Tapis Blogger, Saya Kembali


 
Kala itu bersama Tapis Blogger, spesial karena ada pacar saya

Masyarakat digital Bandar Lampung sekarang mungkin nggak ada yang nggak kenal dengan Tapis Blogger. Komunitas blogger di Lampung yang umurnya baru tiga tahun. Belum juga balita, komunitas ini namanya udah melejit bak seleb kenamaan yang selalu diperbincangkan banyak orang. Ada rasa bangga terselip ketika sadar nama saya tercatut sebagai anggotanya.


Masih lekat dalam ingatan saya waktu dulu mendambakan gerombolan supaya saya bisa hang out, mejeng-mejeng cantik dimana pun di Bandar Lampung. Kerinduan akan komunitas, khususnya blogger ketika saya pulang ke Bandar Lampung selepas merantau dari Yogyakarta membuat saya pengin bertemu dengan beberapa nama yang memang sudah saya kenal sebelumnya di jagat maya. Sebut saja Om Yopie, Bang Indra, dan beberapa kawan Genpi yang dulu saya temui di Yellow Truck Coffee.

Pertemuan yang berkesan banget pastinya karena dari sanalah awal mula kebangkitan “karir” saya kembali  sebagai bloher setelah ada di Lampung.
Honestly, saya dulu merasa inferior karena saya berasal dari Lampung. Dengan ketenaran Lampung yang lebih banyak negatif daripada positifnya, tentu nyali saya sering ciut untuk mempromosikan tanah kelahiran saya. Namun saya kembali bangkit setelah diperkenalkan dengan Kak Melly. Bloher asal Lampung yang merantau ke Bogor. Apalagi saya juga memenangi lomba blog yang digelar Kak Mel, jadi makin semangatlah saya.  Abah Oriza, kakak tingkat saya semasa S1 juga mempertemukan saya dengan Teh Evi Sri Rejeki di acara yang sama, Blogger Nusantara di Yogyakarta.

Nggak lama setelah pertemuan di Yellow Truck, saya akhirnya ketemu dengan kakak tingkat saya yang  belum pernah saya temui sebelumnya. Dia lulus baru saya masuk  kuliah. Sejak dulu udah kontakan, bahkan kami udah ada di satu buku antologi keroyokan bertajuk “Hati Ibu Seluas Samudra” yang dibidani oleh Pakde Cholik.

Siapa yang nggak kenal Pakde Cholik? Bloher senior nan jadi panutan.

Adakah yang tau siapa kakak tingkat yang saya maksud? Iya, Mbak Heni. LOL. Kami udah kenal di jagat maya bertahun-tahun tapi baru ketemu raga di tahun 2016. Mbak Heni mempertemukan saya sama Uni Fifi. Uni kesayangan yang saya belum pernah ketemu lagi sejak kami ada dalam satu kepanitiaan lalu saya kabur karena harus bedrest waktu hamil. Hingga sekarang. Maafkan ya, Uni. Sehat selalu, ya.

Baca juga: Rumpi Bergizi Bareng Mbak Heni dan Uni Fifi

Waktu itu kami sempat membicarakan soal komunitas. Namun ya, entah gimana saya juga kurang paham karena kurang gaul juga di Lampung. Seolah kehilangan teman karena memang teman-teman saya udah melejit entah kemana meninggalkan saya yang kebingungan.

Lalu kemudian saya diajak untuk ikut meet up bareng JNE yang waktu itu punya event di Hotel Horison. Duh, itu kali pertama saya ketemu Mbak Naqiyyah yang ternyata udah bikin komunitas yang namanya ya Tapis Blogger ini. Itu benar-benar kali pertama saya bertemu dengannya. Di acara yang sama saya juga dipertemukan kembali dengan Bang Adian. Setelah bertahun-tahun silam. 

Baca juga: Aplikais My JNE

Rasanya senang banget karena akhirnya saya seperti punya keluarga baru. Pastinya saya juga jadi sering diajak kesana kemari. Meski waktu itu masih jadi anak bungsu. Persis kayak di Jogja. Ingat waktu arisan di rumah Manda, saya jadi anaknya Mak Indjul. LOL.

Lambat laun, pamor Tapis Blogger kian melejit. Anggotanya juga semakin banyak. Dari sana saya bisa punya kenalan baru. Banyak adik yang lucu-lucu dan juga datang keacara yang seru-seru.

Selain bangga dan bahagia, kekecewaan pasti pernah saya alami juga selama menjadi anggota komunitas blogger nomor satu di Lampung ini. Namun, ketika keekcewaan itu datang, ya saya bisa apa? Bahkan saya pun belum bisa berkomitmen untuk turut berkontribusi mengurusi rumah tangga komunitas tempat saya bernaung. Saya bisa protes apa ketika di negara demokrasi suara terbanyak adalah suara tuhan?

Kekecewaan yang tentunya sangat manusiawi, yang selalu bisa saya pendam sendiri. Lalu hilang ditelan rasa persaudaraan yang dalam. Rasa bangga dan asa yang bahkan melebihi apapun juga ternyata mampu meluruhkan ego yang datang sekelebat mata.

Pun saya, dengan sangat sadar saya pun pasti pernah membuat mereka kecewa. Membuat mereka marah dan menengok lebih dalam cela saya. Maafkan saya yang hanya perempuan ambisius sekaligus keras kepala. Demi apapun juga, saya menyayangi semua anggota Tapis Blogger sebagaimana seorang sahabat, seorang saudara yang selalu ingin maju dan bergerak bersama.

Membawa hastag #blogerlecturer saya memang sempat berada pada titik puncak semangat untuk berbagi. Idealisme saya sangat tinggi. Apalagi di tahun kedua saya mengajar masih belum banyak mata kuliah yang saya pegang. Namun sayangnya eksistensi saya justru kian meredup seiring dengan peningkatan beban kerja. Ditambah perubahan status tiba-tiba sebagai istri, lalu tanpa perlu waktu lama berubah lagi jadi Ibu, saya benar-benar seperti kehilangan alasan agar saya betah berlama-lama di depan laptop.

Dulu pacar saya memberi saya seserahan laptop ini karena memang saya begitu on fire dengan dunia tulis menulis. Dunia yang juga sempat mengalihkan saya dari dia selama berjam-jam dalam sehari.

Saya berhenti. Saya sempat berpikir bahwa saya bukan blogger lagi. Terlebih saat ini di Lampung sudah bertumbuh banyak sekali blogger potensial dan produktif. Mereka sangat berprestasi dan itu membuat nyali saya tiba-tiba ciut lagi.

Belum soal beban kerja yang semakin tinggi. Beban yang mengharuskan saya belajar hingga larut malam, lalu menulis proposal, penelitian, pengabdian, menulis publikasi  and repeat di antara selang waktu 24 jam yang sangat nggak masuk akal dengan beban saya di rumah.

Ya, saya stress. Masih tersisa perasaan depresi sejak hamil dan melahirkan. Kondisi yang pelan-pelan saya usir jauh-jauh agar jangan pernah kembali lagi. Kurang tidur, kurang nafsu makan, semuanya membuat saya makin tertekan.

Malam ini, ketika saya kembali menulis untuk blogspot ini, saya menyatakan saya kembali. Saya pulang untuk kembali menikmati masa-masa penuh pembelajaran, masa-masa untuk tak lelah berbagi, masa-masa yang menyenangkan meluangkan waktu menghalau lelah demi menebarkan inspirasi.

Perlahan saya membuka kembali gerbang blogpost saya. Menyingkap kelamat, menyapu debu-debu yang menempel dalam setiap sudut ruang. Saya pulang. Pulang untuk meraih kembali esensi dari aktivitas yang dulu begitu saya tekuni. Kenapa saya dulu begitu passionate menjadi seorang blogger? Lalu kenapa saya berhenti? Apa yang sebenarnya saya cari?

Mereka berkecamuk. Pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah saya temukan jawabannya. Pertanyaan yang hanya mengalir, nggak pernah saya perdulikan lagi. Saya hanya ingin menikmati aktivitas yang selama ini memberikan banyak sekali pelajaran, kenangan, dan inspirasi untuk saya sebarluaskan kembali.

Dear Tapis Blogger, ini adalah tulisan pertama saya setelah masa hiatus yang cukup lama. Kembali pulang demi merayakan hari jadimu. Selamat merayakan Milad 3 Tapis Blogger. Usia yang belum lagi balita. Semoga kekal berjaya selamanya.

2 comments

  1. Emang dulu aku pernah lomba apa ya, Nda? haha
    lupaa euy

    Btw, apa kabarnya nih? dah lama gak keliatan di timeline hehehe

    Semangat, Nda

    ReplyDelete
  2. Playing these video games on a cellular gadget is even more fascinating. In-person sports activities betting is available at one of the state's tribal casinos in Green Bay. There isn't any indication that on-line playing will be out there 로스트아크 anytime quickly. There are seven on-line sportsbooks within the state, including DraftKings, BetMGM, FanDuel, and Caesars.

    ReplyDelete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<