![]() |
Foto: Mery |
Perayaan
Sumpah Pemuda sekaligus HUT Jaringan Perempuan Padmarini saya isi dengan
jalan-jalan. Kali ini saya nggak jalan-jalan sendirian. Nggak juga berduaan
sama pacar. Kasian sama yang jomblo bisa baper nanti yakan? Jadi saya jalan
ramean bareng teman-teman ke Kota Bumi.
Sebenarnya
tujuan utama kami bukan sekedar Kota Bumi, tapi Lampung Utara secara
keseluruhan. Kota Bumi adalah Ibukota Kabupaten Lampung Utara. Saya, Mbak
Izzah, Mery, Novi dan Novrian memilih naik kereta supaya santai. Saya juga
saking kangennya pengin naik kereta lagi. Dulu mah hampir tiap bulan
gujes...gujes.
Terakhir
kali saya naik kereta bareng HB dari Bandung ke Gambir di akhir Juli lalu. Di
kali kami masih pengantin baru yang lagi norak-noraknya.
Banyak
yang belum tau kalau di Lampung ada juga kereta penumpang di samping kereta
babaranjang. Eh, malahan ada juga yang belum tau apa itu babaranjang? Itu
lhoooo... kereta yang bikin macet jalanan saking panjangnya. Babaranjang adalah
kependekan dari kereta batubara rangkaian panjang. Panjangnya bisa sampai satu
kilometer. Kebayang kalau doi lewat, antrian di pintu rellnya kayak apa kan?
Nah,
kereta penumpang di Lampung ini ada dua jenis. Yang endingnya di Kotabumi,
Lampung Utara atau yang ke arah Stasiun Kertapati, Sumatera Selatan. Kalau
kereta yang ke Sumsel saya sendiri belum pernah naik. Semoga kelak ada
kesempatan deh.
Kereta
lokal dari Tanjung Karang ke Kota Bumi ada Kereta Seminung, Rajabasa, Sriwijaya
atau Way Umpu. Jadi ini mirip dengan kereta Rancaekek-Cimahi yang harus beli tiket on the spot dan tanpa nomor
kursi. Sama-sama KRD dengan rute yang lebih panjang mencapai 108 kilometer.
Sabtu
siang lalu, tertulis di tiket kami keberangkatan pukul 13.30 WIB dengan kereta
Way Umpu. Tapi ternyata pas kami menuju kereta, keretanya berjudul Seminung
(... dikala dibi, cahyani ... lanjut nyanyi). Dan ternyata kursinya udah pada
penuh. Cry.
Saya dapat
kursi di gerbong kedua, kawan-kawan lainnya di gerbong pertama. Kami semua
nggak ada yang ngumpul. Semuanya berpencar. Yagimana mau ngumpul, dapat kursi
juga uyuhan -_____-
Di dalam
satu gerbong terdapat dua kursi yang berhadapan yang bisa diisi oleh empat
orang. Saya duduk bersama dua orang ibu hamil dan dua anaknya yang sepanjang
jalan ada aja obrolan serunya. Seru banget.
Kalau dari
dalam kereta di Pulau Jawa penumpang bisa melihat pemandangan gunung, lembah
dan hamparan sawah, di dalam kereta penumpang kali ini saya hanya melihat sawah
dan rawa. Terkadang ada juga kebun karet, sawit atau singkong. Pemandangannya
memang kurang sip. Tapi masih lebih okelah daripada naik mobil dengan
pemandangan kemacetan di antara kendaraan transformer. Belum lagi hujan, jadi
foto-fotonya kurang sip.
Saya pikir
kereta ini penumpangnya sedikit. Nggak taunya sampai pada berdiri-berdiri
omaigat. Kami sangat beruntung banget naik dari Stasiun Tanjung Karang meski
naiknya di last minute yang dapat kursi juga udah hamdalah. Jadi mungkin karena
waktu itu hari sabtu, makan banyak mahasiswa dan para pekerja yang pulang
kampung. Kebanyakan mahasiswa naik dari stasiun Labuhan Ratu yang di Jalan
Untung Suropati.
Kereta
kami melewati beberapa stasiun, diantaranya Tanjung Karang, Labuhan Ratum
Gedung Ratu, Rejo Sari, Branti, Tegineneng, Rengas, Bekri, Haji Pemanggilan,
Sulusuban, Blambangan Pagar, Kalibalangan, Candimas dan berakhir di Kota Bumi.
Perjalanan ini menempuh rute tersebut selama kurang lebih 3,5 jam.
Hanya
dengan Rp. 10.000 aja saya dan teman-teman sudah bisa menginjakkan kaki di
Kotabumi. Rencananya untuk pulang ke kota keesokan harinya kami pengin naik kereta
lagi. Tapi ternyata nggak memungkinkan karena jadwal kereta dari dan ke Kota
Bumi hanya dua kali dalam sehari. Jadwal kereta Kota Bumi – Tanjung Karang PP
sebagai berikut:
Jadwal kereta Tanjung Karang – Kota Bumi
06.30 WIB – 08.31 WIB
13.30 WIB
– 15.48 WIB
Jadwal Kereta Kota Bumi – Tanjung Karang
10.35
WIB – 13.03 WIB
16.30
WIB - 19.00 WIB
Entah
kenapa saya selalu excited naik kereta. Kereta bagi saya menyimpan romantisme
yang mendalam. Dan stasiun bagi saya seperti persinggahan yang sebenarnya
enggan untuk saya datangi. Ya ngapin sih Cuma bertemu untuk berpisah, yakan?
Eh, tapi itu kan dulu. LOL.
Sampai-sampai
para petugas di stasiun kayak terheran-heran. Mungkin di benaknya saya ini
ndusun betul dan baru pertama naik kereta. Iya, Pak iya. Saya emang baru
pertama naik kereta di Lampung. Haha.
Di dalam
kereta saya masih excited dan berharap bakal melihat pemandangan alam yang ajib
banget. Yah, ternyata just so so dan hujan pula. Jadi ya, well... untuk travel
mate saya kali ini adalah ibu-ibu yang semuanya doyan cerita.
Long story
short, saya senang banget bisa punya kesempatan naik kereta di Lampung dan
berharapa kelak saya bisa mengulangi pengalaman naik kereta ini dengan lebih
asyique. Karena kata ibu-ibu di sebelah saya biasanya keretanya bagus, ada
colokan dan ada meja kecilnya juga. Ber-AC pula. Nah, kereta kami kemarin
jendelanya bolong ala-ala kereta ekonomi Pasundan jaman Rp. 35.000 sebelum masa
kelulusan saya. Haha. Jadi ketika hujan dan jendela harus ditutup ya engap
banget.
![]() |
Foto: Novrian |
Happy
banget sih bahwa di sini ada moda transportasi kereta idola sepanjang masa.
Kereta ini memudahkan konektivitas antarwilayah. Meski pun sekarang ongkosnya
masih disubsidi, ya semoga kelak selalu ada di hati para pelanggannya. Semoga
pelayanannya juga semakin baik. Semakin banyak orang naik kereta jadi jalanan nggak
macet. Semacet-macetnya kereta mah cuma bikin berhenti kendaraan selama
beberapa menit di pintu rel doang yakan?
Ada yang
pernah naik kereta ini juga? Share dong pengalamannya!
Saya sebenarnya mau komen, "Wih keren, Lampung punya kereta api." Maklum, di Kalimantan belum ada. Tapi karena takut disebut ndeso sekali, jadi saya cuma mau bilang, "Serunya naik kereta antarkota begini,semoga Kalimantan juga cepat punya moda transportasi seperti ini biar konektivitas antarwilayah lancar jaya."
ReplyDeleteWoiya di Kalimantan belum ada gara2 struktur tanahnyakah ya, mbak?
DeleteDi medan juga ada kereta api.. Dan pemandangannya juga sama. Danbdisini kalu dri stasiun utama dpt tempat duduk
ReplyDeleteDi medan mah kerwn ya, ada kereta dr bandara kan?
DeleteAku baru tahu di lamoung ada juga moda transportasi kereta. Terus jadi walaupun udah pesan tiket, tempat duduknya gak bernomor ya? Alias siapa cepat dia dapat? Seperti naik commuter line di Jakarta gitu ya? Tapi harganya cukup ekonomis sih. Kapan-kapan jika berkesempatan ke Lampung jadi ingin coba heheh.
ReplyDeleteIya, kurang lebih gitulah.kayak KRD Rancaekek-Padalarang kalau di Bandung
Deletekapan lah ya naik kereta api, aku belum pernah naik lho. setiap orang yang naik bilangnya enak, asik, jalannya lurus, cepat, pemandangan biasanya kece badai.
ReplyDeletehhmmmm
semoga di Bengkulu nanti ada kereta api juga ya, aamiin
Sini, ngesot ke Lampung aja kak. Sekalian explore
DeleteWuiih,seruuu naik kereta api, baru tahu itu kereta api babaranjang
ReplyDeleteIya, keretanya puanjang
DeleteDulu pernah ke Lampung tapi pakai mobil, via laut, kayaknya kalau naikkereta api seru juga ya
ReplyDeleteKe Lampung bagian mana tuh kak?
DeleteBaru tahu, di Lampung ada babaranjang. Lucu juga singkatannya hihihi...
ReplyDeleteDuuh..maunya senang-senang, naik kereta bareng teman-teman. Tapi ternyata tempat duduknya berpencar ya...malah beda gerbong :(
Tapi emang beneran, naik kereta itu menyenangkan. Anak saya juga paling suka kalau naik kereta api.
Iya, pasti lebih senang krn lbh leluasa. Nggak sumpek
Deletewah, di Kota BUmi ada temanku lho mbak. seru banget ya bisa jalan2 ke sana apalagi naik kereta
ReplyDeleteWah, di kotabumi bavian mananya nih?
DeleteMelihat ini, entah kenapa aku jadi ingin jika kelak akan ada kereta yang menghibungkan Pulau Sumatera dan Jawa. Pasti akan enak banget. Tapi, ah itu paling hanyalah khayalan belaka. Orang mungkin masih prefer pesawat jika ingin dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera.
ReplyDeleteJembatan Selat sunda aja mentah lagi nah
DeleteDi Kalimantan ngga ada Kereta api tapi aku sering banget naek kereta api kalo lagi bepergian. Murah sih dan juga lebih nyaman buat istirahat ketimbang bus. Masalah harga juga jadi pertimbangan. Klo harus prjalanan semalaman aku pilih kereta api biar hemat budget nginep saat traveling
ReplyDeleteIya banget. Aku pun pilih kereta kalau pas jalan santai
DeleteOooh hampir kayak KRL yaaa... Hampir doaaang, hahaha
ReplyDeleteBtw, aku gak tau lagu ini --> dikala dibi, cahyani
Lagu jaman kapan sih. Atau akunya aja yang gagal paham 😆
Lucu ya namanya babaranjang, kayak nama ala ala Sunda gitu 😆😆
Hahaha, itu lagu Lampung kak
Deletesaya termasuk orang yang jarang naik kereta, baru terhitung jari satu tangan naik kereta, jadi saya agak beda dengan mbak, yang kereta punya kesan, saya sih masih biasa aja, btw dengan harga 35 ribu itu termasuk murah ga sih jika memperhitungkan jarak dibandingkan dengan harga kereta di Jawa ?
ReplyDelete35k itu sebelum disubsidi, sekarang cuma 10k
DeleteHihihi... maaf Mbak aku ketawa-ketawa baca tulisan ini. Dari babaranjang hingga travelmate-nya ibu-ibu hamil yang doyan cerita semua :D. Ih tapi asyik ya, justru pengalaman-pengalaman unik bin ngebetein kayak gitu bisa selalu menjadi kenangan :)
ReplyDeleteSemoga ke depannya semakin baik ya pelayanan kereta api di Lampung. Kalau di Jawa, sependek pengalaman aku, KA sekarang udah bagus pelayanannya. Fasilitas oke semua :)
Iya, kayaknya pelayanan seluruh kereta sekarang ini udah bagus deh ya?
DeleteBlm pernah naik kereta, pengen tp kemarin gagal berangkat. Habisnya di Jepara gak ada sih, kudu ke Semarang dulu
ReplyDeleteItu keretanya keliatan bersih. Bayangin gimana desak2 kan di dalam sana
Cobainlah sesekali, hihi
DeleteAsik banget naik kereta, murah pula. Aku belum pernah naik kereta, hiks.
ReplyDeleteBatru tau di Lampung ada kereta, mana lowong banget lagi. Itu beneran 10rb aja tiketnya? Murah bgt Hehehe
ReplyDeleteLah seriusan ada kereta di Lampung? Baru tau dari postingan ini, aku kangen banget sama Lampung :(
ReplyDelete