Lika-Liku Kehidupan yang Hanya Dipahami Oleh Mereka yang Kuliah di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (Universitas Lampung)!

Foto: thp.fp.unila.ac.id

 
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) beberapa tahun terakhir menjadi salah satu jurusan yang banyak diminati oleh calon mahasiswa. Padahal tidak banyak kampus yang menawarkan jurusan ini. universitas Lampung hanyalah salah satunya. Tidak sedikit yang menyangka bahwa menjadi mahasiswa di jurusan ini sama artinya dengan belajar mencangkul, bertanam hidroponik, atau hanya masak-memasak. Nyatanya, ketika ilmu di THP dikupas lebih dalam lagi akan tampak lebih kompleks dari sekedar lapisan kulit bawang. Trust me!


 1.      Pada dasarnya, sebagian besar mahasiswa THP awalnya belum tahu apa yang akan dipelajari di sana.
Bidang keilmuan yang terlalu kompleks jika saya tidak tega menyebutnya absurd! Semakin lama, kamu akan semakin menikmati berada diantara orang-orang keren di jurusan kece ini. Tidak sedikit juga mahasiswa yang tersingkir karena seleksi alam. Merasa salah jurusan, kurang minat, atau bahkan tidak mampu mengejar materi kuliah yang diwajibkan.

Sounds scary? Tentu tidak semenyeramkan itu. Semua hanya butuh proses. Ketika jadwal mata kuliah mulai dibagikan, kamu hanya perlu mencari banyak teman. Teman dari jurusan lain, kampus lain, dan yang paling penting adalah senior. Setidaknya kamu bisa mendapat banyak cerita dari mereka. Penting juga untuk meminjam tugas-tugas dan laporan serta bahan kuliah apapun yang mereka punya.

2.     Awalnya banyak yang tertarik karena embel-embel ‘Teknologi’ sebagai nama jurusan
Kata ‘teknologi’ memang terlihat eye catching dan mengundang rasa penasaran banyak orang. Tidak sedikit yang berharap bahwa setelah kuliah di jurusan ini mereka tidak akan bertemu dengan tetek bengek berbau fisika, matematika, apalagi ekonomi. Mungkin hanya biologi yang akan menjadi teman karib mereka. Nyatanya ada mata kuliah wajib berbau ekonomi yang tidak hanya diambil dalam satu semester. Maka, mahasiswa THP adalah mahasiswa serba tahu dan serba bisa karena mereka mempelajari semuanya. Termasuk matematika, fisika, biologi, mikrobiologi, ekonomi, pemasaran, dan sebagainya.


3.     Kamu sangat familiar dengan anggapan bahwa kamu di kampus belajar tanam-menanam.
Namanya saja Teknologi Hasil Pertanian, masuknya ke Fakultas Pertanian, otomotis belajar apapaun tentang mengolah tanah dan menyulapnya menjadi lahan pertanian. Kelak kalau lulus kalian akan menjadi ‘sarjana kembali ke desa’ lebih tepatnya ‘sarjana kembali ke sawah’. Padahal, dibawa turun ke kebun percobaan saja nggak pernah sewaktu kuliah.

Tetangga di kampung         :”Kuliah dimana, nduk? Jurusan apa?”
Kamu                                     :”Di Unila, Bu. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian...”
Tetangga di kampung        :”Oh... pertanian. Kok nggak jadi guru aja, malah pengen ngurus sawah.”

Terkadang omongan mereka memang terdengar ‘nyinyir’, tapi percayalah kamu hanya perlu memberikan bukti, bukan penjelasan bertubi-tubi yang hanya masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Tidak ada yang salah juga dengan turun dan kembali ke sawah, yang penting kamu bisa memberikan manfaat bagi kehidupan dengan penerapan keilmuan. Toh, lahan sawah kita yang kian sempit juga sangat butuh generasi berdasi yang siap mengabdi.

4. Orang-orang yang tahu perjalanan praktikummu juga akan menyangka bahwa THP tidak lebih kompleks dari sekedar tata boga.
            Gimana enggak, kamu akan ketemu praktikum membuat nugget, susu kedelai, bakso ikan, sampai membuat tempe. Tapi jangan salah, praktikum itu akan kamu alami kalau kamu sudah melewati mata kuliah Kimia Dasar I dan II, Fisika Dasar I dan II, Matematika Dasar, dan Pengantar Ilmu Ekonomi. Terlalu muluk-muluk nggak sih kalau untuk sekedar membuat tahu bakso saja kamu juga harus belajar Analisis Hasil Pertanian, Mikrobiologi, sampai Evaluasi Gizi Pangan?
           
Hanya mahasiswa THP ‘garis keras’ saja yang bisa merasakan betapa untuk menghidangkan makanan di piring tidak semudah sekedar belajar masak-memasak di dapur. Kamu juga akan belajar bagaimana ban dan juga minyak sayur harus dibuat dari sebatang pohon dan limbah domestik di rumahmu berpotensi besar menimbulkan ledakan berenergi besar jika kamu gagal manfaatkannya.

  1. Kalo udah jadi mahasiswa THP kamu akan akrab dengan Lactobacillus casei dan teman-temannya.
Ternyata nggak semua bakteri itu jahat, ya. Siklus hidup makhluk di dunia ini juga nggak luput dari peran bakteri. Buktinya ada banyak sekali bakteri dan kapang yang sangat bermanfaat bagi hidup manusia. Lactobacillus casei hanyalah salah satunya. Dia adalah bakteri asam laktat yang bisa mengubah susu segar menjadi yoghurt yang sangat penting untuk menyetabilkan jumlah bakteri baik di pencernaan. Kamu juga akan tahu bagaimana mekanisme terbentuknya wine, kefir, hingga kombucha, bukan sekedar menikmatinya. Dan ternyata prinsip produksinya sangat mudah!
Foto: Hello-pet.com


  1. Hari-hari kamu akan penuh dengan praktikum dan penyusunan laporan.
Mulai dari semester satu, kamu akan akrab dengan praktikum mata kuliah-mata kuliah dasar. Tentunya setelah praktikum kamu akan diharuskan menyusun laporan. Baik dengan ditulis tangan, maupun diketik. Kamu mungkin butuh latihan lagi untuk menulis dengan tangan berlembar-lembar laporan yang akan kamu rindukan ketika kamu telah dewasa dan menjadi entah apa kelak.

Kalau kamu sudah masuk ke mata kuliah keilmuan THP, kamu akan sering praktikum pengolahan produk pangan. Selain bersenang-senang ala praktikum, kamu juga bisa menikmati makanan yang kamu buat bersama teman-teman. Kamu juga akan menguji produk pangan yang kamu hasilkan dengan pengujian sensori. Kamu juga sesekali mengendus tanaman obat dan penghasil minyak atsiri, hingga mengelola limbah menjadi berharga dan tepat guna.

  1. Setiap tahun kamu berkesempatan ikut fieldtrip ke pabrik pengolahan hasil pertanian dan pangan.
Kunjungan industri menjadi suatu keharusan agar kamu memahami praktek nyata ilmu yang kamu pelajari di bangku kuliah. Kamu akan mengunjungi UKM-UKM yang menerapkan teknologi sederhana hingga perusahaan multinasional yang serba canggih. Pulang dari sana kamu nggak sekedar dapat oleh-oleh ilmu dan pengalaman tapi biasanya pihak perusahaan sudah menyediakan oleh-oleh untuk kamu bawa pulang.
Foto: hmj-thp-fp-unila.blogspot.id


7. Jangan cuma kuliah dan study oriented, kamu juga harus berorganisasi dan bersosialisasi!
Dengan menjadi mahasiswa dikampus yang cukup diperhitungkan, artinya kamu juga harus menyiapkan diri kamu sebagai seseorang yang diperhitungkan juga. Ada Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang merupakan organisasi profesi dengan lingkup terkecil. Meski hanya berskala jurusan, HMJ juga kerap menggelar hajatan bertaraf nasional, bukan tidak mungkin juga internasional.

Di jurusan ini, kamu akan berkesempatan untuk bergabung dengan himpunan profesi di tingkat nasional (PATPI/Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia), atau mungkin di dunia (IFT/Institute of Food Technologist).

Foto: Deden Senpai

Selain itu, kamu juga bisa turut aktif menjadi panitia dan melatih jiwa kepemimpinanmu karena banyak sekali pelatihan atau seminar yang berhubungan dengan Teknologi Pangan dan Industri Hasil Pertanian, sebut saja Manajemen Halal, HACCP, ISO 22000, GMP, dll. Tak mau jadi panitia, kamu juga bisa menjadi peserta seminar atau pelatihan dan menambah keahliahanmu.

8.    Semakin banyak tahu, semakin kamu pusing dan sangat berhati-hati dengan lingkungan sekitarmu!

Kamu yang sudah belajar tentang Good Manufacturing Procces, sudah tau tetang bahan tambahan makanan, sudah fasih tentang perkembangan bakteri di sekitar kita, semakin sadar bahwa makanan yang kerap kita jumpai adalah pangan tidak layak. Kamu kan jijik, menganggap itu bahan berbahaya beracun, sampai kalo saking hardcore-nya kamu akan berusaha memroduksi semua produk panganmu sendiri.

Sebut saja sayuran berpestisida luar biasa. Ada juga buah berlapis lilin dan disuntik pewarna dan pemanis. Atau sangat menjadi sangat berhati-hati dengan kemasan kaleng penyok saat berbelanja tinned product. Belum lagi bakso, tahu, tempe, dan semua pangan yang harusnya bernutrisi nyaris lengkap tak lulus sensor boraks dan formalin.

9.     Awalnya ingin menjadi pengusaha industri pertanian, tapi nasib berkata lain.
Karena doktrin di jurusan THP mostly adalah tentang industri pangan, kamu biasanya akan bercita-cita membangun kerajaan bisnismu sendiri yang paling sempurna, higienis, sustainable, dan mampu menjadi solusi terciptanya masyarakat yang sejahtera. Kamu akan memulainya dengan mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berharap akan menjadi start up bisnis yang menjanjikan.

Nyatanya, lulusan THP Unila bukan sekedar bergelut dalam bidang industri pangan dan pertanian, bahkan sarjana dari jurusan kita tercinta ini bisa diterima dimanapun. Tidak sedikit lulusan THP yang mencapai puncak karir di bank-bank kenamaan, menjadi guru bahasa Inggris, menjadi sales marketing eksekutif, wartawan, hingga aktivis. 

10.Kamu akan bingung memilih jurusan jika hendak studi lanjut.
Karena (nyaris) semua hal dipelajari di jurusan ini, akan banyak sekali muncul minat dalam benak alumninya. Jika kamu hendak menjadi dosen, kamu akan berpikir bahwa jurusan yang kamu tuju untuk studi lanjut tidak linear dengan studi S1 kamu. Bisa saja kamu ingin memperdalam tentang ilmu lingkungan, teknik lingkungan, ilmu pangan, teknik pertanian, bioteknologi, hingga manajemen.

Apapun itu, kejar saja passionmu! Kelak hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha, kok.

11.   PPWKK dan KBM, dua hal yang mungkin sedikit menyakitkan tapi akan selalu terkenang dan kelak kamu sadari manfaatnya.
      Kata siapa cuma anak Fakultas Teknik yang makrabnya 'agak berat'? KITA JUGA. Tahun pertama perkuliahan adalah benar-benar masa seleksi alam. Bisa karena ada yang nggak kuat dengan mata kuliahnya, atau tekanan dalam pergaulan. 


Foto: Kak Bonie '98
Dalam kegiatan PPWKK (Program Pengenalan Wawasan Keorganisasian Kampus) kamu akan diberikan materi-materi tentang keorganisasian supaya kamu nggak kuper. Supaya kamu bisa membawa diri dan menemukan jati diri dalam 'kehidupan perkampusan' yang tentunya sudah sangat berbeda dengan masa SMA. Dalam PPWKK ada materi ruang dan materi lapang yang keduanya saling melengkapi ibarat kunci dengan gemboknya.

      Ada lagi kegiatan mahasiswa THP yang digawangi oleh HMJ-nya. Kemah Bakti Mahasiswa (KBM) dimana kita bukan sekedar berinteraksi dengan sessama penghuni kampus, tapi juga masyarakat dimana kegiatan kita digelar. Uniknya, setelah mengikuti KBM, kamu dan teman-teman seangkatanmu akan mendapatkan gelar. Sebut saja Rubber Dust Additive atau High Heel Hero In The Rain. Semua itu ada makna filosofis dan kausalitas, jadi kelak kalau kamu menua kenanganmu akan terbang berpuluh tahun ke belakang.

      Memang sangat melelahkan mengikuti dua kegiatan itu. Meski menguras emosi dan energi, namun  sangat disayangkan kalau kegiatan semacam PPWKK dan KBM sampai punah. Di sanalah kita  ditempa menjadi seorang technologist yang kuat, baik secara fisik, mental maupun prinsip. Di sana kita dibentuk agak tidak jadi 'ayam sayur'. KBM dan PPWK juga merupakan ajang reuni dimana para alumni bisa menyambung kembali silaturahmi.
  

 2. 2007-2008 adalah masa transisi yang sembuat mahasiswa bingung antara Teknologi Hasil Pertanian (THP) atau Teknologi Industri Pertanian (TIP).
Jadi ketika itu jurusan kita tercinta akan bertransformasi menjadi jurusan TIP. Akibatnya, mahasiswa baru di tahun itu harus mengambil mata kuliah yang berbeda dengan kakak tingkatnya. Beberapa meta kuliah bahkan sangat berbeda. Namun sayangnya, perubahan nama jurusan itu harus terhenti dan membuat mahasiswa harus mengambil mata kuliah THP yang belum mereka ambil. Cukup rumit waktu itu. Positifnya adalah mahasiswanya jadi lebih kaya ilmu. Apalagi sekarang jurusan ini sudah terakreditasi A. #proud

Beberapa tahun terakhir, para dosen dan karyawan di jurusan kita tengah berupaya untuk mendirikan jurusan TIP di Unila. Ada juga rencana untuk mendirikan Fakultas Teknologi pertanian, meski masih jauh dari kenyataan.

Bagaimana pun akhirnya, jurusan kita tercinta ini senantiasa melahirkan lulusan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita. Masalah pangan dan  industri pertanian tidak pernah akan selesai. Manusia di dunia ini akan selalu butuh produk pangan yang semakin baik dari hari ke hari. Kelak kamu tidak akan pernah menyesali keputusan untuk berkuliah di jurusan ini. Sebaliknya kamu akan bangga tentang keputusan terbaik di hidupmu untuk kuliah di THP Unila.

1 comment

  1. Halo, Mbak! Wahh saya baru tau nih yang point ke 12 :D Btw, Alhamdulillah prodi TIP sudah dibuka tahun 2017 dan saya angkatan pertama :D

    ReplyDelete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<