Pada sesi kali ini, TED memilih tajuk What coronavirus means for the global
economy. Hadir sebagai tamu dalam sesi ini Raymond Dalio atau yang lebih dikenal dengan nama Ray Dalio dengan Corey
Hajim sebagai host.
Ray lahir pada 8 Agustus 1949 di lingkungan Jackson Heights di wilayah Queens, New York City, Amerika Serikat. Dia adalah putra seorang musisi jazz keturunan Italia, Marino Dallolio, pemain klarinet dan saksofon di klub jazz Manhattan seperti Copacabana. Ibunya Ann adalah seorang ibu rumah tangga. Ray merupakan salah satu orang terkaya di dunia. Ray adalah pendiri, wakil ketua, dan wakil kepala firma investasi Bridgewater Associates, salah satu hedge fund terbesar di dunia.
Diskusi tentang kondisi ekonomi dunia yang
terkesan berat dipandu dengan asyik oleh Corey Hajim. Corey dengan
pengalamannya sebagai jurnalis isu bisnis dan kurator bisnis di TED, sangat
memberikan ruang kepada Dalio untuk berbicara. Nampaknya Hajim benar-benar
mahir dalam membantu pembicara membentuk dan berbagi ide dengan audiens TED.
Dalam wawancara ini hadir pula Chris Anderson, seorang kurator di TED
(Technology, Entertainment, Design). Ia menyampaikan pertanyaan dari audiensnya
yang penasaran tentang seberapa buruk kondisi ekonomi ini kedepan.
Ray mengumpamakan Pandemi Covid-19 sebagai
sebuah tsunami yang melanda. Konsekuensinya adalah pendapatan dan neraca dan
bagaimana hal ini ditangani. Ada lubang dimana-mana, namun uang dan kredit
terus diproduksi. Kondisi saat ini adalah situasi yang sama dengan yang pernah
ada pada periode 1930 hingga 1945, di mana sekarang kita melihat banyaknya
hutang oleh pemerintah. Sementara suku bunga diturunkan hingga nol, ini bukan
jenis kebijakan moneter tradisional. Namun tetap menghasilkan banyak uang dan
kredit sehingga Federal Reserve membeli hutang kepada Departemen Keuangan. Dan
Departemen Keuangan mengirimkan uang itu ke, sebagian besar orang Amerika
dengan jumlah yang sangat besar. Yang kumudian menjadi penting adalah
pencetakan uang Amerika dan kredit yang akan meninggalkan kita dengan banyak
hutang dan monetisasi. Siapa yang akan membayar tagihan ini, dan bagaimana uang
itu akan dibagikan.
Saat ini kita berada di dunia baru dengan
pernyataan tentang distribusi kekayaan yang akan terlihat perbedaan besar
mengenai entitas mana yang diuntungkan dan entitas mana yang tidak.
Kenyataannya, pola kejadian sejak lebih dari seribu tahun lalu adalah apa yang
sudah terjadi, maka terjadi lagi dan lagi.
Terkait hal ini, setidaknya ada empat hal
yang menurut Ray menjadi driving forces ekonomi,
gaya hidup dan kesejahteraan kita. Hal pertama yang paling powerful adalah produktivitas yang datang karena seseorang belajar
dan berinvestasi dan pengetahuan ini tidak volatil, pengetahuan berkembang dan
meningkatkan standar hidup lebih dari satu periode. Maka ada short-term debt cycle (sekitar 10 tahun)
seperti resesi. Pada long-term debt cycle
(50-75 tahun) adalah ketika dimulai dengan tipe uang baru dan kredit baru, ini
dimulai pada 1945. Di akhir Perang Dunia II dengan Bretton Woods monetary
system, diciptakan sistem moneter baru pada 1945 dengan uang baru dan
menghapuskan uang lama. Hingga saat ini, 70% uang dan kredit yang ada dikuasai
oleh dolar. Yang terakhir adalah politik yang secara luas adalah bagaimana kita
deal satu dengan yang lainnya. Ada internal politik dan ada eksternal politik.
Internal politik adalah bagaimana kita deal dengan gap kesejahteraan dan nilai.
Ada juga external politik antar negara. Ada kompetisi dan ada risiko dari
perang.
There are always stress tests, these big stress tests that come along once every 75 years. And when they happen -- And this is a stress test. And I think that what you're going to see is how we deal with each other. There's enough wealth to go around. But what do you do when you're outside the ring of support?- Ray Dalio.
Secara teknis, depresi
saat ini adalah seperti yang terjadi pada 1930-an, terulang dari 1929 sampai
1932 yang mengakibatkan jatuhnya ekonomi. Angka pengangguran menjadi naik dua
kali lipat dan magnitude dari jatuhnya ekonomi menjadi besar. Hal ini diatasi
dengan mencetak uang lebih banyak pada 1933. Pemerintah menghadirkan solusi
yang sama saat ini. Suku bunga mendekati 0 dan berapa waktu yang dibutuhkan
pasar saham untuk melonjak? Sangat lama. Ini bukan resesi biasa, ini adalah
sebuah breakdown pada sebuah operasi
yang mendeskripsikan sebuah terminologi bagaimana kita melewati hal ini, pencetakan
uang dan kredit.
Ada empat jenis
pengungkit menuju pemulihan setelah depresi: memotong pengeluaran
(penghematan); restrukturisasi hutang; redistribusi kekayaan melalui pajak,
pencetakan uang. Akankah hal-hal itu membawa kita keluar dari situasi ini
karena ini sudah terjadi berulang-ulang?
Keempat tools tersebut
memang sudah ada bahkan sejak sejarah yang tercatat. Sedangkan yang kita lihat
adalah kombinasi antara peristiwa mencetak uang dan distribusi ulang yang akan
bertahan dan terjadi dengan sangat cepat. Namun kita haruss terus berkembang,
harus terus membangun. Hal ini akan berkaitan dengan kreativitas dan kekuatan
terbesar adalah mengenai daya cipta manusia dan kemampuan beradaptasi. Kekuatan
adaptasi itulah yang merupakan kekuatan terbesar.
Dalam sebuah
penelitiannya, Ray menemukan bahwa peristiwa itu akan kembali dalam 500 tahun.
Hal ini menunjukkan PDB riil. Dengan kata lain, aktivitas ekonomi nampak
kembali stabil. Dalam grafiknya seperti tidak terlihat bahwa ada depresi dan PDB
turun 10 persen, pengangguran naik. Hal ini diselesaikan oleh kekuatan terbesar,
yaitu kekuatan adaptasi dan daya cipta.
Uang dan kredit hanya
sebentuk laporan akuntansi. Ketika angka kita ubah, maka semua selesai dalam
beberapa tahun. Menurut Ray, semua akan direstrukturisasi dan ini merupakan
stress test bagaimana kita bisa menghargai kehidupan.
Ketika pasar ditutup,
kita bergantung pada bagaimana kita mengelola mata uang. Dan jika kita berbicara soal emerging market, ini tidak akan
berdampak banyak. Kita harus mengubah sistem operasional, semacam self-sufficiency. Kita menghadapi ancaman
sistemik yang lebih besar daripada yang terjadi pada 2008 silam.
Di masa pandemi seperti
ini, menurut pandangan Ray ada perusahaan yang mempunyai prospek terbaik untuk
terus berkembang, yaitu perusahaan yang terus berinovasi dan beradaptasi. Yang
menjadi berbeda adalah yang terjadi pada pasar passive income dimana rata-rata orang menyimpan uangnya sebagai passive income. Seorang investor harus
paham apa yang mungkin tidak dapat mereka lakukan untuk menjalankan strategi
investasi dengan baik. Untuk mencapai kesuksesan di pasar lebih sulit daripada
mendapatkan medali emas pada olimpiade. Hal ini dikarenakan yang berkompetisi
adalah uang seperi zero-sum game. Kuncinya adalah bagaimana membuat
diversifikasi aset dan mata uang serta menciptakan keseimbangan. Kesalahan
terbesar investor adalah berpikir bahwa apa yang telah dilakukan adalah
investasi yang lebih baik, bukan lebih mahal. Sampai Anda tahu bagaimana
berdamai dengan perbedaan konsisi dimana orang lain juga tidak ingin berada
dalam masalah.
Ray mengatakan agar
kita jangan berpikir bahwa cash merupakan investasi yang aman. Cash adalah
investasi yang seductive karena lebih volatil. Namun akan dikenai pajak dan
kekuatan belanja kita 2% per tahun. Cash adalah investasi terburuk sehingga
kita harus berpikir agar bertindak tidak konvensional.
Hal yang tidak kalah
penting adalah bagaimana kita merespon gap kesejahteraan yang terjadi. Belum
lagi soal kebutuhan anak-anak akan fasilitas pendidikan sehingga para
pilantropis turut membantu dengan memberikan bantuan termasuk komputer untuk
mendukung proses belajar daring. Termasuk juga memberikan bantuan berupa masker
dan respirator.
Menonton video ini
membuat Saya optimis bahwa di luar sana masih banyak dermawan yang juga concern
pada bagaimana orang lain bisa bertahan dan melewati krisis multilayer ini
bersama-sama. Bukan sekedar berpikir bagaimana perusahaan tidak rugi, bagaimana
investasi dapat berlipat ganda. Host dapat
dengan apik membawa diskusi mengalir dan tanpa terasa membahas sesuatu yang
berat dan stressful dengan penuh
kesadaran. Begitu pula Ray, menyoal pandemi sampai membangun awareness terhadap warga dunia ketiga
termasuk anak-anak yang hidup dalam situasi perang membuat Saya bersyukur.
Saya harus
berterimakasih bahwa Saya hanya kehilangan beberapa penghasilan, kehilangan
usaha sehingga suami harus memutar otak tanpa ada modal tersisa, memutar otak
bagaimana tetap waras mengurus anak tanpa nanny
dan daycare. Semua ini pasti akan
bisa kita lalui bersama. Segera.
No comments
Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<