Atasi Burnout Sebelum Kicked Out


Beberapa minggu yang lalu sempat trending topic di X #JanganJadiDosen dan Saya juga ikut curhat di sana. Memang sangat keterlaluan sih negara ini men-treat guru dan dosen. Ketika guru dan dosen belum disejahterakan oleh negara, ya gimana mereka bisa menunaikan tugasnya untuk mendidik anak bangsa. Isu ini bahkan juga sampai diangkat oleh beberapa media masa sehingga makin menjadi perbincangan di mana-mana. Lah kalau udah diomongin sama semua orang terus apa? 

 

Ujung-ujungnya, kami, pekerja kampus yang juga disebut buruh kampus ya tetap harus menjalankan fungsinya untuk mengabdi kepada negara. Bahkan nggak jarang juga kok yang memandang sinis atau apatis,”kalau nggak setuju dengan upahnya ya tinggalkan!” Bahkan ada yang nggak percaya dan nyuruh ngitung tunjangannya, padahal dosen nggak punya tunjangan kinerja. Adanya sertifikasi dosen yang bahkan sampai sekarang pun saya belum dinyatakan eligible. Hal-hal yang lainnya gimana, termasuk remunerasi? Nah, ini bergantung pula dengan status kampus dan kemampuannya. Mereka banyak berkomentar,”kenapa masih mau?” Padahal kan bukan itu point-nya.

 

Ini adalah tentang bagaimana kita bisa menghargai jerih payah seseorang dengan keterampilan tertentu. Tentu latar pendidikan dan pengalaman harusnya menjadi dasar pemberian upah yang layak, baru kita bisa menuntut kinerja yang tinggi.

 

Saya lebih senang menyebut ‘upah’ supaya vibe-nya mengakui bahwa kami adalah buruh. Upah dosen beda-beda bergantung jabatan akademik dan pangkat serta golongannya. Status ASN atau pun non ASN ya harusnya minimalnya sama, bergantung juga dengan kampus tempat mereka mengabdi. Untuk ASN acuannya adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019. Di sana telah di atur bahwa dosen PNS yang baru Golongan III (masa kerja 0-1 tahun) diupah Rp 2.688.500 - Rp 4.797.000 per bulannya. Banyak orang yang nggak percaya ketika saya yang sudah mengabdi sejak 2016, tapi baru CPNS sejak 2022 ini upah saya turun cukup signifikan. Apalagi CPNS cuma menerima upah 80%.

 

Di SK pengangkatan CPNS, upah saya tertulis Rp. 2.100.000. Gimana saya nggak menangis. Makin stress lagi ketika itu status saya sedang tugas belajar dengan surat tugas Non ASN. Jadi statusnya complicated hingga kini karena CPNS belum boleh sekolah. Di sisi lain, saya sudah Asisten Ahli sejak 2020 (waktu itu belum ASN), sehingga ketika status saya sudah PNS di 2023 kemarin, saya baru bisa mendapatkan kembali tunjangan jabatan akademik saya sebesar Rp. 350.000. Mirisnya, angka ini nggak pernah kena inflasi sejak 2007, lha wong dasar penetapannya aja Perpres Nomor 65 Tahun 2007 dan belum pernah naik sampai sekarang. So, terima kasih, Pak SBY!

 

Saya bilang, kalau kamu nggak cukup privileged, #JanganJadiDosen deh beneran! 

 

Dosen Burnout, Gimana Mahasiswanya?

 

Saya nggak sendiri, bahkan banyak juga kawan-kawan yang burn-out bahkan depresi. Di beberapa kampus bahkan dosennya sendiri jadi klien di Satuan Tugas Kesehatan Mental. Mereka masih harus memikirkan ngajar, mengabdi ke masyarakat, dan penelitian. Belum lagi beban administrative yang gila-gilaan. Di sisi lain, kalau mereka ‘lurus-lurus’ aja ya dapur enggak ngebul. Artinya dosen harus punya side hustle, ini juga berarti bebannya nambah. Bukan saja beban secara fisik tapi juga mental.

 

Saya membaca beberapa literatur tentang work life balance dan burnout karena mahasiswa saya juga sedang meneliti itu. Burnout adalah respons psikologis terhadap stres kronis terkait pekerjaan dan ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya pencapaian pribadi (Maslach et al., 2001). Dosen yang mengalami burnout sering kali merasa terbebani, terkuras secara emosi, dan berkurangnya kebanggaan dalam pekerjaannya. Tentu hal ini punya dampak negatif terhadap produktivitas dosen karena pada akhirnya akan menurunkan motivasi, menarik diri, tidak kreatif, sulit konsentrasi, sinis, gampang tersinggung, hubungan dengan semua orang memburuk, dan tidak puas dalam setiap pekerjaan mereka. Terkadang juga muncul perasaan tidak dapat memenuhi ekspektasi. Ekspektasi siapa pun, termasuk diri sendiri. 

 


Seseorang kadang denial. Menolak kenyataan bahwa mereka butuh bantuan. Sehingga kondisi burnout ini seringkali tidak disadari sampai waktu yang lama dan memicu depresi, kecemasan, bahkan hingga berdampak pada kondisi fisiknya (strespsikosomatis). Jadi penting untuk mengetahui seperti apa kondisi diri sendiri dan bisa mencari bantuan jika diperlukan.

Kenapa sih dosen bisa burnout? Banyak penyebabnya, mulai dari workload yang sangat gila, tugas nggak jelas karena mepet deadline dan berubah-ubah, tekanan karena penugasan tambahan, jam kerja berlebihan karena bimbingan pun bisa sampai lewat tangah malam, kecewa dengan birokrasi, melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nurani, berada di lingkungan toxic bahkan di-bully, dan pada intinya adalah kemustahilan dosen untuk menerapkan work life balance. Sehingga banyak dosen yang nggak bisa family time, apalagi me time yang berujung pada burnout.

Kalau dosennya aja jadi pasien psikiater dan klien psikolog terus meramaikan ruang konseling Satgas Kesehatan Mental, gimana dengan mahasiswanya? Meski pun beberapa kasus Kesehatan mental mahasiswa bukan cenderung dipicu oleh perilaku dosennya, tapi kebanyakan justru karena orang tua mereka, tapi sadly mahasiswa sekarang juga sudah kena mental issues yang cukup serius. Bahkan di kampus tempat saya megajar, 10% dari mahasiswa baru 2023-2024 terdeteksi dini memerlukan perhatian khusus.

Lakukan Cara Ini untuk Mengatasi Burnout!

Ya, paling enggak inilah yang saya lakukan atas dasar ngobrol sana sini. Dialog berbulan-bulan dengan banyak orang termasuk kontrol rutin dengan psikiater dan terapi dengan psikolog. Saya nggak pernah malu mengakui kondisi ini karena beginilah kenyataannya. Saya pengin isu ini mendapat perhatian lebih lagi dan dinormalisasi bahwa bukan nggak mungkin seseorang terkena penyakit mental meski bagaimana pun latar belakang keluarganya, pendidikannya, pekerjaannya, dan sebagainya. BTW, tips ini berlaku untuk semua, ya, bukan cuma dosen aja

  • Mengakui

Kita perlu mengenali diri sendiri, mengakui apapun kondisi diri kita ya beginilah adanya. Ini untuk menghindari sikap denial tadi. “Ah, nggak mungkin saya depresi!” yang pada akhirnya memunculkan perasaan jumawa “Ah, nggak mungkin staf saya stress kerja sama saya!” who knows? Ya, diri sendiri dulu, deh. Dievaluasi dulu, diseleksi, disisir lagi mana kira-kira pekerjaan yang perlu diambil atau tidak.

  • Jangan Jadi “Yes-Man

Ini berkaitan dengan pengakuan diri tadi, bahwa sering kali kita melakukan semua pekerjaan yang dilimpahkan karena adanya perasaan tidak enak. Sekarang jangan lagi. Kamu berhak menolak apabila kamu memang nggak sanggup, apalagi kalau nggak sesuai sama hati nurani. Mending mundur teratur dan berada di garis aman aja. Tapi kalau tugas itu emang berkaitan sama passion kamu ya go ahead karena tentu kamu akan melakukannya dengan senang hati.

  • Support System

Ini nggak kalah penting. Kamu adalah gimana lingkungan kamu. Kalau kamu bahkan pernah di-bully di kantormu, terus kamu nggak punya power ya saran aku sih minta tolong, lapor ke pimpinan dan cari dukungan. Cuma kadang si pem-bully atau orang-orang yang toxic gini suka punya power berlebih, atau sekedar bermulut manis sehingga korban ya bakal kalah telak. Kalau udah gini sih, mending melambaikan tangan kekamera aja. Soalnya banyak kasus juga yang katanya nggak sudi kerja di suatu instansi, mau resign dan sebagainya, tapi nggak resign-resign. Ya, mending kamu aja menyelamatkan diri, deh!

Keluarga juga tempat kamu pulang. Sebisa mungkin bina hubungan baik dengan keluarga. Selesaikan apa yang perlu diselesaikan yang urusannya sama keluarga semacam inner child, trauma masa lalu, dan sebagainya. Kalau emang keluarga udah nggak bisa lagi jadi ‘rumah’ kamu bisa menemukan rumah-rumah yang lainnya, rumah temanmu, mungkin. Rumah pacarmu, LOL. Ya, mungkin kamu juga bisa bikin komunitas orang-orang yang tidak punya ‘rumah’.

Saya serius, lho.

  • Lakukan Apapun yang Bikin Kamu Happy!

Sangat penting untuk menekuni hobi. Kalau saya sih suka curhat, saya melakukan journaling. Saya mengidentifikasi perasaan saya sehari-hari. Saya memberikan rate atas apa yang saya rasakan, kemudian saya melakukan evaluasi dan kemudian me-rate ulang perasaan tadi. Ini bisa jadi semacam evaluasi untuk menemukan apa yang salah dalam diri kamu, apa yang menyebabkan kamu merasakan ini-itu. Saya juga mencatat diet saya, kualitas tidur saya, target-target harian saya. Bisa jadi saya gelisah yak karena saya belum pup sejak tiga hari lalu. Jangan terlalu terbawa perasaan, bisa jadi juga tubuhmu yang butuh perhatian.

Mumpung lagi musim orang olahraga, ya lakukanlah olahraga. Olah raga ini harus, sih. Bukan karena lagi musim aja. Pelan-pelan latihan lari untuk bisa ikutan event lari 5km atau 10 km. Biar jangan lari dari kenyataan terus. Tapi kalau kondisimu kayak saya, cukup lakukan yoga dan jalan santai aja. Saya kondisi lutut kurang baik ditambah dengan karakter yang kalau dipacu maka nggak pernah mau kalah dan otak malah tambah kerja keras, mending melambat dulu. Ini sih pesan salah satu psikolog yang saya datangi yang diamini oleh seorang psikiater. Jadi, lagi-lagi kamu harus kenal seperti apa dirimu.

dare to win!



Saya juga suka merawat tanaman kalau lagi mood. Sekarang di salah satu dinding pagar rumah saya ada mini vertical garden meski nggak seluas punya Aura Kasih. Lee Kwan Yew di atas dak teras saya juga lagi gondrong banget dan udah beberapa kali dipangkas. Saya senang banget teras rumah saya ada hordeng Lee Kwan Yew. Ya, meski pun saya ada pengalaman buruk sama tanaman ini, tapi at least saya bisa mewujudkan rumah saya yang dipercantik lee kwan yew dan bikin udara jadi makin segar. Semakin bagus sirkulasi oksigen di dalam tubuh, tingkat stress juga berkurang karena peredaran darah juga lebih lancar.


Ada lagi satu hal yang saya sukai tapi sempat saya abaikan bertahun-tahun: MAIN GAME! Sebenarnya saya suka banget nge-game, tapi udah belasan tahun, hobi ini saya tinggalin karena (merasa) NGGAK ADA WAKTU. Padahal main game bukan cuma buat me time, tapi juga buat melatih otak biar kerja tapi lebih rileks.

Untuk mendukung kegiatan baru saya itu, saya sedang sibuk ngepoin ASUS nih. Lihat gambar di bawah ini, deh. Gagah banget kan incaran saya? Pada tahu Republic of Gamers atau bias akita sebut ROG, kan? Ini salah satu sub-merek ASUS khusus menghadirkan hardware dan software gaming terbaik di dunia. Kebayang ya target para pegawai ASUS ini kayak gimana sehari-harinya terus juga bagaimana mereka mengelola proyek yang agile demi menghadirkan perangkat yang terkenal sama performa dan kualitasnya? Perlengkapan ROG juga telah digunakan untuk memecahkan ratusan rekor overclocking dan terus menjadi pilihan utama para gamer dan antusias di seluruh dunia, termasuk saya meski pun masih noob. LOL.


ROG Phone 8 Series, Si Futuristik dan Revolusioner

Nah, bentar lagi ASUS bakal merilis ROG Phone 8 Series, Smartphone gaming yang dirancang khusus lebih dari sekedar main game untuk menghadirkan pengalaman premium terbaik bagi audiens yang lebih luas. Bukan sekedar gaming, itulah yang menarik buat saya karena konon gadget ini didaulat sebagai gadget yang futuristic sekaligus revolusioner. Kenapa begitu? Kali ini ROG Phone bertransformasi jadi ponsel yang merambah berbagai salangaan pengguna, nggak cuma buat hardcore gamer aja. Istilahnya lifestyle mainstream smartphone gaming gitu. Jadi siapa pun kamu, boleh cermati keunggulan dan inovasi dari ponsel ini, ya!

Ponsel ini juga lebih ramping daripada seri-seri sebelumnya, tentu lebih ringan juga sehingga saya yakin banget nggak bakal bikin tangan cidera. Penting banget ya untuk memastikan gadget yang kita gunakan itu cukup ergonomis atau enggak, salah-salah terlalu besar atau kecil, berat atau bahkan terlalu ringan juga bisa menyebabkan tangan kita cidera yang berakibat fatal. Si jagoan saya yang bentar lagi hadir ini teknologinya Ultra-bright display dengan layar AMOLED fleksibel 6.78” 165 Hz bezel ultra tipis 2500-nit. Kita juga nggak perlu mengeluarkan energi berlebih karena ponsel ini dilengkapi dengan penyegaran adaptif LTPO dengan kecepatan sampling sentuh 720 Hz yang sangat halus. Peka banget, bro!



Fitur-fitur yang ada di ponsel ini dirancang mudah digunakan oleh siapapun bukan cuma gamer, termasuk streamer dan content creator. Saya juga ada keinginan untuk kembali lagi lahir sebagai blogger andal, sebagai content creator yang produktif. Sangat disayangkan, sejak saya aktif bekerja justru saya yang awalnya mengaku sebagai half blood blogger malah jadi hiatus dan ketinggalan zaman gini. Padahal salah satu dosen yang jadi teladan buat saya adalah Pak Dasapta Erwin yang juga aktif di media sosial, beberapa dosen lainnya juga aktif di berbagai platform terus kenapa saya enggak?

Terus soal performa juga yang nggak perlu diragukan lagi. ASUS ROG Phone 8 ini pakai Snapdragon® 8 Gen 3, 8533 Mbps LPDDR5X RAM, UFS 4.0 menghasilkan performa yang boleh diadu sama pesaingnya. Dia juga ponsel gaming pertama di dunia yang memilki IP68. Seolah emang dunia ini udah dikuasai semua sama AI, begitu pun teknologi di ponsel ini. Fitur-fitur AI X-Sense, X Capture, AI Grabber untuk bermain game; AI Noise Cancellation, AI Wallpaper, Semantic Search untuk gaya hidup semuanya udah komplit. Demi menunjang karir sebagai content creator juga Saya cukup penasaran sama AI Kamera 50 MP utama dengan 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilizer 3.0; 13 MP ultrawide yang memiliki lensa bebas; 32 MP telephoto dengan 3X optical zoom dan OIS. 



Yang kebayang sama saya sih saya bakal bisa melakukan banyak hal pakai ponsel ini nggak sekedar buat gaming. Bisa buat zoom meeting sampai produksi konten untuk berbagai kebutuhan. Soalnya layarnya udah pakai teknologi AniMe Vision berupa Mini LED yang dapat disesuaikan pada ROG Phone 8 Pro dan ROG Phone 8 Pro Edition. AniMe Vision adalah layar 341 elemen yang dapat menampilkan animasi yang bisa kalian atur secara manual. Tapi ada yang lebih Istimewa, buat sesama pengguna ASUS ROG Phone 8 Pro/Pro Edition, bisa saling membuka kunci animasi rahasia cuma dengan menempelkan punggung kedua ponsel. Nah jadi penasaran pengen mencoba, kan? Bakalan makin puas mantengin HP ini untuk kebutuhan professional dan rekreasional. Benar-benar beyond gaming, meski ponsel ini berangkat dari tujuagaming yang bisa merangsang produksi hormon antitoksin untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa bahagia biar nggak burnout amat yakan.

ROG Phone 8 Series akan diluncurkan secara offline tanggal 20 Maret 2024, di FX Sudirman. Setelah peluncuran, kalian juga bisa visit booth nya untuk menjadi salah satu yang pertama merasakan pengalaman menggunakan ROG Phone 8 Series. Kalau saya sih mengamati dan mengagumi dari jauh aja dulu sambil berdoa semoga ada rejekinya bisa memiliki ponsel keren ini.

Nggak kalah kerennya, lewat kolaborasi bersama dengan PUBGM, ROG menyelenggarakan event launching ROG Phone 8 bersamaan dengan 6th Anniversary atau perayaan ulang tahun ke-6 dari PUBG Mobile yang juga bertepatan dengan peluncuran update terbaru PUBG Mobile Versi 3.1: Skyhigh Spectacle. Akan ada banyak acara menarik dalam peluncuran ini antara lain : PMIC (PUBG Mobile Influencer Championship), Jawara Tournament By Tangerang Community, WOW Tournament, Cosplay Competition, kehadiran guest star spesial BTR Ryzen, BTR7 dan Coach Justin, juga terdapat Giveaway berhadiah ROG Phone 8 dan banyak quiz lainnya!


(update 20 Maret 2023)
Akhirnya Sang Jagoan Launching Juga

Sore ini Saya mendapatkan update dari sana sini bahwa ROG Phone 8 sudah launching. Bahkan jadi trending topic di X. Banyak banget ya berarti peminatnya. Jadi, dengan segala inovasi dan kecanggihannya itu, penasaran dong berapa harga ASUS ROG Phone 8 ini di Indonesia? Saya sudah buatkan daftar harganya. Yah, affirmasi juga buat diri sendiri supaya bisa mendapatkan ponsel jagoan ini.

  • ROG Phone 8 (12/256) Phantom Black - Rp. 10.999.000
  • ROG Phone 8 (12/256) Storm Grey - Rp. 10.999.000
  • ROG Phone 8 Pro (16/512) Phantom Black - Rp. 14.999.000
  • ROG Phone 8 Pro Edition (24/1T) Phantom Black - Rp. 19.999.000


Jadi kamu mau beli yang mana? Bisa langsung konsultasi juga sama salesnya di tempat kamu beli ponsel. Semuanya perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan juga anggaran yang kamu punya. Soalnya masing-masing tipe harganya lumayan beda banget, jadi perlu dipelajari juga perbedaanya. Kamu nggak harus kok beli tipe yang paling canggih kalau emang anggaran kamu belum cukup dan kamu nggak terlalu perlu fitur yang paling tinggi.  Tipe ROG Phone 8 (12/526) juga Kalau buat saya sudah cukup, soalnya saya kan bukan gamer pro dan emang anggarannya juga belum memungkinkan. Tapi saya maunya warna yang storm grey. Cute bangetttttt sekaligus gagah at the same time!

Promo Alert!

Mumpung baru launching, buat kamu yang emang udah ada anggarannya bisa manfaatkan dua promo dari ASUS berikut, ya. 

  • First Sale Promo,  mulai tanggal 20 Mar hingga 30 Apr 2024 di semua partners penjualan resmi ASUS Offline dan Online, kamu bisa mendapatkan Free Aero Cooler Fan untuk setiap pembelian ROG Phone 8 dengan harga mulai dari Rp. 10.999.000.Online : Eraspace, Tokopedia, Blibli dan Asus Online Store Offline : Erafone, Urban Republic, ROG Store, Asus Exclusive Store dan Asus Authorized Partners.
  • Consumer Launch Sales Promo: di offline event Consumer Launch ROG Phone 8 di FX Sudirman dari tanggal 20 Mar hingga 23 Mar 2024 kamu bisa mendapatkan Free Aero Cooler Fan + Free Exclusive merchandise kolaborasi ROG X PUBGM + Luckydraw dengan berbagai macam hadiah menarik untuk setiap pembelian ROG Phone 8 dengan harga mulai dari Rp. 10.999.000.

Selain perkara kebutuhan dan anggaran yang jangan sampai bikin kamu terjebak kedalam jeratan pinjol, hal lain yang perlu diingat adalah bahwa gadget ini adalah untuk mempermudah hidup kita. Untuk kita terus belajar, mengikuti perkembangan zaman dan 'memaksa' kita untuk terus mengembangkan diri. Jadi jangan sampai punya gadget canggih tapi malah bikin pekerjaan utama jadi keteteran.

Terpenting adalah kita tahu seberapa besar kebutuhan diri kita terhadap kegiatan rekreasional untuk bisa menghalau burnout dan menciptakan kesiapan untuk masuk lagi ke dunia professional kalau emang kamu bukan gamer pro. Soalnya yang menjadi masalah itu kalau kamu nge-game dan nggak bisa mengontrol diri sampai kecanduan. Bukan cuma mental aja yang bermasalah, bisa jadi juga menyebabkan cidera tangan bahkan sampai punggung dan mata. So, kita harus banget jaga Kesehatan fisik dan mental karena di dunia professional kamu bisa tergantikan dan ditendang keluar kapan aja!

Tulisan ini diikutsertakan dalam ASUS ROG Phone 8 Blog Competition di Blog Travelerien

No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<