L'Burger, Burger Lampung yang Rotinya Selembut Hatimu




Black Burger atau burger hitam mungkin nggak asing lagi bagi sebagian orang. Sama juga dengan pempek hitam, atau cendol hitam. Tapi black burger yang mau saya ceritakan disini sedikit berbeda.



Burger, meski pun bukan produk kuliner asli Lampung bahkan Indonesia nyatanya sudah mempunyai tempat terendiri di hati orang Lampung. Orang Indonesia. Saya sendiri sering beli burger sejak kehidupan saya menuntut serba cepat dan praktis. Ketika kuliah S1 dulu saya sering beli burger di pinggir danau Unila. Burger yang sangat terkenal seantero Unila. Saya bisa beli disana, lalu masuk ke kelas atau bahkan melanjutkan rapat. Atau bahkan ketika di perjalanan, saya tinggal beli burger atau sandwich take away aja. Makannya pun bisa sesuap-sesuap. Praktis.

Lambat laun seiring perubahan gaya hidup saya, perubahan gaya hidup orang Indonesia, konsumen semakin pilih-pilih. Banyak burger dinilai nggak sehat. Bahkan burger dilabeli sebagai makan sampah atau bahasa halusnya junk food. Pun saya, saya beberapa waktu lalu beli roti untuk burger dan hotdog. Satu pak roti burger dengan isi sepuluh buah hanya dibanderol Rp. 12.000. pattynya pun saya beli. Ada yang dbandrol Rp. 10.000 atau yang Rp. 35.000 atau yang lebih mahal lagi di supermarket pun ada.

Tapi saya kecewa.

Sewaktu mendengar adanya Lampung Burger atau L’Burger, awalnya saya biasa aja. Tapi lama-lama kok ya kangen makan junk food satu itu. Rasanya ngangeni.
Akhirnya saya pesan dua buah waktu itu. Plain burger dan black burger. Gigitan pertama terasa beda. Rotinya bukan roti biasa. Lalu lebih dalam lagi saya gigit pattynya. Pattynya pun kresh...kresh... beda dari biasanya.

Belum lagi sausnya. Pada umumnya saus burger hanyalah saus cabai atau tomat plus mayonaise. Tapi di L’Burger, sausnya beraneka rupa. Ada saus keju, balacan, atau seruuit. Aneh, kan? Saya semakin penasaran dengan burger lokal yang satu itu.



Rupanya pengelola burger yang punya tagline “rotinya selembut hatimu” ini pandai bereksperimen dan melakukan riset pasar. Konsumen pun melakukan pembelian berdasarkan preferensi utilitas dan pengusaha memang sudah seharusnya melakukan uji hedonik.

Akhirnya saya punya kesempatan untuk membeli burger ini lagi di gerai barunya di Jl. Radin Inten. Di sana hanya ada saus cabai, tanpa saus yang lainnya. Karena menurut kesaksian Toni, konsumennya masih tetap memilih saus cabai sebagai pelengkap sajian burgernya.

“Berdasarkan riset, konsumen kita sukanya dengan saus cabai. Jadi ngapain kita repot untuk menyediakan saus lain dengan cost produksi yang tinggi?”

Benar juga.

Bukti lain bahwa L’Burger sangat concern terhadap kualitas dan preferensi pelanggan adalah bahwa sang koki benar-benar membuat sendiri saus tartar untuk burgernya.

“Kalau sudah ngoprek saus saya bisa seharian di dapur. Nggak keluar-keluar lagi,” kata Toni.

Saus tartar adalah mayonnaise yang sudah diolah dan rasanya gurih. Saus tartar dai L’Burger ini bisa disimpan dalam lemari es sampai sepuluh hari.
Sementara rotinya, mereka menggunakan terigu terbaik. Rotinya lebih mirip donat tapi plain. Kalau donat kan manis. Yang membuat berbeda juga adalah karena ada taburan wijen di roti bagian atas. Rotinya digoreng, bukan dipanggang seperti pada umumnya. Meski begitu rotinya nggak terlalu berminyak, jadi nggak usah khawatir. Jauhlah sama jajan gorengan mah. -_____-

Untuk rotinya, ada dua jenis roti di L’Burger. Roti plain dan roti hitam alias black burger. Black burger ini idola saya sepanjang masa. Sama seperti makanan hitam lainnya, black burger dari L’Burger dibuat dengan tambahan activated charcoal alias arang aktif. Manfaatnya tentu udah pada tau semua dong yaaaa. Bisa untuk menyaring racun sampai antioksidan. Gih, go search deh.

Untuk pattynya, L’Burger menggunakan daging berlemak seperti paha sebanyak 70% dari total bahan baku. Sisanya tepung roti, bawang bombay, bawang putih, aneka kecap dan rempah. Semuanya dibuat sendiri dong tentunya.

Karena bahan-bahannya homemade jadi lebih terjaga kualitas dan higienitasnya yakan. Belum lagi untuk memanggangnya mereka nggak pakai panggangan yang di luar gitu, tapi pakai microwave.


Dalam sehari, L’Burger hanya menyediakan stok 50 buah roti supaya selalu fresh. Katanya nanti L’Burger akan menyediakan isian daging ayam. Untuk isian ikan sepertinya nggak akan mereka sediakan karena masyarakat kita masih menganggap aneh patty dari ikan. Aneh emang, masyarakat kita mah terlalu mainstream. LOL.
Mungkin besok-besok bisa kali yah disediakan topping tambahan. Misalnya keju slice atau telur. Hihi. Anaknya masih kurang aja kayaknya.

Buat yang suka mager kayak saya bisa order via go-food. Tapi karena burgernya sering sold out duluan, jadi kalo sekiranya udah sore atau malam kontak dulu aja ke abang L’Burgernya.

Selamat icip-icip. Selamat ketagihan!

L’Burger
Teras Indomaret Jl Radin Inten (seberang hotel Amalia)
Ig @burgerlampung
Telpon 08992293390
Email burgerlampung@gmail.com

2 comments

  1. reviewnya saya suka pake banget deh pokoknya......

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi kalau burgernya dipeebanyak topingnya. Ditambah selada segar dan tomat. Waaahhh. Kreah kresh

      Delete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<