Pemilu 2024: Anak Muda dan Narasi Damainya

 


Jaringan Perempuan Padmarini (JPP) menggelar acara berbincang yang sarat makna dalam persiapan menyongsong gebrakan demokrasi tahun 2024. Bertajuk "Ngobrol Serius: Membangun Narasi Damai dalam Demokrasi," kegiatan ini berlangsung di Mister Geprek 3 Universitas Lampung, Bandar Lampung, pada Kamis, 21 Desember 2023.

 

Dalam kolaborasi dengan Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) Keuskupan Tanjung Karang, Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), dan Kelompok Studi Kader (KLASIKA), acara ini berhasil mengumpulkan puluhan peserta dari berbagai lapisan masyarakat, menjadi ruang bersama untuk merajut pemahaman yang mendalam terkait demokrasi dan politik.

 

Rinda Gusvita, Koordinator Jaringan Perempuan Padmarini, dengan penuh semangat menggarisbawahi peran kritis masyarakat, terutama pemuda Lampung, dalam menghadapi perubahan sosial politik. "Mengajak untuk kritis dan terlibat dalam perubahan situasi sosial politik masa kini, JPP mengajak pemuda Lampung memahami situasi politik dan demokrasi Indonesia," ungkap Rinda.




 

Yuli Nugrahani, Ketua KKPPMP Keuskupan Tanjung Karang, menambahkan dimensi keberagaman pandangan dalam menyikapi pemilu 2024. "Sudah pasti akan banyak perspektif dalam melihat pemilu 2024, akan ada banyak warna, corak, dan kepentingan," katanya.

 

Acara ini menjadi wadah unik dengan kehadiran akademisi Universitas Lampung, Fuad Abdulgani, dan Bernada Triwara Rurit, seorang jurnalis dan penulis. Ahmad Mufid, Direktur KLASIKA, memandu dengan cermat sebagai moderator diskusi.

 

Fuad Abdulgani menyoroti isu substansial seputar politik dan demokrasi. Dengan tegas, ia menyampaikan pandangannya, "Pemilihan umum hendaknya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, bukan untuk oligarki. Jadi kalau teman-teman sudah muak dengan kondisi tersebut, berarti harus menjadi antitesisnya."




 

Pentingnya melibatkan seluruh lapisan masyarakat juga ditekankan oleh Bernada Triwara Rurit, dengan menunjukkan kekuatan gerakan sipil dan pentingnya penanggulangan informasi palsu (hoax). Kekuatan narasi bisa dimainkan oleh siapa pun, dan semua orang diajak untuk membangun narasi yang benar untuk menjaga negara kita dari perpecahan.

 

Diana Berliani, peserta dari Korpri Cabang Bandar Lampung, menyoroti ketidaksetaraan perempuan dalam demokrasi. "Partisipasi perempuan, akses politik, dan representasi perempuan masih hanya sebatas pelengkap administrasi. Kita punya tugas untuk sampai pada kesetaraan," tandasnya.

 

Dalam mengakhiri diskusi, Bernada Triwara Rurit mengajak untuk menjaga kesatuan dan persaudaraan dalam menyikapi perbedaan pandangan politik. "Semoga kita bukan golongan orang yang suka saling menghina dan merendahkan agar terpelihara persatuan dan persaudaraan kita."

 

Kolaborasi antara penyelenggara Pemilu, politisi, akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, mahasiswa, hingga media, menjadi kunci utama untuk membentuk narasi Pemilu yang damai. Keberhasilan kegiatan ini mengukuhkan bahwa peran aktif semua elemen masyarakat adalah fondasi utama dalam membangun demokrasi yang bermartabat dan berkelanjutan.




No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<