Sejak masih sekolah saya memang selalu jadi siswa yang aktif. Ikut kegiatan
ini-itu, ikut lomba, sampai pulang malam naik motor sendirian pun saya lakoni
sejak SMA. Waktu itu saya masih tinggal bersama orang tua, jadi soal nutrisi
bisa dibilang aman terkendali. Sewaktu kuliah S1 saya tinggal bersama Nenek,
masih bisa dibilang aman karena makan pagi dan malam jam berapapun selalu di
rumah. Makanan dan jajanan saya masih terkontrol. Kesehatan saya sangat baik.
Tubuh saya kaget setelah saya merantau ke jogja untuk kuliah S2. Saya banyak
lembur di warung kopi, jarang makan karena makanannya nggak cocok dengan
selera. Beberapa bulan setelah merantau, tubuh saya memberikan alarm. Setiap datang
bulan selalu sakit luar biasa sehingga saya selalu nggak bisa ke kampus. Hingga
puncaknya ketika saya dalam proses penyelesaian skripsi. Lambung saya
bermasalah. Bukan maag lagi melainkan infeksi lambung. Sejak saat itu saya jadi
sering sakit.
Setelah bekerja, rutinitas saya nggak berubah. Tetap banyak lembur karena
saya mengabdi di sebuah Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB). Tentunya dengan
SDM yang ada, kami harus bagi-bagi tugas untuk menjalankan urusan akademik
sekaligus non akademik. Lembur di kampus sampai lewat tengah malam sudah biasa.
Bahkan makan pagi jadi siang, makan siang jadi tengah malam pun sangat biasa.
Akhirnya suatu ketika sampailah saya pada masa puncaknya dimana tubuh saya
sudah nggak bisa lagi memberikan toleransi. Tubuh saya protes dan saya tumbang
lagi. Saya tiba-tiba jadi sering sakit, sering izin sampai dibilang teman saya,”Kok
sekarang kamu ringkih banget, ya.”
Anak bandel seperti saya memang harus diberikan ujian berkali-kali baru
bisa tobat. Deadline yang sudah saya perhalus menjadi “dateline” bukan lagi
berarti garis mati bagi saya. Yang namanya kekebalan tubuh alias imun itu kan
berkembang sesuai dengan perkembangan tubbuh manusia. Gini-gini saya kan pernah
dapat kuliah ilmu gizi pangan 1 dan 2 jadi ya taulah. Waktu kita masih bayi
sistem imun belum optimal jadi nggak heran kalau bayi lebih gampang terserang
penyakit. Menjelang dewasa, sistem imun mulai baik dan bekerja optimal. Tapi memasuki
usia tua, sistem imun turun lagi. Whatttttaaaa... jadi saya sudah menjelang
tua? #abaikan
Yakalo
pas bertepatan dengan dateline berbaris terus imunnya lagi prima sih nggak akan
masalah. Nah, kalo udah terganggu kan infeksi bakteri, virus atau jamur mudah
banget masuk ke dalam tubuh.
Ini
bisa aja terjadi waktu kita stress gara-gara dirongrong kerjaan dan target,
akibatnya jadi kurang gizi dan kecapekan. So, kita harus banget mengatur pola
hidup sehat. Sebagai dosen, blogger dan pekerja sosial tentu saya nggak boleh sakit. Sehingga pada 2017 ini saya punya resolusi, #Sehat365Hari. Ini
yang akan saya lakukan sebagai cara menjaga kesehatan tubuh.
Berolahraga setiap
hari
Agak berat sih pelaksanaannya, tapi kan yang penting saya udah niat. Niat itu
mengalahkan segalanya. LOL. Saya yang kesehariannya melototin buku, layar
ponsel maupun laptop memang sangat butuh nuansa baru. Badan saya harus sering
stretching supaya nggak kaku sendi. Lalu mata saya juga harus sesekali
dialihkan untuk memandang pohon-pohon hijau.
Sementara pengejawantahan olahraga yang sesungguhnya adalah jalan kaki dari
Wisma ke kampus yang hanya memakan waktu lima menit. Lalu bonusnya adalah jalan
dari satu gedung ke gedung lainnya yang lebih terasa efek gosong di kulit
daripada sehatnya. Lalu naik-turun tangga yang yaaa... lumayanlah hitungannya.
Makan pangan
sehat
Ini yang lebih susah dari sekedar olahraga yang bisa diwujudkan dengan
jalan kaki ke kampus. Makan makanan sehat artinya saya harus masak. Sayuran sudah
lumayan ditanam di sekitar wisma. Tapi eksekusi untuk memasaknya itu lhoooo
kapaaaan? Pulang dari kampus sore atau malam, bahkan kalau ada kegiatan lembaga
di luar kampus bisa nggak pulang. Kalo udah gini kan otomatis makan ya
sekenanya. Paling pecel lele, nasi goreng, mi ayam, anything else?
Padahal di wisma juga udah ada kulkas buat nyetok bahan pangan. Udah ada
kompor dan segala alat tempurnya. Tapi karena banyaknya deadline jadi waktu 25
jam sehari pun rasanya kurang meski sekedar untuk memasak 15 menit.
Tapi yaaa... i’ll try. Demi masa depan saya. Demi saya sehat terus untuk
mencapai segala apa yang saya mau. Juga demi tercoretnya bucket list saya. Setidaknya
saya nyetok ikan yang udah dibumbui. Ayam yang udah diungkep juga boleh. Cabe,
tomat dan terasi untuk teman makan.Saya juga paling suka makan buah. Yang nggak suka itu budget untuk beli buah. Saya pilih buah lokal organik, sehat dan membantu perekonomian lokal.
Saya juga nggak lupa minum susu. Gendut? Itu Cuma mitos! Gendut itu kan
karena kalori yang masuk ke tubuh nggak dimanfaatkan dengan baik. Makanya banyakin
gerak, kalo susah gerak, banyakin mikir. LOL.
Berpikir positif
Ini sebenarnya tips yang paling gampang sekaligus paling susah
pelaksanaannya. Tinggal gimana kita aja kan sebenarnya? Tapi kadang manusia
suka bikin ribet apa-apa yang sudah ada jalannya. Jadwal sudah disusun,
dateline teratur, lalu asupan nutrisi sudah seimbang. Apalagi?
Berpikir positif akan mampu membuat metabolisme tubuh kita berjalan dengan
normal. Seketika ada yang ‘korsleting’ di dalam tubuh, alarm akan meresponnya
sebagai suatu kekacauan. Akhirnya sistem organ akan membuat sitem imun bertempur
lebih giat. Kalau nggak seimbang sistem pertahanan imun akan keok, maka keok
pulalah kita. So, berpikir positif adalah kunci dari keberhasilan dan
kesuksesan.
Minum imunomodulator
Salah
satu cara mempertahankan kerja sistem imun adalah dengan mengonsumsi imunomodulator
yang berperan membuat sistem imun lebih aktif dalam menjalankan fungsinya
menguatkan sistem imun tubuh (imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem imun
yang berlebihan (imuno supresan) sehingga kekebalan atau daya tahan tubuh kita
selalu prima. Saya juga nggak asal pilih soal imunomodulator ini. Saya pilih
Stimuno Forte yang udah jelas punya sertifikat fitofarmaka dari BPOM. Saya minum Stimuno Forte setiap hari. Artinya Stimuno
udah lolos uji keamanan dan uni khasiat alias telah teruji klinis. Disebut fitofarmaka karena Stimuno ini
berasal dari tanaman Phyllanthus niruri
(meniran). Tanaman ini sih banyak di semak-semak kebon di sekitar rumah saya. LOL.
Setelah jalan-jalan ke http://www.serbaherba.com/daya-tahan saya jadi makin yakin dengan Stimuno Forte. Dengan mengonsumsi Stimuno
harapannya mampu mempertahankan sistem imun di dalam tubuh saya. Mana akhir-akhir
ini dateline numpuk. Ngoreksi tugas, hasil UTS, kuis, blogpost, sampai tugas
laporan riset yang udah sebulanan numpuk sebagai draft. Oh Tuhaaaaannn...
kuatkan hamba. #AkuSetrong
aku juga cocok minum ini...anak-anakku pun suka yang sirup...alhamdulillah, beranfaat banget apalagi pas cuaca gak menentu seperti sekarang ini...
ReplyDeleteAdikku yg susah ngobat juga minum yg sirup. Simpel.
DeleteSetuju mbak Rinda, kita harus banyak berpikir posisitf. Biar sukses dan bahagia. Di rumah juga sedia stimuno. Apalagi mas Yopie sering jalan jauh. Seringnya dia minta stimuno :)
ReplyDeleteWah, berarti biar rinda kece kayak kalian harus terus minum stimuno yaaaa
DeleteItu obatnya aman mba?
ReplyDeletekeren dan sangat bermanfaat sekali infonya gan...
ReplyDeleteinfo lainnya:
Rental Sewa Mesin Stamper
Servis Mesin Stamper
Servis Mesin Stamper Pemadat Tanah
Servis Mesin Jack Hammer
Rental Sewa Mesin Jack Hammer
Rental Sewa Mesin Stamper
Servis Mesin Stamper
Servis Mesin Stamper Pemadat Tanah
Servis Mesin Jack Hammer
Rental Sewa Mesin Jack Hammer
Nasi Kotak
Nasi Box
Coffee Break
Catering Prasmanan
Menu Gubukan
Menu Pondokan
Nasi Kotak
Nasi Box
Coffee Break
Catering Prasmanan
Menu Gubukan
Menu Pondokan
Kursus SEO
Jasa SEO
Pelatihan SEO
Ahli SEO
Bisnis Online
Internet Marketing
Kok kita sama ya kak?
ReplyDeleteSelalu berkejaran dengan deadline?
salam!
Pakar SEO
Ahli SEO
Jasa SEO
Pakar SEO Jakarta
Ahli SEO Terbaik
Jasa SEO Murah
Jasa SEO Terbaik