Halo ! Bagaimana hidupmu? Apakah kamu
dan lingkunganmu telah bahagia? Semoga saja air hujan yang turun, sinar
matahari yang selalu hadir, tanah yang selalu dipijak serta langit yang selalu
ditatap semuanya bersuka ria. Lalu
bagaimana dengan laut?
Indonesia sebagai Negara Maritim dimana
2/3 dari seluruh teritorialnya adalah lautan. Tentunya sulit untuk meragukan
keindahan lautan Indonesia dari sabang sampai merauke. Tapi buddies, ada yang
tersisa dari keindahan itu, adalah sampah plastik yang jumlahnya jutaan ton.
Bagaimana tidak? Tiap menitnya, lebih dari satu juta kantong plastik yang
digunakan dan itu pun hanya satu kali pakai. Sedangkan sampah plastik di laut
membutuhkan waktu 450 tahun untuk bisa terurai dan 1000 tahun waktu untuk
mengurai sampah plastik di dalam tanah. Ibu Tuti Hendrawati, Dirjen pengelolaan
sampah, limbah dan B3 KLHK, memprediksikan sampah plastik di Indonesia akan
mencapai 9,52 juta ton di tahun 2019. 14% dari total jumlah sampah yang akan
mencapai 68 juta ton. Indonesia pun masuk ke dalam peringkat kedua dunia
sebagai penghasil sampah plastik ke laut
setelah Tiongkok. Malu kan buddies??
Bayangkan saja, jika persentasi jumlah
sampah plastik terus melaju tanpa adanya penanganan khusus, mau jadi apa
Indonesia kita?
Banyak sekali dampak yang akan
dirasakan masyarakat dan lingkungan akibat sampah plastik. Terjangkit wabah
penyakit, ekosistem terganggu bahkan hingga kematian yang dapat menyerang
manusia dan makhluk hidup lainnya. Racun yang terkandung dalam plastik akan
mengancam kehidupan cacing si makhluk pengurai. PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai dan akan menjadi
pembunuh berantai. Kantong plastik akan menghambat jalur air meresap ke dalam
tanah sehingga menganggu kesuburan tanah.
Sampah plastik yang dibuang
sembarangan di sungai akan mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan aliran
sungai. Terakhir, sampah plastik akan mengancam hewan laut seperti lumba-lumba,
penyu laut dan anjing laut yang akan mengira plastik adalah makanan. Seperti
yang dialami fotografer Chris Jordan yang sedang berburu gambar burung Albatros
di kepulauan Atol Midway Pasifik Utara. Albatros adalah burung pemakan hewan
laut. Saat itu, Chris menemukan 10 ribu bayi Albatros tewas dengan sampah
plastik di dalam tubuh mereka. Albatros banyak memakan plastik-plastik di
lautan yang terlihat seperti hewan laut.
Jika terus ditelusuri akibatnya,
rasanya hanya akan membuat bulu kuduk berdiri. Sebagai anak muda yang cerdas
dan peduli, kita patut berada di garda depan dalam upaya pengurangan sampah
plastik. Seperti slogan yang sedang naik daun, “yang Muda yang Berkarya”.
Berkarya tidak melulu menghasilkan produk kasat mata. Namun, ide, gagasan,
kepedulian, dan inisiatif pun dapat menjadi karya terbaik kita.
Apa yang bisa kita lakukan? Banyak !
Tidak perlu banyak-banyak buddies,
konsisten pada satu hal pun akan sangat membawa perubahan.
Baca juga: "Maaf, Mbak. Kembaliannya Kresek Aja Ya."
Seperti penderita overweight yang butuh diet teratur agar ia terhindar dari penyakit
dan mendekatkan diri pada kesehatan dan keindahan diri. INDONESIA pun butuh DIET.
Ya,
DIET KANTONG PLASTIK !
Mengurangi penggunaan atau bahkan
menghilangkan penggunaan kantong plastik sehari-hari adalah aktivitas diet plastik
yang dapat kita lakukan bersama. Mudah dan murah. Pasalnya, kita seringkali
malas membawa kantong nonplastik yang dapat digunakan berkali-kali. Memang,
malas adalah penyakit paling mematikan. Mematikan akal pikiran manusia. Diet
kantong plastik tidaklah sulit. Paksakan diri untuk menghindari kantong plastik
ya? Hingga kebiasaan ini melekat pada diri. Ingat, hal kecil akan mengubah
banyak hal.
Lalu bagaimana perusahaan perbelanjaan?
Sama ! kurangi bahkan hilangkan penggunaan kantong plastik. Paling tidak, produksilah
kantong berbahan ramah lingkungan. Seperti bahan Oxium (terurai dalam 2 tahun)
dan ecoplas (terurai dalam 6 bulan) jika syarat degradasinya terpenuhi atau Enviplast
yang terbuat dari singkong atau sawit.
Akhir-akhir ini, banyak kreator yang menyumbangkan
ide untuk membuat sendiri kantong dari bahan pakaian yang sudah tidak terpakai
lho. Buddies bisa mencoba sendiri di rumah. Caranya mudah. Hanya membutuhkan
bahan kaos bekas, gunting, dan benang jarum jika diperlukan. Seperti ini
jadinya, Sederhana kan?
Jangan ragu untu berbuat sesuatu untuk
mengurangi sampah kantong plastik. kamu tidak akan menjadi satu-satunya pejuang
sampah plastik. Sudah banyak yang menyebarkan virus semangat untuk menjaga
lingkungan dari sampah plastik di beberapa kota di Indonesia. Salah satunya
adalah Komunitas Diet Kantong Plastik siap menjabat tangan kalian untuk
bergabung bersama menjadi relawan. Kamu bisa bergabung sesuai dengan kemampuan
dan kesenangan kamu. Pemerintah pun
mendukung. Tanggal 21 Februari disemarakkan sebagai hari peduli sampah yang
menggagas kepedulian terhadap sampah plastik. Pemerintah juga memutuskan untuk
memberlakukan pembayaran sebesar 200 rupiah untuk penggunaan plastik saat
belanja. Ini mengarakan kita untuk berpikir ulang untuk lebih baik tidak
membeli kantong plastik.
Tunggu apa lagi buddies??
Saya sudah mencoba bergabung menjadi
relawan, kamu kapan??
Sumber :
Twitter : @_intankemala
Instagram : @intannurulkemala
Blog url : http://ink-wiharjo.blogspot.co.id/
Setuju, diet kantong plastik. Atau seperti thn 90an ketika berbelanja konsumen membawa tas belaja sendiri sehingga tidak perlu banyak menggunakan kantong plastik. Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu :)
ReplyDeleteSepakat. Bukan nominal 200 rupiahnya, tapi esensi dibakiknya dimana kepedulian terhadap lingkungan bisa dimulai dari hal kecil ini
ReplyDelete