Banyak banget yang nanya,"liburan tahun baru nggak cuti, Mbak?" Enggak. Huhu.
Sesungguhnya
bingung pengin kemana karena Sakhaboy masih piyik
banget kasian kalau jalan jauh, dan alasan yang paling
utama adalah saya dan HB ini lagi ngatur keuangan banget. Kami
kejeblosan soal pengaturan keuangan sejak saya hamil bermasalah sampai
melahirkan. Belum lagi sekarang mikirin biaya daycare, beli baju yang literally tiap bulan ganti karena udah
nggak muat lagi, sibuk belajar persiapan MPASI, dan yang nggak kalah penting adalah persiapan kembali kedunia nyata
karena ini terkait self-healing.
Meski
cuti saya udah abis dari dua bulan lalu, tapi saya sungguh belum 100% fokus
kerja. Yah, namanya juga hidupnya berubah 175%
yakan? Jadi saya masih harus banyak belajar, menerima, dan beradaptasi.
Terus jadinya kapan deh liburannya?
Haha.
Tahun 2019 ini saya akan banyak liburan. Saya merencanakan
2019 yang penuh liburan. Liburan bagi saya artinya senang-senang.
Ah, thanks to daycare ya yang membuat kewarasan saya kembali dan perlahan jadi
sedikit normal.
Saya
punya beberapa rencana di 2019 ini yang akan membuat saya lebih sering pergi
kesana kemari. Enggak pergi-pergi pakai pesawat kayak zaman kerja di NGO dulu
yang sangat menyenangkan itu, sih. Tapi ya, saya yakin saya akan
bersenang-senang. Nah, artinya saya bakal liburan, yakan? *Rinda mah bebas dah*
Melihat dari dekat ekowisata berbasis masyarakat di Kabupaten Lampung Utara |
Dulu
zaman saya kerja di NGO saya sering banget liburan. Kerja dalam arti
bersenang-senang. Kerja bonusnya jalan-jalan. Sekalipun saya
akan turun lapang ke lokasi konflik, sawah, menggrebek
illegal logging di hutan, atau bahkan
berlayar ke pulau kecil, saya pasti bawa laptop.
Saya
emang sebergantung itu dengan laptop karena saya anaknya suka terinspirasi,
butuh hiburan, dan merasa sangat butuh dengan
laptop saya. Belum lagi memang tugas untuk
membuat laporan program dan lain-lain yang bisa
tetap saya cicil kalau saya bawa laptop.
Susahnya
adalah laptop itu berat banget. Tapi karena namanya juga
gadget kan ringkih dan suka bikin khawatir. Apalagi kalau kena hujan atau
ketimpa-timpa. Haduuuhhh khawatirnya melebihi apapun. Yagimana di situlah saya
menyimpan nyawa, yakan ibaratnya. File-file
penting di situ. Kalau nggak ada dia ya saya nggak bisa kerja. Artinya ya saya
nggak bisa bersenang-senang.
Kerja atau liburan? |
Jadi
sungguhlah laptop dan saya adalah kawan karib yang nyata. Tak terpisahkan oleh
samudra apalagi sekedar Selat Sunda.
Ngomong-ngomong
soal Selat Sunda, saya pernah pergi sama HB ke Jawa cuma semalam dua malam tiga
malam dengan jadwal dan itinerary yang pasti tapi saya tetap bawa
laptop. Demi apa? Demi berjaga-jaga ada job masuk dan juga
transfer foto dan video. LOL.
Kadang memang nggak tersentuh, tapi adakalanya nggak bisa tidur, atau dapat info kerjaan mendadak, jadi bisa ngerjain dimana aja, kan?
Sewaktu
saya menyeberang ke Madura aja saya tetap bawa laptop. Di kereta Gubeng-Tugu
saya tetap bisa menulis jurnal. Tentunya sambil ngobrol dengan penumpang lain,
namanya juga naik kereta ekonomi dan saya terlalu ekstrovert untuk sekedar diam
membisu selama hampir 12 jam. Saya bangga dengan produktivitas saya! *Anaknya
seneng muji diri sendiri emang*
Nah, kalau rencana 2019 ini ya cukup saya jalan-jalan di
Kota Bandar Lampung dan sekitarnya. Melakukan penelitian dan pengabdian sambil
sesekali keluar ke kabupaten. Ya nggak bisa jauh-jauh, kan harus tetap ke
kampus. Jatah mengajar saya semester ini juga lumayan. Bonusnya saya sih berdoa
supaya bisa lulus program belajar ke Bandung dan Jogja... umm, saya pikir
Jakarta juga. Semoga.
Nah dosen kan dituntut untuk stand by di kampus sementara tugasnya ya sebenarnya nggak cuma mengajar.
Ada penelitian dan pengabdian yang dilakukan di luar kampus. Ini harus
pintar-pintar banget bagi waktu sih. Jadi bisa di perjalanan sambil belajar
atau sambil menulis proposal, jurnal, bahan ajar,dan sebagainya termasuk
berkegiatan di komunitas atau lembaga di luar kampus.
Investigasi Illegal Logging di Kabupaten Pesisir Barat dan Laptop Inside My Backpack |
Saya
yang seorang dosen newbie ini harus banget sering-sering belajar dan me-review materi kuliah dimana
pun. Kebayang kalau saya harus membawa textbook
kesana kemari deh. Tubuh saya udah nggak muda lagi. Bawa tas carrier
aja udah nggak sanggup. Lebih sering limbungnya. LOL.
Makanya saya pengin banget punya laptop keluaran terbaru
dari Asus. Ultrabook Asus
Zenbook UX391UA yang tipis banget kayak kue lekker. Kebayang kan saya
kesana kemar serasa nggak ada beban. Apalagi sekarang kudu sering-sering
menggendong anak sambil menenteng tas kerja. Tapi biasanya kalau
yang tipis-tipis gitu suka ngeri patah nggak sih?
Asus Zenbook
UX391UA dengan Kekuatan Ultra
Tipis sih boleh aja? Tapi rapuh nggak nih kayak hatinya dedek abege? Tentu
tidak! Asus Zenbook UX391UA memang didesain sekokoh itu. Jadi meski tipis
memang sanggup dan tangguh buat diajak jalan.
Dengan
ketebalan hanya 12,9mm dan berat 1 Kg, saya nggak perlu mikir ulang kalau mau
menenteng laptop meski harus pergi ke Lapangan. Laptop
jagoan terbaru dari Asus ini sudah tersertifikasi Military Grade MIL-STD 810G untuk body-nya. Itu artinya, laptop ini memiliki body yang kokoh
dan berhasil melewati serangkaian pengujian ekstrem. Jatuh, guncangan,
penggunaan di ketinggian, hingga tes di suhu tinggi dan rendah.
Nggak berlebihan kayaknya kalau Asus Zenbook UX391UA ini dijuluki sebagai ultrabook paling ringkas di dunia.
Asus Zenbook
UX391UA Tangguh
Produk ini menjadi jawaban untuk segala pekerjaan yang harus diselesaikan
dalam waktu singkat. Cas cis cus ... ketak ketik bentar. Udah deh, tutup lagi.
Hal ini didukung oleh prosesor Intel terbaru Core i7 dan sistem Windowsnya
versi 10 yang membuat performa laptop kece ini semakin maksimal.
Ketangguhan prosesor Intel Core i7 yang nggak perlu diragukan lagi semakin
optimal dengan perpaduan SSD 512GB dan RAM yang mencapai 16GB. Huwooow! Kalau untuk frekuensi sendiri, laptop terbaru Asus ini mencapai 4.0 GHz.
Asus
Zenbook UX391UA Desain Elegan dan Ergonomis
Body kokokoh,
performa tangguh, tapi desainnya jadul gimana? Pastinya kita jadi kurang pede
dong nentengnya. Apalagi bagi seorang dosen seperti saya yang sehari-harinya
butuh laptop buat ‘manggung’. Pastinya harus kece dong laptopnya, bukan yang
kayak papan gilesan. LOL.
Foto: Asus |
Pastinya
Asus juga sudah memikirkan hal ini. Sehingga Asus Zenbook UX391UA ini nggak
cuma tangguh performanya aja. Laptop ini didesain sangat mewah, ringan, tipis
jadi lebih terlihat stylish. Nggak
perlu bawa backpack segede gaban
lagi, bahkan daypack pun sudah bisa
muat bawa perlengkapan tempur termasuk laptop ini.
Selain stylish, laptop Asus ini juga ergonomis. Dengan teknologi desain
Ergolift yang dirancang khusus sehingga memungkinkan keyboard membentuk sudut
5,5 derajat – sudut paling optimal untuk mengetik. Tidak hanya itu, desain
ErgoLift juga memungkinkan layar Asus Zenbook UX391UA bisa terbuka dengan sudut
hingga 145 derajat, lebih luas dari sebagian besar ultrabook yang ada di pasar
Indonesia. Ketika laptop ditutup, penyangga pada desain ErgoLift akan otomatis
nggak nampak. Tersembunyi. Sehingga bentuk ultrabook ini tetap ramping dan
mudah dibawa ke manapun. Keyboard-nya
dirancang untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna. Jarak antartombol yang
lumayan luas pun menjadi solusi bagi saya supaya nggak typo lagi.
Desain ergonomis (Foto: www.asus.com) |
Layar Asus Zenbook UX391UA
menggunakan bezel NanoEdge yang memiliki ketebalan hanya 5,9mm dan memiliki 85
persen screen-to-body ratio. Artinya bakalan
lebih bisa berlama-lama di depan layar tanpa lelah. Pengalaman visual user juga semakin dioptimalkan berkat
dukungan 100 persen sRGB color gamut
dan resolusi Full HD (1920×1080) dengan viewing
angle hingga 178 derajat.
Selain itu, kekhawatiran lain penggunaan laptop dalam jangka waktu yang lama adalah laptopnya cepat panas. Apalagi kalau dibawa kerja sambil tiduran di atas kasur. Menakutkan banget karena panasnya kadang bisa sampai bisa buat merebus telur. Sementara untuk menghasilkan kinerja gadget yang maksimum, panasnya harus dihilangkan. Asus Zenbook UX391UA menggunakan sistem pendingin yang ditingkatkan dengan memasukkan komponen canggih berupa impeller kipas polimer kristal cair dengan ketebalan hanya 0,3 mm dinding pipa panas dengan ketebalan hanya 0,1 mm. Kipas didesain aliran udara yang mengeluarkan udara hangat tanpa berisik meskipun gadget sedang full load.
Selain itu, kekhawatiran lain penggunaan laptop dalam jangka waktu yang lama adalah laptopnya cepat panas. Apalagi kalau dibawa kerja sambil tiduran di atas kasur. Menakutkan banget karena panasnya kadang bisa sampai bisa buat merebus telur. Sementara untuk menghasilkan kinerja gadget yang maksimum, panasnya harus dihilangkan. Asus Zenbook UX391UA menggunakan sistem pendingin yang ditingkatkan dengan memasukkan komponen canggih berupa impeller kipas polimer kristal cair dengan ketebalan hanya 0,3 mm dinding pipa panas dengan ketebalan hanya 0,1 mm. Kipas didesain aliran udara yang mengeluarkan udara hangat tanpa berisik meskipun gadget sedang full load.
Saya yang nggak paham
istilah-istilah teknologi gini mau nggak mau jadi cari tau deh. Dan bukan
sekedar dari sebutannya, tapi memang teknologi Asus Zenbook UX391UA ini ternyata
emang canggih banget.
Cocok untuk
Aktivitas Pengabdian di Daerah Terpencil
Nah, baru saja kemarin saya
menengok mahasiswa KKN di salah satu desa di Kabupaten Pesawaran, nggak jauh
dari Bandar Lampung. Salah satu program
mereka adalah “Asa untuk Dusun Pancur” dimana untuk sampai di Dusun Pancur kita
harus melewati jalanan menanjak dan berkelok di pegunungan dengan dinding
gunung di satu sisi dan jurang di sisi lainnya serta melewati lima buah sungai.
Perjalanan ke atas ditempuh selama kurang lebih satu jam hanya menggunakan
sepeda motor. Mobil nggak bisa masuk kesana dan otomatis dalam kondisi hujan, air sungai tinggi dan nggak bisa dilewati.
Dusun Pancur merupakan salah satu
dusun di Desa Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran yang justru
diakses dari Kota Bandar Lampung, bukan dari Desa Hurun itu sendiri. Dusun ini
berpenduduk 101 KK yang terbagi menjadi dua RT dan hanya mempunyai satu
bangunan sekolah, Madrasah Ibtidaiyyah Al Falah. Kondisi sekolahnya pun kurang
layak tanpa ada sarana prasarana yang mumpuni. Bangku-bangunya sudah ada sejak
tahun 2000 dan tenaga pengajarnya merupakan penduduk sekitar yang mengabdi secara
sukarela.
Di sana, selain mengajar dan
membangun Taman Baca, mahasiswa KKN dampingan saya juga melakukan aktivitas
pendidikan lain, seperti menonton bersama warga masyarakat. Nah, saya pikir
aktivitas ini akan sangat baik kalau ditunjang dengan audio yang jelas dan
jernih.
Hebatnya Asus Zenbook UX391UA
dambaan saya ini ini telah bekerjasama dengan Harman Kardon. Siapa sih yang nggak
kenal kualitas Harman Kardon? Perpadan antara Asus dan Harman Kardon menghasilkan
audio Asus Sonic Master yang lebih sempurna daripada produk-produk sebelumnya. Perpaduan
ini menghasilkan audio yang lebih jernih dan jelas. Apalagi jika digunakan di
tengah keramaian.
Harman Kardon Certified (Foto: www.asus.com) |
Asus
Zenbook UX391UA ini juga sangat cocok untuk saya bawa liburan sambil
melakukan pengabdian di Dusun Pancur tersebut dimana listrik hanya menyala
selama delapan jam sehari. Itu pun kadang kedip-kedip kalau sudah kebanyakan
beban. FYI di Lampung masih terdapat beberapa desa yang sering saya kunjungi
dengan ketersediaan listrik hanya beberapa jam sehari dan bergantung dengan
kondisi air sungai karena bersumber dari tenaga mikrohidro. Nah, Asus
Zenbook UX391UA meski pun mempunyai hardware yang spesifikasinya
tinggi, namun memiliki konsumsi energi yang rendah. Processor Intel Core i7-8550U dengan kecepatan 1,8 GHz
hingga 4,0 GHz ini membuat baterai bisa bertahan hingga penggunaan 13,5 jam.
Selain itu, ultrabook ini memang sangat environmentally friendly karena cukup di-charge selama satu jam dan bisa tahan bekerja hingga belasan jam. Mantap jiwa!!!
Dengan memiliki Asus
Zenbook UX391UA ini, saya
nggak perlu repot membawa carrier yang terlalu besar untuk menginap selama
beberapa hari di lapangan. Awalnya, urusan laptop, charger hingga kabel
terminal merupakan printilan teribet yang nggak boleh ditinggalkan tapi cukup
menguras ruang dan energi yang besar
untuk membawa dan juga mengisi daya baterainya.
Presentasi di kantor Kemenristekdikti |
Bersama Asus Zenbook UX391UA tentunya saya
juga bisa lebih produktif karena bisa melakkan presentasi apapun dan kapanpun
tanpa takut berat membawa gadget atau khawatir kehabisan baterai. Apalagi tahun
depan ketika saya (insyaa Allah) sudah bisa melanjutkan pendidikan dengan tugas
belajar doktoral, tentunya ini akan membuat hidup saya semakin mudah. Produktivitas
memang tak dipungkiri meningkat dengan adanya dukungan teknologi. Dan Asus yang
selalu terdepan dengan inovasi tentunya mendorong orang-orang seperti saya
untuk lebi kreatif dan inovatif di segala kondisi.
Masya Allah, semoga tahun depan bisa melanjutkan program doktoralnya ya mbak. Senang sekali lihat orang yang selalu semangat belajar kerja. Mau juga ah kerja berasa liburan
ReplyDeleteSukses kak Rindaaa untuk sekolahnya.
ReplyDeleteSemoga dimudahkan dan dilancarkan.
Memang harus didukung dengan gadget yang memadai agar makin produktif.
Suksees, kak Rinda...
Produk asus selalu bikin mupeng but hey kapan aku menang lomba blognya juga ya hahaha, anyway, pantainya keren bangeeeet kak ih :3
ReplyDeleteSemangat kerja dan produktifnya juga ya ka
Sejak dulu saya selalu tertarik dengan yang namanya ASUS, entah laptop atau ponsel. Untuk laptop jenis ini saya suka banget dan pengen memilikinya...
ReplyDeleteHidup memang berubah 180 derajat semenjak ada anak, hehe. Apalagi kalau sudah dua anak, tiga anak:). Tapi seperti Asus yang selalu meluncurkan inovasi, aku yakin kita para perempuan juga akan terus berinovasi, belajar, berusaha agar performa sebagai ibu semakin bagus. Persis laptop Asus yang bertransformasi lah:). (Anyway ini ceritanya aku lagi kayak ngomong ke diriku sendiri, hoho)
ReplyDeleteAkhir-akhir ini, kalo ngetik, aku lebih suka ninggin laptop beberapa derajat sih. Ya, pake buku gitu lah. Ya, biar bisa juga membantu pendinginan juga. Kalo ada laptop yang bisa kayak gitu langsung, ya jos banget sih.
ReplyDeleteWuih, enak banget ya kerjanya dulu di NGO bisa sambil jalan-jalan gitu. Pastinya kalo kerja sambil liburan gitu enggak kerasa pekerjaannya. Iya gak, sih? :D
ReplyDeleteApalagi kerjanya menggunakan Asus Zenbook UX391UA. Pastinya jadi semakin produktif gitu, betul? Hehe.
WAH TERNYATA YA KERJANYA BISA SAMBIL JALAN-JALAN! Wkwkwk jalan jalan yang bahagia itu adalah kunci ya kak. Nah, semenjak udah punya dedek bayi jalan jalannya harus ekstra dong ya apalagi sembari kerja begitu dan pastinya harus punya laptop ringan yang gak repot kayak asus zenbook ya? Heehhe
ReplyDeleteSaya termasuk orang yang sering bawa laptop wara wiri soalnya banyak deadline yang emang harus dikerjakan. Masalahnya kurang lebih sama sih... Sepertinya harus merencanakan untuk beli laptop ini
ReplyDeleteIya kalau buat dibawa ke daerah terpencil laptopnya bakalan awet tenaga dan tahan banting ya mbak?
ReplyDeleteSeru banget pasti kalau punya laptop sebagus ini. Bisa memudahkan pekerjaan banget yaaa
wah sukses ya mbak untuk sekolahnya, akupun nih rasanya jadi pengen ganti laptop sama Asus ini selain speknya menggiurkan desainnya kece banget deh
ReplyDeleterindang maaf ya nanya diluar postingan.. tapi kamu pernah aktif di myquran bkn ya? maaf kalau bukan
ReplyDeletebtw laptopnya aku pernah uji coba injek loj.. alhamdulillah ga kenapa kenapa euy
- hellofika -
Banyak bgt ya kelebihan laptop Asus ini, keren deh.. Eny harus punya satu masukkan wishlist dlu deh hihi...
ReplyDeleteYang bikin tambah keren dan hemat waktu cukup charger 1 jam bisa dipakai lama hebat����