepeda motor,
kalau suruh nggowes jauh-jauh yaaa... lelah juga hati adek, Bang. LOL.
Pernah
suatu ketika kami baru pulang dari menghadiri undangan sebuah restoran di utara
Jogja. Saya diantar Manda sampai ke Kerajaan Kecil Vita. Di sepanjang jalan
itulah saya jadi semakin mengenal Manda. Manda juga jadi banyak tanya-tanya
sama saya. Manda tanya, sebenarnya saya sakit apa? Waktu itu saya memang sangat
kurus. Berat saya hanya 44 kilogram dan sedang dalam masa pemulihan setelah
bedrest selama dua bulan. FYI, sekarang berat badan saya 58 kilogram loh! *Proud but sad*
Setelah
saya jelaskan bahwa ada masalah dengan rahim saya, Manda nampak sangat antusias
dan iba memandang saya. Sambil nyetir, tangan kiri Manda mengusap lembut lengan
kanan saya. Manda meyakinkan bahwa nggak semua perempuan yang bermasalah dengan
rahimnya dipastikan nggak bakal punya anak. Manda cerita tentang seseorang yang
nyatanya bisa punya anak meski dalam kondisi sudah sangat pesimis.
“Pacar Rinda tau Rinda sakit apa?” tanya Manda yang
nampaknya sangat berhati-hati.
Saya
menjadi semakin yakin bahwa manusia benar-benar hanya bisa berencana dan
berusaha semaksimal mungkin yang kita bisa. Selebihnya adalah kuasa Tuhan untuk
mengabulkan atau menunda apa-apa yang kita minta. Waktu itu, enam tahun Panda
dan Manda menantikan kehadiran sang buah hati. Sabar dan jangan menyerah ya
Panda dan Manda sayaaaaanggg :*
Saya jadi
berpikir, mungkin Tuhan masih ingin membiarkan Panda dan Manda mengurai
romantisme yang menginspirasi setiap orang yang melihatnya. Tuhan masih
membiarkan Manda menebar manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Berbagi
inspirasi lewat tulisan-tulisannya. Berbagi kebahagiaan setiap ngobrol
dengannya. Berbagi rejeki lewat job
vacancy yang disediakannya. Intinya, menjadi manusia yang bermanfaat bagi
masyarakat di sekitarnya dan siapapun yang mengenal Manda.
Panda dan
Manda merupakan sosok pasangan idaman setiap orang. Mereka saling mendukung
aktivitas satu sama lain. Mereka berdua juga sangat suka jalan-jalan. Makanya nggak heran kalau blog Manda bernama
tamasyaku.com karena memang isinya kebanyakan tentang jalan-jalan dan
kulineran. Ada lagi satu blog Manda yang lumayan baru tentang keseharian Manda,
kalian bisa sesekali mengunjungi ceritamanda.com dan bersiaplah tersenyum dan
bersemangat kembali. Jangankan membaca tulisan Manda di blog, membaca status
Manda diFacebook aja selalu bahagia. Positif terus sih nadanya.
Selain
suka jalan-jalan, Manda juga suka banget membuat bento. Dan karena Manda nggak
pernah main-main dalam setiap apa-apa yang dilakukannya, Manda dan tiga orang
temannya membuat dbento.com. Blog khusus bento ini memang sengaja dibuat karena
minimnya blog dengan bahasan sejenis dalam bahasa Indonesia. Dbento yang officially lahir pada 24 April 2010
lahir ini merupakan singkatan dari Deutschland
alias Jerman dan bento karena memang dibuat ketika mereka bersama-sama tinggal
di Jerman dan menjalin persahabatan. Empat sekawan di balik dbento bahkan saat
ini tinggal di kota yang berbeda-beda. Ada Lia di Aachen Jerman, Intan di
Bandung, Ira di Duren Jerman, dan Manda sendiri di Yogyakarta.
Dulu
sebelum menikah, Manda adalah seorang wanita karir. Hingga akhirnya setelah
menikah Manda benar-benar membuat keputusan besar dalam hidupnya. Menjadi istri
dan ibu rumah tangga nggak pernah ada di dalam benak saya. Status ibu rumah
tangga ala Manda beda. Ibu rumah tangga produktif dan inspiratif. Eh, kayaknya
Manda harus ikutan ngajar di Kelas Inspirasi deh. ;)
Awalnya
saya kebayang betapa boring-nya kalau
hanya di rumah, sesekali hang out,
arisan. Ibu-ibu masa kini kayak di tivi-tivi. Sementara saya kan kebiasaan
melanglangbuana dari the lost world
lalu kembali ke real world, mendaki
gunung, lewati lembah, menyusur sungai.
Tapi Manda
dengan bekal ilmu dan kecerdasan yang dimilikinya, sekaligus dukungan dari
keluarga tentunya, Manda bisa jadi ibu rumahtangga yang sukses. Gimana enggak,
Manda mengelola usaha minimarket, berbisnis di Oriflame, sekaligus ngehits
sebagai blogger.
Yang saya
nggak habis pikir adalah bahwa Manda selalu online
dan nggak ketinggalan bertegur sapa dengan teman-teman di dunia maya. Kalau
lagi kumpul-kumpul di dunia nyata, Manda juga tetap fokus ngobrol, antusias dan
sangat menghargai lawan bicara. Rupanya IQ, ESQ, dan EQ Manda sudah lulus
dengan nilai sangat baik, jadi dia bisa melewati semua aktivitas itu dengan
lancar. Manda sendiri memang mengaku kurang suka ditelpon. Benar juga sih,
bicara ditelpon akan mengurangi fokus kita pada hal lainnya. Munculnya beragam
fasilitas chatting ternyata
benar-benar memudahkan aktivitas manusia jika digunakan sebaik mungkin.
Shortly, Manda selalu peduli. Bahkan soal hal yang remeh
pun Manda selalu menunjukkan awareness-nya.
Tentang saya yang curhat soal SPP bahkan saat saya ingin beli lipstik. Bahkan sewaktu saya mau wisuda, Manda sampe merekomendasikan tetangganya untuk merias. Saya merasa sangat diperhatikan. LOL.
Terimakasih atas hadiah seperangkat alat make up-nya lho Manda, Kakak Riant dan
Mbak Diba-diba-cinta-datang-kepadaku. Blush
on dan eye liner-nya masih ada
banyak sekali. Kalau parfum sama lipstiknya boleh nambah lagi nggak?
Back again to Manda, dengan segala keseimbangan hidup
itu, Manda selalu low profile.
Katanya, “Manda cuma seorang istri yang suka sibuk dan nggak bisa diem. Suka
belajar, Rindaaaa... karena semakin merasa kecil kalau ketemu banyak orang.”
Padahal
menurut saya, menjadi istri itu bukan sekedar ‘cuma’. Tapi itu merupakan suatu
bakti yang tiada tara. Bakti kepada Tuhan, suami, keluarga, dan masyarakat.
Hal lain
yang saya kagumi dari seorang Manda adalah bahwa Manda nggak pernah segan untuk
menegur jika saya melakukan kesalahan. Bukannya sebal, saya malah senang dengan
sikap seperti ini. Seperti pengakuannya, Manda adalah seorang ‘Jawa’ yang
‘bersikap Sumatera’. Ceplas ceplos dan nggak pernah mendem njero. Begitulah seharusnya seorang sahabat, seorang kakak. Ya
kalau memang itu untuk kebaikan, kenapa harus disembunyikan. Selama disampaikan
dengan cara yang baik sehingga nggak menyakiti orang lain.
Suatu
ketika, saya pernah mendapat masalah lantaran menulis tentang suatu coffee shop di Kota Cimahi. Ketika itu
saya memang terlalu jujur dan sangat terus terang dalam menunjukkan
ketidaksukaan saya atas pelayanan dan produk di kedai itu. Hingga sang pemilik
kedai marah besar. Waktu itu saya curhat dan minta masukan dari rekan-rekan
blogger di Jogja. Salah satu yang memberikan komentar cukup serius adalah
Manda. Manda menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan sepenuh hati. Sharing is caring, segala ilmu yang saya
pelajari pasti berguna bagi perbaikan diri saya ke depan nanti.
Dalam
rangkaian pertemanan kami di Jogja, saya adalah salah satu yang sering di-bully. Selain karena relatif muda
daripada beberapa lainnya, saya juga suka lemot. Dan alasan terakhir ini yang
membuat saya jadi objek bullying. Manda
sering menghibur saya, dan mungkin juga para korban bullying yang lainnya. Bullying
itu tanda sayang, kata Manda. Dalam pertemanan, di-bully itu biasa. “Saat kita bercengkerama dan bertemu, kita kakak
adek sekaligus sahabat. Begitulah pertemanan, trust and simple.”
Ah, Manda.
Nggak akan ada habisnya kalau membahas tentang Manda. Oh iya, semoga kita lekas
ketemu lagi. Ingat, ya. Manda masih punya utang makan-makan setelah Manda
wisuda Magister Manajemennya. *devil
laugh* Semoga segala upaya kita dalam mengejar impian senantiasa diberkahi ya, Manda Sayang :*
Saya selalu ingin
kembali ke Jogja bukan karena Jogja yang Istimewa, tapi Manda dan sahabat-sahabat di
Jogja lainnya yang membuat saya nyaman, karena KALIAN ISTIMEWA!
Disclaimer:
Foto-foto itu koleksi Manda. Saya mah nebeng eksis aja :D
Rindaaaaaaaaaaaaa, paket kumplittttt! Kok bisaaaaaaa detail A-Z giniiii siiiii??? Wah jangan2 rinda nyewa paparazzi niiii... Rindaaaa, hope you always n always happy and success.. Doa baik menyertaimu rindaaaa... Terima kasih catatan sepenuh hati yang membacanya banyak cleguk cleguk, oohhh seperti ini ya kekuatan dunia maya... Terima kasih mewarnai hari2ku di dunia nyata dan dunia maya... Silaturahminya tersambung terus yaaa rindaaaa... Loveee uuuu....
ReplyDeleteTuhhh kan, ngeresponnya cepet bener. padahal baru di-share. LOL. Aamiin. Aamiin yaa rabb.Love you too Mandaaaaa
DeleteWaw pada cantik-cantik semua mbak :) Semuanya Istimewa :D
ReplyDeleteTerimakasssssihhhh :)
DeleteHai Kak Manda, saya jadi tertantang untuk berkenalan denganmu
ReplyDeleteSama akunya enggak kak? huhuhu
DeleteIndahnya punya teman seperti Mand ini ya Mbak. Sahabat yang baik dan juga istri yang sempurna :-)
ReplyDeleteAamiin... semoga bisa meneladani segala yg baik2 :D
Deleteterimakasih mbak Manda udah jagain Rinda di seputaran kerajaan kecilnya, hehehehe
ReplyDeletebtw foto di parkiran pizza nya ga ada ? hehehe
Eh iya jugaaa yaaa... belum dishare loh kayaknyaaaa #FokuskeFoto
Delete