Masih
ingat Abellia Anggi Wardani? Seorang kandidat doctor yang telah meraih sepuluh
beasiswa. IYA SEPULUH. LOL. Gue satu beasiswa yang membiayai kuliah, satu lagi
membiayai riset aja udah congkaknya minta ampun, gimana Dia? Dan ternyata Abel
itu nice banget loh. Berawal dari Mak Carra yang mengirimkan buku “Meraih Mimpi
dengan Beasiswa” untuk saya review dan jadi host giveaway di blog saya,
akhirnya saya bisa kenal dengan seorang Amazing Abellia.
Nggak sedikit
yang penasaran, gimana sih kok saya bisa kenal dengan Abel?
Ya emang
kenapa sih, emangnya saya nggak pantas ya kenal dengan orang kayak Abel? Sepertinya
dunia sangat meragukan saya. LOL.
Baca juga:[Review] Meraih Mimpi dengan Beasiswa
Kami saling
follow di media social hingga akhirnya Abel menawari saya untuk menggelar bedah
bukunya di Lampung. Yap! Pastinya saya langsung excited banget dan meng-iyakan
tawarannya untuk membedah buku tersebut di Lampung. Dia bilang akan lebih mudah
kalau bekerjasama dengan BEM kampus tertentu di Lampung. Dia juga menawarkan
untuk menggelarnya di kampus Itera, tapi saya langsung menolaknya. Alasannya klise,
kampusnya jauh jadi takut audience dari tempat lain merasa enggan untuk datang.
Saya sih
penginnya berhajatan di kafe biar santai gitu. Tapi di kafe butuh dana untuk
booking tempat. Kalau pun tempatnya free, butuh pesan menu supaya bisa jadi alasan
nongkrong. Saya sudah survey ke beberapa kafe tapi semuanya pakai dana yang
nggak sedikit. Padahal saya juga telah bersiap untuk mengontak kawan yang anak
band banget gitu. Apalagi alirannya swingin jazz dan akustik yang cocok dengan
suasana kafe yang syahdu. Ah.
Kemudian saya
mengajak Gramedia bekerjasama. Gramedia Raden Intan malah meminta para peserta
untuk beli bukunya dengan diskon CUMA 10%. Saya langsung mundur. Gramedia Mall
Boemi Kedaton sangat excited tapi sayangnya di waktu yang kami tentukan, masa
sewa panggung atrium mall oleh Gramedia telah berakhir dan nggak mungkin untuk
menggelar kegiatan di dalam toko karena tokonya kecil banget. Bahkan toko ini
sebenarnya sudah menyiapkan grup akustikan a la a la mereka tapi yam au gimana
lagi. Harapannya ke depan saya masih bisa mengajak mereka bekerjasama. Semoga.
Kemudian saya
akhirnya mengajak adik-adik dari BEM Unila. Walau kesannya lambat merespon
pertanyaan-pertanyaan saya tentang persiapan kegiatan, akhirnya semua informasi
menjadi jelas dan gambling ketika H-sekian. Mendadak, iya. Tapi mereka
meyakinkan bahwa mereka bisa. Fine, akhirnya saya meng-approve RAB yang mereka
ajukan dengan asumsi semuanya under control oleh mereka meski agak sulit saya
terima karena toh ini hanya kegiatan bedah buku.
Sampai hari
H yang ternyata agak meleset dari prediksi saya. Kegiatan yang semula
direncanakan jam sembilan pagi ternyata harus mundur sampai jam sepuluh lewat
sekian. Hal ini karena adanya kegiatan BEM yang sebelumnya nggak
dikomunikasikan dengan saya. Parahnya pemateri kegiatan mereka yang pertama ini
sempat ngaret hampir satu jam. Dan ternyata ketika saya bertemu beberapa hari
sebelumnya menjelaskan bahwa bedah buku akan berlangsung maksimal dalam dua
jam, mereka menangkapnya hanya satu jam. Dan ketika di awal saya tanyakan
tentang kepastian pengisi hiburan, mereka menjawab akan ada musikalisasi puisi
meski pun ternyata tidak ada. Mungkin mereka terlalu banyak meng-handle
kegiatan jadi kurang focus. Saya sangat maklum karena mereka sudah sangat baik
dan mengupayakan ini di sela-sela kesibukan mereka. Terimakasih banyak
Adik-adik! You made my day!
Awalnya saya
super duper baper karena ternyata saya kedatangan tamu agung bulanan yang maju
lima hari. Gosh, ini pasti gara-gara ke-hectic-an saya selama beberapa hari
terakhir. But, its ok karena walau sambil menahan sakit perut dan kepala yang
luar biasa (katanya) omongan saya masih bisa diterima oleh nalar dan nggak
ngaco sama sekali. Padahal sebenarnya apa yang sudah saya siapkan banyak yang
nggak terucap. Duh, berarti seharusnya saya bisa lebih sakses lagi dong ya
perform tadi siang? Apalagi setelah ngeliat hasil foto saya, keliatan banget
lagi nahan sesuatu dan nggak ‘kobe’ sama sekali. Duh, gagal pencitraan.
Saya yang
nggak enak hati dengan Abelia akhirnya harus terharu dengan respon para
peserta. Ada Irfan dan Tom, adik-adik yang pengin belajar lebih dan terus
sekolah. Ada juga dari jurusan THP dan jurusan-jurusan lain. Bahkan Mbak Heni
dan Mbak Naqi bela-belain datang lho. Saya super terharu dengan dedikasi
mereka. *peluksatusatu*
Seperti dugaan
saya, mereka sangat pengin tau tentang beasiswa. Mereka sangat ingin
mendapatkan beasiswa. Tapi ya, meski pun Lampung dekat dengan Ibu Kota Negara
tapi masih banyak ketertinggalan yang kami rasakan. Semangat adik-adik ini
ternyata cukup bisa menjadi endurance saya untuk berpuas hati bahwa ternyata
rasa penasaran mereka dan keinginan mereka semakin membuncah untuk bisa
mendapatkan beasiswa dan menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Saya sempat
sedih banget pas Abel tanya tentang Paulo Celho dan ternyata nggak ada yang
tau. Abel tanya apakah ada yang baca lima buku dalam satu tahun nggak ada yang
angkat tangan. Pun empat buku. Saya pikir ini sangat menyedihkan karena yang
ditanya adalah dalam kurun waktu satu tahun, bukan satu bulan.
Tapi ternyata
antusiasme mereka akan beasiswa sangat besar. Apalagi buku yang ada sampai sold out dan bahkan ada yang waiting
list untuk dikirim bukunya oleh abel dari Stiletto. Mohon kerjasamanya yaaa,
Stillo. Kirimkan buku-buku itu untuk kami di sini.
Abelia ternyata
humble banget dan ‘nrimo’, haha. Duh, saya sampai nggak enak hati terus dengan
pelayanan yang saya berikan kepada tamu saya ini. Apalagi saya udah dibawain
lapis Bogor Sangkuriang yang super enak banget. Ternyata dia masih ingat bawain
saya oleh-oleh, saya mah apa atuh… bisa keluar kampus tepat sebelum maghrib
juga udah Alhamdulillah.
Saya sangat
berharap bahwa ini bukan buku terakhir yang saya bedah. Saya masih pengin
banget kerjasama sama Abel, sama Stiletto, sama semua pihak. Saya juga sangat
ingin ketemu Abel di Belanda kelak. Saya masih dengan mimpi-mimpi saya yang
masih menggantung yang hanya tinggal digapai saja menunggu takdirnya.
Terimakasih
juga untuk Bu Dosen Nadia dan Her-Husband-To-Be (aamiin-in yaaaaa) yang udah
nganterin dan menyelamatkan Abel dari deraan sinar ultraviolet dan terpaan
emisi kendaraan yang semakin nggak karuan. Terimakasih udah mau kenal juga
dengan saya. Kalian semua sangat baik. *pelukinlagisatusatu*
Hari ini
sangat amazing bagi saya. Sedikit melupakan matematika dan sadar bahwa masa
depan saya pasti sangat indah dan luar biasa, walau pada akhirnya setelah
sampai di wisma justru ingat bahwa setelah Minggu ada Senin yang menanti dengan
tugas-tugas dan tuntutan untuk belajar matematika lagi dan lagi.
No comments
Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<