Foto: bundaasyraf.com |
Ini
sesungguhnya merupakan postingan yang entah-apa-banget karena ‘lha wong nikah
aja belum kok ngomongin KB’. LOL. Jugde me deh, saya kan emang anaknya
#wellplanned yakaleee.
Saya
tergelitik untuk menulis ini karena adanya postingan viral beberapa waktu lalu
tentang IUD ibu yang jadi mainan si anak. Ada yang bilang itu hoax, ada yang
bilang itu fakta. Ya, whatever sih karena bukan itu poin saya. Saya Cuma butuh
meyakinkan diri aja jalan apa yan bakal saya tempuh, well may be baru akan saya
mulai tempuh bertahun-tahun ke depan. Tapi nggak ada salahnya kan dicari tau
dari sekarang? Bicara kontrasepsi bukan lagi sesuatu yang tabu, tapi ilmu
pengetahuan yang harus dicari tau.
Mundur
ke belakang lagi, sempat ada kehebohan bahwa KB itu haram hukumnya. Ya walaupun
telah diluruskan bahwa selama niatnya adalah untuk mencegah kehamilan, bukan
untuk berhenti hamil sih katanya nggak masalah. Daripada nanti kebobolan terus
tapi nggak bisa merawat anak dengan baik dan layak kan justru lebih
memprihatinkan. So, saya ada di tim KB, meski entah gimana caranya.
Setelah
saya cari tau, alat kontrasepsi atau kalau saya mengartikannya secara harfiah
adalah alat yang mencegah pembuahan ada untuk laki-laki dan perempuan. Syarat untuk
memilih alat kontasepsi mana yang akan dipilih ya berarti kita harus kenal dulu
dengan diri sendiri. Pasalnya nggak sedikit cerita seram yang saya dengan dari
orang-orang sekitar. Kebanyakan sih karena memang mereka nggak kontrol rutin,
atau kuran diberikan edukasi oleh petugas KB-nya.
Baru-baru
ini, Ibu dari teman kerja saya diketahui menderita kanker karena spiral yang
ditanam di rahimnya. Ada juga ibu-ibu yang bantu saya nyuci nyetrika pakai
spiral selama tujuh tahun aman sentosa. Jadi ya memang urusan KB ini harus
benar-benar melibatkan banyak pihak. Bukan sekedar pasangan.
Alat
kontrasepsi yang paling akrab dalam kehidupan saya adalah pil KB. Bertahun-tahun
setelah saya kenal dengan pil KB ini saya baru tahu ternyata pil KB ada dua
macam, yaitu kombinasi dan progesteron. Saya pikir ibu saya dulu memakai pil KB
yang kombinasi karena efeknya ibu saya jadi terserang hipertensi dan kegemukan.
Nyatanya ibu saya masih kebobolan juga hehe karena lupa minum pil KB-nya
mungkin. LOL.
Ternyata
ada juga alat kontrasepsi yang bentuknya seperti koyo atau patch. Jadi setiap
koyo itu ditempel di tubuh, hormon reproduksi akan terlepas. Canggih ya Cuma dengan
nempel koyo doang. Ada lagi alat kontrasepsi berbentuk cincin yang dipasang di
vagina. Alat ini dipakai sewaktu nggak menstruasi, jadi setiap bulan harus
diganti.
Nah
ketiga alat kontrasepsi tadi kan jenis hormonal yang mengotak-atik kerja hormon
dalam tubuh. Selain itu ada juga KB suntik yang bertahan selama tiga bulan yang
juga sangat populer. Ada juga alat kontrasepsi yang nggak mengganggu kerja
hormon. Ada yang ditanam di rahim, ada juga yang steril.
Kedengarannya serem ya kalau bicara tentang memasukkan sesuatu alat ke dalam tubuh?
Berbeda
dengan saya, Mak Noni justru memilih alat kontrasepsi IUD atau spiral. Dia enggan
memakai KB hormonal karena dia pernah punya pengalaman terserang FAM. Suatu penyakit
di payudara. Jadi dia takut kalau pakai KB hormon akan mengganggu kerja hormon
di tubuhnya.Mak Noni menceritakan semuanya di blognya: nonirosliyani.com.
Mak
Noni saat ini baru punya anak satu. Namanya Luna. Setelah Luna berusia enam
bulan, Mak Noni memutuskan untuk mengikuti program KB IUD ini.
Sama
seperti kebanyakan perempuan lainnya, Mak Noni juga pasti mengalami ketakutan. Awalnya
dia takut dengan alatnya, tapi dia memilih untuk nggak liat alatnya sama
sekali. Jadi dia udah bolak-balik papsmear dan kontrol KB tapi nggak pernah
liat alatnya. Kalo saya sih pasti penasaran. LOL.
Ketakutan
kedua adalah sagat manusiawi. Takut sakit. Yang namanya badan dioprek-oprek ya
pasti ada rasa. Tapi katanya bukan sakit, tapi linu dan nggak tergambarkan
dengan kata-kata. Nyatanya semua aktivitas Mak Noni tetap lancar jaya kok
setelah dipasang IUD.
Yang
ketiga adalah soal ketakutan kacaunya jadwal menstruasi. Kalau saya sih ini
udah stress banget pasti. Apalagi saya kalau mens suka sakit banget. Dan gejala
mau mensnya udah ada sejak seminggu sebelum hari H. Jadi kacau balau deh. Kalau
kata Mak Noni setelah dia memasang IUD, mensnya tetap lancar aja sampai
sekarang.
Kalau saya
simpulkan dari cerita Mak Noni sih apapun alat kontrasepsinya ya yang penting
kita rajin kontrol ke bidan atau dokternya. Segala keluhan disampaikan tanpa
tedeng aling-aling untuk mencegah hal buruk terjadi. Yang namanya memasang
benda asing dalam tubuh kan pastinya akan berdampak pada tubuh kita.
Sekitar sebulan
lalu, saya mendapatkan pengetahuan KB di kampus secara nggak resmi. Waktu itu
kami diberikan sosialisasi jabatan fungsional dari pihak DIKTI. Jadi selingannya
malah belajar kontrasepsi. Lumayanlah jadi tau dan nyatanya nggak ada malu-malu
meski itu di kelas besar dan dihadiri oleh puluhan dosen muda baik yang udah
nikah atau pun belum. Kita kan bisa memetik pelajaran darimana aja.
Kalau kata
si bapak, intinya mah ada KB yang nggak berdampak langsung bagi tubuh. Bukan KB
hormonal, bukan juga memasukkan benda asing ke dalam tubuh apalagi harus sampai
vasektomi dan tubektomi. Dan sepertinya cara inilah yang saya pilih untuk saya
tempuh. Ya, paling enggak sampai saat ini saya tetap memilih untuk kelak
melakukan perhitungan kalender menstruasi karena memang jadwal saya cukup
rutin. Meleset paling sehari dua hari. Yang kedua adalah koitus interuptus.
Hehe...
ada cerita unik sewaktu bapak ini menjelaskan tentang koitus interuptus yang
ternyata kalau diartikan ke bahasa gaul artinya jadi sedikit menjijikan. Intinya,
memutus proses koitus agar tidak terjadi di dalam rahim. Metode ketiga adalah
dengan menggunakan kondom. So, far meski pun kata orang tetap bisa kebobolan ya
nggak ada salahnya kan mencoba. Katanya juga reaksinya beda-beda dalam tubuh. Bahkan ada yang sampe memengaruhi psikologis. Ya, lebih baik emang konsultasi ke ahlinya deh.
Manusia Cuma bisa berusaha, kalau emang kebobolan kan berarti itulah takdir terbaik dari Tuhan. Nggak ada skenario Tuhan yang nggak indah. Konon katanya begitu. Ada orang yang pengin banget steril sampe pengin ngangkat rahim biar nggak bisa hamil. Bisa karena emang males, bisa juga karena emang takut nggak mampu mengurus anak. Bahkan ada juga yang berusaha mati-matian untuk bisa punya anak. Yakan dunia sawang sinawang. Nggak bisa disamain satu sama lain.
Sekarang sih saya bisa koar-koar gini, tapi prakteknya nanti ya biar gimana nanti aja. Semuanya kan perlu didiskusikan, bukan saya seorang aja yang bisa membuat keputusan.
Manusia Cuma bisa berusaha, kalau emang kebobolan kan berarti itulah takdir terbaik dari Tuhan. Nggak ada skenario Tuhan yang nggak indah. Konon katanya begitu. Ada orang yang pengin banget steril sampe pengin ngangkat rahim biar nggak bisa hamil. Bisa karena emang males, bisa juga karena emang takut nggak mampu mengurus anak. Bahkan ada juga yang berusaha mati-matian untuk bisa punya anak. Yakan dunia sawang sinawang. Nggak bisa disamain satu sama lain.
Sekarang sih saya bisa koar-koar gini, tapi prakteknya nanti ya biar gimana nanti aja. Semuanya kan perlu didiskusikan, bukan saya seorang aja yang bisa membuat keputusan.
Aku paling enggak pernah mikirin yang namanya alat kb. Wong tanpa kb aja masih belum berhasil hamil. Tapi iya, mengganggu hormon itu paling ga nyaman. Pengalaman bertahun-tahun konsumsi obat hormon itu rasanya pengaruh ke kepribadian.
ReplyDeleteSemoga rejekinya ya mbak segera diberi amanah sama tuhan. Apapun yg terbaik utk mbak dian dan keluarga 🤗🤗
Deleteemang agak-agak serem yah apalagi KB yang masukin alat2 ke dalam kemaluan kaya IUD itu hehe, kalo aku justru malah sebaliknya lagi menanti-nanti banget buah hati nih mba :)
ReplyDeleteIya mbak ngeri aku ngebayanginnga. Mbak yesi, semangat yaaa! Semoga djberi amanah di waktu yg tepat dan terbaik
DeleteKalo bicara masalah alat kontrasepsi, sepertinya lebih banyak yang diperuntukan untuk wanita. Jadi saya sebagai laki-laki tulen yang belum menikah tak perlu memikirkan alat-alat tersebut hihihi
ReplyDeleteAda loh yg buat laki-laki juga. Dan laki-laki kan berperan juga dlm pengambilan keputusan nantinya sekaligus paham segala resiko dan manfaatnya
DeleteNgggg soal kb, saya taunya cuma pake pil kb dan pake iud doang. Eh spiral termasuk juga gak ya?
ReplyDeleteHaha soal pembahasan seperti ini, saya belum. Terlalu paham 😂😂😂🔨
Sama. Makanya saya juga pengin nuh dengar 'suara-suara' lain hihi
DeleteKB itu memang gak bisa disamakan. Gak semua orang cocok dengan KB jenis tertentu.Ada yang cocok dengan KB hormonal,ada juga yang cocoknya dengan IUD.
ReplyDeleteIya betul. Katanya gitu. Berdasarkan kondisi tubuh dan psikologis juga yaaa
DeleteNaah....teh Noe uda jelasiin di atas.
ReplyDeleteTapi aku juga di #timKB kok, Rindu.
Secara anak pertama dan kedua ku dekeet banget jaraknya.
2 tahun.
Jadi agak waswas kalo KB nya kalender atau kondom.
Memilih ber-KB dan jenisnya apa memang gak bisa ditentukan kita sendiri. Ada suami dan pasti konsultasikan dengan dokter kandungan.
Sekian wejangan dari emakemak #timKB ^^
Yeaayyyy. Mohon wejangan lebih lanjut nanti yaaaa 😘😘
Deleteaku baca ceritanya aja rasanya serem gituh kalau pake acara ada benda yang dimasukkan ke dalam tubuh. belum nikah, belum mikirin juga ntar bakal KB apaan.
ReplyDeleteAku sih mikirin. Mikir banget soalnya buat nikin planning sampai ke planning study juga haha
DeleteSaya taunya alat kontrasepsi ya cuma kondoam doank mba. Kalau pil KB atau pasang spiral itu saya anggapnya sebagai metode pencegahan hamil haha
ReplyDeleteLah bukannya kondom juga iya? 😂
DeleteSebelum baca info ini aja aku udah meringis ketakutan sendri mbak. Temen2 kerja yang mayoritas ibu-ibu, di sini sering sharing ginian. jadi jiper besok klo nikah pas gimanaa? huhuuu
ReplyDeleteTapi terima kasih buat infonya ini ya mbakk hhee
Di tempat kerjaku jarang yg sharing beginian. Mungkin masih dianggap tabu
DeleteKalau alat kontrapsesi gini pengen KB alamiah aja, tapi emang terbagus IUD asal seperti Mbak Noni bukang rajin periksa aja di Dokter :)
ReplyDeleteOh emang paling recommended yaa kak?
DeleteBelum begitu ngerti sih ama alat begituan tapi informasi yang berguna banget nih buat calon istri saya nantinya
ReplyDeleteYihaaaa selamat beemusyawarahmufakat yaaaa
DeleteKalau aku gak asing sih dg bahasan kb krn dulu di biologi memang dikasih tahu. Cuma bagaimana alat2nya, tahunya pil doang. Sampai suatu hari, aku lihat kondom dan pengen ketawa. Mana byk rasa pula, wkwkwk #duh
ReplyDeleteBanyak rasa??? Oohhh iya iyaaa katanya ada yg vanilla jugaaaa
DeleteKb yg bagus itu yg gak ganggu kinerja haid. Bagaimana pun hrs ada darah haid yg kluar biar badan sehat
ReplyDeleteNoted. Yg penting nggsk ganggu hormon yak
DeleteHai Rindaa.. Makasih reviewnya. Hihihi.. Gimana, tertarik jadi #TimKB? :p
ReplyDeleteTertarik dooongggg. Tapi buat metodenya masih mikir2. Ntarlah diskusi duluk. LOL
DeleteHihhihi kalau aku mengartikan kb itu keluarga besar. Entah mengapa maaf kalau beda pendapat. Kalau keluarga kami sendiri enggak setuju dgn kb kb an bener bener mengusung banyak anak banyak rezeki.
ReplyDeleteIyaaaa... Di keluarga dr ibu adl keluargs besar. Kalo keluarga bapak adl keluarga kecil. Semuanys nggak KB tapi rejekinya masing2 hihi
DeleteWah, postingannya kece, nih! Aku yang udah beranak dua dengan jarak dekat aja baru kepikiran mau pake KB IUD tadi pas ngobrol ma dokter obgynnya anak-anak hihihi. Btw, apapun pilihan pasti ada konsekuensi. Kita pake KB juga tak lain tak bukan untuk kebaikan. Kalo aku pribadi pengen pake KB karena ingin mengatur jarak kehamilan, bukan membatasi kehamilan. Toh kalo membatasi kehamilan, kenapa ga sekalian 'steril' saja, kan? Tapi sampe sekarang masih maju mundur mau pakai KB karena merasa biar mengalir gitu aja, hehehe.
ReplyDeletePersiapan ilmu tentang KBnya udah TOP, mbak. Tinggal nunggu sang pangeran menjemput saja, dan bicarakan lagi berdua soal pilihan ini. Semoga dikaruniai pasangan dan anak yang sholeh/ah yaa.
Kalau saya dulu merasa kalau pake KB tuh piece of cake banget alias gampang Lah ya gak usah ribet. Tahunya pas ngalamin galau sendiri. Untungnya punya dokter yang komunikatif dan akhirnya pake IUD so far puas banget sama KB ini karena enggak ribet. Saya pake IUD karena saya belum bisa hamil dulu soalnya berisiko tinggi.
ReplyDeleteAduh. Maaf. Aku ngga punya pengalaman sekalintwntang ini. Yang penting tetap sehat aja. Mau pake yang mana aja oke lah ya
ReplyDelete