Giring Nidji Jadi Story Teller, Dukung Donasi Buku di 104 Titik




pinterest.com

 “Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena bersama buku aku bebas”
- Muhammad Hatta-


Quote yang sudah mendunia ini lagi-lagi terngiang di kepala saya. Betapa urusan peningkatan minat baca nggak pernah ada habisnya. Dulu, saya dan pacar menggelar giveaway gara-gara prihatin dengan minat baca. Setelah itu kami membuka perpustakaan kecil yang meminjamkan buku ke anak-anak sekolah dan lingkungan sekitar. Setelah itu HB meminjamkan beberapa buku ke sebuah kedai kopi. Buku-buku itu digilir, dan diganti judulnya dalam periode tertentu. Alhamdulillah, beberapa buku nggak kembali. Ini artinya sang peminjam sangat cinta sama buku yang dia pinjam, kan? Kami sih positive thinking aja sih sambil berdoa supaya Tuhan senantiasa melimpahkan rejeki supaya kami bisa terus beli buku, baca buku, dan berbagi buku.

Hingga Jumat, (21/7) lalu saya ketemu dengan Giring (Nidji) Ganesha yang ternyata jadi ‘aktivis buku’. Giring ini idola  saya semasa muda. Betapa saya freak dengan rambut kriwilnya hingga saya patah hati ketika dia potong rambut. Tapi ternyata Giring makin menggemaskan ketika dia ber-story-telling di hadapan anak-anak sekolah dasar. Jadi ternyata Giring memiliki kegelisahan yang sama tentang minat baca. Setidaknya sama dengan saya. Dia gelisah ketika anak-anaknya lebih gandrung terhadap gadget daripada buku. Hingga akhirnya sekarang Giring konsisten membacakan buku bagi anak-anaknya setiap malam.



Saya turut hadir dalam penyerahan buku dari gerakan #BukuUntukIndonesia yang dihelat oleh BCA di SDN 7 Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu. Saya bersyukur banget bisa punya kesempatan join di kegiatan sosial semacam ini. Sesuai dengan passion saya. Saya akhirnya paham tentang apa yang dimaksud Mas Rendy, seorang Marcom BCA dari Jakarta. BCA tidak memanfaatkan seorang Giring karena dia public Figure. Bukan karena dia influencer, tapi lebih kepada karena Giring mempunyai kepedulian yang sama soal minat baca.

“Giring di gerakan ini bertindak sebagai pengawas. Apakah gerakan kita ini sudah benar atau perlu diperbaiki di bagian yang mana,” terang Mas Rendy.


Kalau saya bilang, Giring semacam jadi ombudsman. Hal ini diamini oleh Mas Rendy karena Giring benar-benar mengawasi.

Saya semakin kagum ketika buku yang dipilih untuk dibacakan oleh Giring berjudul “Sahabat Bumi”. Dia membacakan dua cerita bertajuk “Kincir Kayu” yang mengajarkan pentingnya renewable energy dan “Bank Sampah” yang sangat cocok diperkenalkan kepada anak-anak. Ajaibnya, setelah bercerita Giring melemparkan kuis berhadiah beberapa buah buku berjudul sama. Para murid sangat antusias. Artinya, mereka menyimak cerita Giring karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seputar cerita yang telah dibacakan sebelumnya.

GOOD JOB, PAPA GIRING!

Ohya, gerakan yang saya maksud di sini adalah gerakan #BukuUntukIndonesia yang dimotori oleh Bank Central Asia (BCA). BCA melalui kegiatan CSRnya mengadakan Gerakan #BukuUntukIndonesia yang tujuan mulianya adalah menciptakan pendidikan yang lebih baik dari generasi ke generasi. Yang terlibat dalam aksi ini bukan hanya nasabah BCA, tapi juga seluruh lapisan masyarakat. Mereka diberi kesempatan untuk ikut menyumbang dana untuk kegiatan ini dengan mengirimkan dana mulai Rp 100.000 melalui blibli.com. Setelah itu donatur akan mendapatkan voucher yang ditukar dengan kaos yang menjadi bukti keikutsertaan mereka dalam gerakan ini. Sumbangan yang terkumpul sejak Maret lalu kemudian dikonversi menjadi buku-buku pendamping pendidikan bagi anak-anak sekolah dasar. Adapun nilai uang yang terkumpul sekarang ini sudah mencapai Rp 1 milyar.

IYA! SATU MILYAR RUPIAH!

Awesome yaaaa rakyat Indonesia yang ternyata masih sangat peduli meski negara kita didaulat sebagai ranking 60 untuk urusan literasi menurut data UNESCO. Faktanya, nggak akan ada orang hebat yang lahir tanpa buku. NGGAK AKAN ADA. Semua tokoh besar gara-gara buku.

Selain Giring, kegiatan ini juga didukung oleh Andy F Noya. Jurnalis favorit yang melejit ketika menulis buku dan jadi host acara di tivi. Pak Santoso, Direktur BCA cerita kalau dulunya hidup Andy Noya sangat memprihatinkan. Hidup di pedalaman membuat dia susah mengakses buku-buku bermutu. Tapi dia nggak pernah nyerah sehingga memilih profesi jurnalis hingga akhirnya dia menjadi Duta Buku sekarang ini.

Pak Santoso menyerahkan buku-buku kepada tujuh kepala sekolah yang didampingi siswa berprestasinya. Mereka berasal dari SDN 7 Gading Rejo, SDN 3 Bumi Waras, SDN 5 Bumi Waras, SDN 4 Sukaraja, SDN 3 Sukaraja, dan SDN 4 Gunung Terang serta SDN 2 Banjar Sari Metro Utara.
 


Untuk urusan kriteria penerima sumbangan ini BCA nggak main-main. Nggak asal tembak. Mereka bekerjasama dengan Metro TV dan Kompas Gramedia dan meminta pertimbangan dari Dinas Pendidikan di daerah-daerah. Gading Rejo sendiri setahu saya adalah pemukiman kaum pendatang yang melahirkan cukup banyak siswa berprestasi tapi memang jauh dari akses buku. Sukaraja merupakan salah satu kelurahan di Pesisir Kota Bandar Lampung. Bertahun-tahun ke belakang, saya terlibat dalam urusan pengembangan manusia di sana hingga urusan penanganan sampahnya. Sudah sangat tepat kalau anak-anak di sana diberikan bantuan berupa buku.

Buku-buku yang dikonversikan dari sumbangan-sumbangan rakyat Indonesia ini akan dibagikan ke 104 titik di luar Pulau Jawa. Kenapa harus luar Jawa? Ya karena as we know lah yaaaa supaya terjadi pemerataan. Gini rasio kita sudah mulai turun loh, artinya di bidang sosial dan ekonomi sudah nggak terlalu timpang parah amatlah. So, untuk urusan minat baca juga harus demikian dong.

Benar kata Pak Santoso, “gimana mereka mau senang membaca, kalau buku aja mereka nggak punya?”

Kamu jangan sedih karena program ini belum berakhir. Gerakan #BukuUntukIndonesia baru bergeliat dan masih butuh banyak donasi untuk bisa lebih menyebarluaskan minat baca ke seluruh anak Indonesia. Kamu cukup kunjungi www.bukuuntukindonesia.com dan klik “berbagi” di sana. Atau bisa liat infografis berikut.



So, go ahead, BCA. Semoga akan lahir lebih banyak lagi pihak-pihak yang peduli. Dan pada akhirnya bukan hanya anak-anak aja yang mendapatkan buku-buku bermutu, tapi juga remaja hingga orang tua. Semoga.

14 comments

  1. Waaaah Giring ternyata berjiwa sosial bgt yak. Moga setelahh ini minat baca meningkat. Kasin yg di luar jawa, butuh bacaan. Untung BCA konsisten dg CSR nya

    ReplyDelete
  2. wah memang perlu oarng yg sdg dikenal publik untuk meningkatkan minat baca ya agar lebih tertarik

    ReplyDelete
  3. Asyik yaa ketemu Giring. Semoga donasi ini bisa menumbuhkan minat baca pada anak-anak Indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. enggak asyik juga sih karena nggak sempat diskusi hahahaha

      Delete
  4. Replies
    1. asyik yang giringnya angsung digiring pulang. LOL

      Delete
  5. Coba giring.itu suruh ke.pulau tegal, atau legundi, atau kelumbayan, jangan di ajak.piknik, disuruhiat.juga nasib anK.anak di sana, gmna.susahnya cari buku. Nah, coba aja bca ke sana he

    ReplyDelete
    Replies
    1. nggak usahlah jauh2 ke pulau terluar. Di sini pun masih banyak yg kesusahan

      Delete
  6. Keren yah acaranya. Sukses terus semangat literasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. yeaaay semoga ini jadi awal kebangkitan literasi

      Delete
  7. Alangkah baiknya jika kegiatan seperti ini tetap berjalan di setiap bulannya di Kabupaten Pringsewu, karena sebagian besar masyarakat yang tinggal di wilayah Kabupaten Pringsewu merupakan pendatang yang melahirkan cukup banyak siswa berprestasi tapi memang jauh dari akses buku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul sekali semoga lebih banyak lagi pihak yang aware yaaaaa

      Delete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<