[REVIEW] Meraih Mimpi dengan Beasiswa [+ GIVEAWAY]




Judul Buku               :Meraih Mimpi dengan Beasiswa
Penulis                      : Abellia Anggi Wardani
ISBN                           : 9786027572454
Editor                         : Weka Swasti
Proof Reader             : Herlina P. Dewi
Desain Cover             : Teguh Santosa
Layout Isi                  : Arya Zendi
Penerbit                     :Stiletto Book
Tanggal Terbit          : April 2016
Jumlah Halaman      : 227 halaman
Berat Buku                : 200 gram
Dimensi                     : 13 cm x 19 cm
Harga                         : Rp. 55.000

“Mimpi itu harus digantung tinggi-tinggi supaya usaha untuk meraihnya juga senantiasa gigih tanpa henti.”


Sinopsis

Pendidikan tinggi memang kebanyakan dipercaya mampu mengubah masa depan seseorang menjadi lebih baik. Namun akses dalam mendapatkan pendidikan itu sendiri tidak mudah apalagi murah. Beasiswa adalah salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Selain meringankan beban finansial, mendapatkan beasiswa tentu menambah deretan daftar pengalaman kita. Beasiswa tidak hanya terbuka bagi orang-orang dengan prestasi gemilang.

Mendapatkan beasiswa merupakan impian banyak orang, karena dengan beasiswa, kita bisa menuntut ilmu di institusi-institusi terbaik di mana pun tanpa terbebani masalah biaya. Apalagi kalau beasiswa yang didapat tidak hanya memberikan kesempatan untuk menimba ilmu, tetapi juga untuk berkenalan dengan budaya-budaya bangsa lain.

Pasti seru!

Selain informasi seputar sumber beasiswa dalam negeri ataupun luar negeri, buku ini juga membahas A - Z persiapan mendapatkan beasiswa, di antaranya:
  • Checklist dokumen-dokumen yang diperlukan
  • Cara menulis CV yang menarik
  • Cara membuat surat motivasi dan surat rekomendasi yang baik
  • Cara menulis esai yang mencuri perhatian
  • Tip menjalani tes-tes di setiap tahap
  • Sampai, cara agar bisa survive di lingkungan baru dan lulus dengan predikat Cum Laude
Dituturkan dengan jelas dan detail oleh seorang penulis yang telah mendapat lebih dari 10 beasiswa, baik di universitas dalam negeri ataupun luar negeri. Penulis juga banyak membagi pengalaman pribadinya dalam buku ini, yang tentu saja akan membuat kalian lebih semangat lagi untuk mengikuti jejaknya.

***

Buku Pegangan Orangtua dan Anak

Sekolah gratis? Siapa yang nggak mauuuu?! Mungkin orang-orang pemalas aja yang nggak mau berjuang untuk bisa sekolah gratis. Bukan juga, karena terkadang akses untuk bisa mendapatkan beasiswa nggak mudah dijangkau oleh semua orang.

Buku yang ditulis oleh seorang Amazing Abellia ini sangat pas untuk semua kalangan. Bagi para siswa yang duduk di bangku sekolah, buku ini juga perlu. At least untuk membimbing mereka demi menentukan arah hidup. Membantu para siswa menemukan arah juang mana yang seharusnya mereka tempuh. Bahkan sedari mereka duduk di bangku sekolah pun mereka sudah harus berjuang untuk beasiswa.

Saya sendiri tinggal di sebuah desa di ujung Lampung Selatan. Untuk bersekolah di SMA Favorit kabupaten, saya (dan ketiga adik saya) harus menempuh perjalanan 46 kilometer pergi-pulang setiap harinya. Untuk sekolah di kota, Bapak belum bisa melepas kami dan membiarkan kami hidup di rumah kos. Maka jalan inilah yang harus kami tempuh. Kami harus puas bersekolah di SMA favorit tanpa akses internet dan buku-buku bermutu waktu itu.

Sewaktu SMA, saya memang menyukai bidang bahasa. Saya juga sering mengikuti berbagai kompetisi Bahasa Inggris membawa nama sekolah. Sayangnya, di sekolah saya hanya ada jurusan IPA dan IPS. Maka daripada belajar akuntansi yang menurut saya bikin otak meledak, saya memilih masuk IPA, meski saya nggak ingin kuliah di bidang sains.

Sialnya, saya harus legowo sampai kuliah karena ternyata saya jebol SPMB di jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung. Dimana saya mempelajari mulai dari kimia, mikrobiologi, sampai ilmu ekonomi. IPK saya selama dua semester awal jeblok. Akhirnya beasiswa PPA yang saya terima sejak pertama kuliah harus di-stop. Hingga akhirnya saya mendapat beasiswa PPA lagi pada semester kelima karena prestasi belajar saya mulai membaik dan stabil.

Berdasarkan pengalaman saya tersebut, buku semacam ini harus juga menjadi pegangan orangtua. Selain bisa memperkaya pengetahuan orangtua, buku ini juga memberikan gambaran usaha apa yang harus dilakukan seorang anak sekaligus bentuk dukungan apa yang bisa diberikan oleh orangtua. Setidaknya jangan ada lagi yang salah jurusan seperti saya. Jangan ada lagi yang belum menentukan minat dan bakat padahal sudah waktunya memilih jurusan di perguruan tinggi. Apalagi seiring kemajuan teknologi yang memudahkan kita selalu update informasi beasiswa terkini. Abelia memberikan beberapa bocoran akun media sosial yang memberikan informasi beasiswa di halaman 41-42. Sehingga jika orangtua paham tentang mekanisme mendapatkan beasiswa akan memudahkan mereka untuk membimbing anak-anaknya.



Seperti berkali-kali dikatakan oleh Abellia, siapapun mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih beasiswa. Meski pun IPK terbilang kecil. Percayalah, intelektualitas dan pencapaian tidak cukup diukur dengan indeks prestasi. Bahkan saya mampu sampai tahap itu karena aktivitas di luar akademik yang memang seabreg. Pada kenyataannya, semua itu harus diseimbangkan. Saya sendiri baru menyadarinya ketika upacara wisuda sarjana. Kala itu pendidikan S1 saya tempuh selama 4,5 tahun. Malu rasanya menjadi wisudawan terbaik untuk Fakultas dengan IPK jauh dari wisudawan terbaik dari fakultas lain dengan masa studi yang cukup lama. Menjadi mahasiswa berprestasi, wisudawan terbaik dan kemudian meraih beasiswa unggulan dari DIKTI dan lulus dengan predikat cumlaude belum pernah ada di benak saya sebelumnya yang selalu terpuruk dalam pikiran “kecelakaan memilih jurusan”. Intinya, tidak ada kata terlambat untuk menjadi seseorang yang beruntung mendapatkan beasiswa.

Banyak universitas di dalam maupun di luar negeri menyediakan beasiswa untuk mahasiswa baru. Ada beberapa beasiswa yang diproses sejak sebelum masuk perguruan tinggi, misalnya beasiswa Bidik Misi, Beasiswa ETOS, Beasiswa Monbukagakusho, dan sebagainya. Ada beasiswa yang menyaratkan prestasi akademik dengan batas nilai minimum tertentu, ada juga yang berdasarkan kondisi ekonomi pelamar. Beberapa kampus juga memberikan beasiswa karena prestasi non-akademik. Biasanya, dalam beberapa kasus, orang dengan prestasi dalam bidang olahraga atau seni mempunyai prestasi akademik tidak sefantastis orang yang hanya study oriented. Jangan berkecil hati, masih banyak peluang jika kita mau berusaha dan selalu mencari tahu.

Jika pihak universitas tidak menyediakan program beasiswa, kita bisa melamar beasiswa dari pemerintah. Banyak beasiswa dari pemerintah yang ditujukan untuk mereka yang tidak mampu, misalnya untuk pelamar yang tinggal di daerah terpencil, aktivis organisasi, perempuan, difabel, atau memang benar-benar yang tidak mampu secara finansial.

Beberapa beasiswa memang menyaratkan pelamarnya untuk membuat proposal rencana penelitian. Ada juga beasiswa yang mengharuskan kita untuk diterima terlebih dahulu di kampus tujuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya Letter of Acceptance (LOA). Seringkali LOA menjadi penghambat bagi kalangan kurang mampu secara finansial dan anak-anak dari daerah terpencil untuk mengakses beasiswa. Hal ini dikarenakan kurangnya akses terhadap informasi dan jaringan. Oleh karena itu, kita tidak boleh kalah dengan keterbatasan. Cari informasi sebanyak mungkin dari manapun. Pelajari dan persiapkan semua syarat sebaik mungkin. Penting juga untuk membangun jaringan dengan pihak kampus tujuan. Menjalin hubungan baik dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di luar negeri memudahkan kita untuk mendapatkan profesor atau advisor yang kelak bersedia untuk membimbing kita di kampus tersebut (halaman 8-29).

Paket Komplit dalam Satu Buku

Beasiswa juga memiliki gengsi tersendiri. Namun tidak perlu berkecil hati jika kita mendapatkan beasiswa dengan pesaing atau pelamar yang sedikit. Demikian juga dengan beasiswa yang hanya menawarkan biaya pendidikan dan biaya hidup yang pas-pasan. Solusinya, daftar beberapa beasiswa sekaligus. Terkadang ada beasiswa yang masih memperbolehkan kita mendapatkan dana dari sumber yang lainnya. Abelia adalah contoh nyata peraih lebih dari sepuluh beasiswa dari dalam dan luar negeri.

Banyak juga beasiswa non-akademik seperti pertukaran pelajar atau short course. Bisa jadi dengan mendapatkan kesempatan belajar di negara lain selama beberapa bulan menjadi batu loncatan kita untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik lagi. Tidak ada pengalaman yang sia-sia. Tidak perlu berkecil hati karena beasiswa tidak hanya ditujukan kepada mereka yang dianugerahi prestasi akademik yang sempurna. Gali potensi dan temukan modal utama untuk meraih impian.


Selain memaparkan tentang beasiswa dan cara mendapatkannya dalam tujuh tahapan, Abellia juga memberikan informasi-informasi penting untuk bisa bertahan di negara lain yang karakteristiknya sangat berbeda dengan Indonesia. Bahkan Abellia juga sempat magang di beberapa tempat sehingga dia bisa mendapatkan pengalaman, relasi sekaligus uang di luar negeri. Saya semakin yakin bahwa banyak sekali mahasiswa di luar negeri sana yang bekerja sembari kuliah. Awalnya saya pernah mendapatkan cerita ini dari seorang dosen saya di Universitas Gadjah Mada. Dulu beliau bekerja sebagai pemetik anggur di Jerman. Pekerja part time di sana sangat dihargai dan melakukan pekerjaan yang menyenangkan.

Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita menulis curriculum vitae hingga motivation letter dan esai yang bahkan masih harus kita praktekkan ketika akan mencari pekerjaan. Abellia memberikan contoh-contohnya di dalam buku ini. You help me much, Abellia! Semoga saya bisa meraih beasiswa impian untuk S3 nanti dan mempraktekkan semua tip dari kamu!

Honestly, saya harus jujur dengan memberikan lima bintang untuk buku ini. A must read yang benar-benar menginspirasi setiap orang yang membacanya. Saya harus melupakan beberapa typo mulai dari bagian testimoni hingga beberapa mulai dari bagian testimoni hingga beberapa typo di halaman lainnya, misalnya TOELF (seharusnya TOEFL) di halaman 28. Namun karena isi buku ini terlalu priceless dan berbobot ditambah dengan gaya bahasa yang menyenangkan, saya nyaris tidak mempermasalahkan typo di dalamnya. Belum lagi foto-foto dan layout buku yang membuat pembaca sangat menikmati bab demi bab yang harus dituntaskan dalam sekali duduk.

Time for Giveaway...

Kamu juga pastinya mau dong membaca dan memiliki buku  ini secara gratis? Simak baik-baik ketentuannya!
1.       Follow @stiletto_Book dan @vitarinda di twitter dan instagram.
2.      Like Fanpage Stiletto Book di dan Rinda Gusvita.
3.      Share giveaway blog tour ini di media social masing-masing dengan mention @Stiletto_Book dan @vitarinda, mention juga 3 orang temanmu, jangan lupa hashtag #MeraihMimpidenganBeasiswa.
4.      Jawab pertanyaan berikut ini di kolom komentar:
Apa aktivitasmu saat ini? Apakah sudah sesuai dengan passion dan latar belakang pendidikanmu?
Jangan lupa sertakan
Nama:
Akun twitter & instagram:
5.      Giveaway berlangsung selama 8-12 Mei 2016.

Akan ada dua buah buku Meraih Mimpi dengan Beasiswa yang akan dikirim langsung oleh penulisnya ke alamat kamu. Sounds interesting and easy, kan?! Tunggu pengumumannya tanggal 13 Mei 2016 yaaaa...! Good luck!

Ikuti juga giveawaynya di blog vindyputri.com dari tanggal 3-7 Mei 2016!


29 comments

  1. Buku yang pasti sangat bermanfaat bagi para pencari beasiswa. Dulu saya juga bermimpi ingin dapat beasiswa ke luar negeri. Tapi mungkin karena malas belajar mimpi itu hanya tinggal mimpi. Semoga dengan tuntunan buku ini adik-adik yang ingin mendapat beasiswa mendapatkan jalan dan terbantu. Amin

    ReplyDelete
  2. Waaaaaah bukunya menarik nih sepertinya, ntar ikutan ah GAnyaaa. Makasi infonya ya Maaaaak :)

    ReplyDelete
  3. Waahhh..pengen bangtt bisa kuliah diluaarr.. Semoga bisa kesampean.. Btw thx infonya soal buku ini. Jadi pengen punyaaaa

    ReplyDelete
  4. Arie Pradianita | @APradianita | Tidak punya akun IG & FB.

    Aktivitas saya saat ini adalah bekerja di salah satu perusahaan asing yang memiliki cabang di Jawa Barat sebagai Control Cost.. :)

    Tentu saja pekerjaan saya saat ini sesuai dengan latar belakang pendidikan sebagai Sarjana Ekonomi dan merupakan passion saya, karena sudah lama sekali saya ingin bekerja di bidang tersebut. Namun, pekerjaan-pekerjaan saya terdahulu tidak berkecimpung di dalam bidang yang sangat saya inginkan. Jadi, saya pernah beberapa kali resign dari pekerjaan-pekerjaan saya terdahulu. Setelah perjuangan kesana kemari mencari pekerjaan yang menjadi passion saya, pada akhirnya saya menemukannya. Saya nyaman dengan pekerjaan saya saat ini dan saya akan mengabdi kepada perusahaan tempat saya bekerja sampai batas waktu untuk saya pensiun.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah kereeenn! Thanks ya sudah ikutan GA-nya. Wish you luck! :)

      Delete
  5. Pekerjaan,ntahlah. Sesuai dengan passion dan profesi untuk saat ini jauh dari yang diharapkan. Karena pekerjaan pada profesi saya lebih mengutamakan laki laki ketimbang perempuan. Sangat menginginkan untu bisa bekerja sesuai passion dan profesi. Bismillah semoga selalu ada kesempatan yang lain, dan kesmepatan juga untuk melanjutkan mimpi s2 yang tertunda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaahh... semoga kesempatan itu segera datang yaaa kaaak!

      Delete
  6. Nama: Julia Hartini
    Akun twitter: @juliahartini
    instagram:@juliahartinii
    jawaban:Sesuai banget. Dulu, aku kuliah di jurusan Sastra. Aku suka banget baca dan nulis. Ternyata, Tuhan memyiapkan rencana yang sungguh indah. Sekarang, aku menjadi salah satu editor di salah satu koran regional. Pas banget sama kemauan aku dan impian aku pas zaman kuliah. Semoga aku langgeng kerja di sini. Ya walaupun aku masih dalam tahap belajar. Tapi, so far aku seneng banget sama pekerjaanku sekarang. Soalnya kalau aku ngedit berita, aku bisa tahu juga situasi Indonesia saat ini. Selain itu, aku juga punya waktu banyak untuk menulis dan membaca buku. Ini sangat menyenangkan. Terima kasih ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaahhh... kalo sesuai passion itu kayaknya lebih bergairah yaaaaa

      Delete
  7. Nama: Arini Angger
    Twitter&instagram: @ariniangger

    Kegiatan ku lagi cari referensi buat bikin tulisan yang bisa dipost dan berguna pembaca. Dan lebih suka bacaa novel atau buku sastra. Karena udah beberapa bulan gak ngepost diblog. Terus juga lagi siap mau sbmptn. Karena aku suka banget nulis dan dunia sastra aku ingin melanjutkan studi kedepannya yang sesuai passionku.

    ReplyDelete
  8. Waaah, jujur aku tahu soal buku ini -salah satu dari sekian banyak buku tentang beasiswa dan impian seorang yang ingin dan sedang meraih impiannya- tapi tahu sekedar tahu saja ka, hehe eh tapi lagi...setelah melihat review dari ka vita jadi penasaran sama seluruh isi bukunya, good!

    Aku Fresh graduate, yaaa -bukan lagi mahasiswa- yang baru aja lulus tentunya pengennya dapet kerjaan yang layak dan sesuai dengan bidang atau latar pendidikan yang ditempuh selama 4 tahun kuliah. Tapi, apa mau dikata, ternyata benar yang dibilang orang, cari kerja itu susah apalagi buat yang 'fresh' alias belum ada pengalaman, mau membuka lowongan kerja (baca: wirausaha) juga kan butuh pengalaman. Pernah sih aku kerja jadi guru di tempat bimbel, tapi emang dasar baru pecah telor dari mahasiswa yang idealisnya masih tinggi, ngajar yang bukan jurusan aku banget (jurusan aku agronomi dan hortikultura, IPB ka) jadi gak lama cuma 3 bulan masa pelatihan aja terus gak diperpanjang kontraknya.
    Maunya kerja di bidang pertaniannya, tapi kebanyakan loker untuk laki-laki. Jadi, sambil lamar sana-sini -sebelum akhirnya dilamar anak orang #eh- jadi aku nyambi bantu marketing bisnis kakak, ikutan lomba-lomba biar kreatifitasku ga mati, dan salah satunya ikutan GA ini hehehe, sekian ka..

    duh jadi curhat, maaf ka :D
    Nama: Lisa Sentani
    Twitter/IG : @lisasent / @lisasentani

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku juga nunggu dilamar anak orang, kaaakk hahaha

      Delete
  9. Saat ini aku bekerja sebagai seorang PNS dan bidang pekerjaan yang kujalani saat ini sebenarnya kurang sesuai dengan latar belakang pendidikanku. Apalagi dengan passionku... jauh banget, karena jujur passionku sebenarnya ada di bidang tulis menulis. Hanya saja, karena aku sudah menjadi PNS, aku harus menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan mengerjakan semua apa yang menjadi tugas dan kewajibanku dengan sebaik-baiknya meski tak sesuai dengan passion dan latar belakang pendidikanku.
    Sementara passionku di bidang tulis menulis aku tuangkan dalam blogku, tapi karena (lagi-lagi) kesibukan pekerjaan sebagai PNS aku tak bisa terlalu aktif ngeblog. Hidup itu pilihan, bukan? Dan aku harus bertanggungjawab atas pilihan yang sudah aku ambil.

    Nama: Reni Judhanto
    Akun twitter: @ReniJudhanto
    Akun instagram: @reni_judhanto

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap! semoga tercerahkan yaaa dan semakin yakin dg jalan hidupmu kak!

      Delete
  10. Ikutan ya..
    Aktivitasku saat ini adalah mengurus 2 anak perempuan sambil menjalankan bisnis dan menulis di blog,serta sedang menempuh s2 farmasi klinis. Sangat sesuai dengan background pendidikanku. Passionku sendiri sebenarnya memang ada di klinis,bertemu dengan pasien,dan berinteraksi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain.meskipun aku juga suka menulis dan berbisnis. Ke depannya,entaahlah takdir membawaku ke profesi apa=)

    Nama: Dian Farida Ismyama
    twitter:@dian_ismy
    IG:@dian_ismyama

    Nimbrung soal beasiswa,aku dulu pernah mandapat beasiswa sewaktu s1,lummayanlah.waktu mau ambil s2 ini,aku juga mengajukan beasiswa,lpdp tepatnya,sayang belum lolos. Jadi masih penasaran nih soal gimana supaya lolos beasiswa. Pinging sih ngajuin lagi untuk beasiswa tesis,tp lihaat sikon. Doakan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahhh iya tuh, perjuangkan buat beasiswa tesis mbak!

      Delete
  11. Nama: Rindang Yuliani
    Twitter:@Ryu_keren
    IG:@rindangyuliani

    Aktivitasku sekarang yaitu sebagai analis laboratorium lingkungan setiap senin-jumat, nyambi sebagai blogger dan kutu buku juga di waktu senggang selama 5 hari itu. Sabtu-minggu kuhabiskan waktu untuk mengurus keluarga dan traveling. Hidup yang aku jalani sekarang menurutku sudah sesuai dengan passionku di sains, buku, dan traveling. Latar pendidikanku juga cocok dengan karir yang sedang aku jalani. Satu yang belum kesampaian, aku pengen melanjutkan studi master jurusan sains lingkungan di negara yang memang expert di bidang tersebut, yaitu Jepang. Pengennya sih lewat jalur beasiswa agar biaya yang dikeluarkan lebih minim dan sekaligus untuk menguji kemampuanku. Setelah selesai master (atau bahkan doktor) nanti, aku ingin menjadi dosen, peneliti, dan membangun laboratorium sendiri. Doakan ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaahhh senangnyaaa... arah hidupnya nyata banget. haha. lab lingkungan itu dmn kak?

      Delete
  12. Nama: Yohana Siallagan
    Twitter: @MrsSiallagan
    Instagram: @ysiallagan
    Jawaban :
    Aktivitas saya saat ini adalah saya sedang meyusun skripsi di semester akhir pendidikan saya untuk program S1 ,saya seorang jurusan pendidikan bahasa Inggris .passion saya adalah menjadi seorang guru bahasa inggris .Saya selalu bercita-cita menjadi guru ketika masih kecil .kebetulan Saya tinggal dilingkungan pariwisata dan keluarga saya mempunyai kios , pekerjaan sehari-hari adalah berdagang souvenir pada turis-turis asing .Saya selalu bertantang untuk practice my english kepada turis-turis tersebut sambil berjualan .Lama kelamaan bahasa inggris saya lancar .Saya sadar bahasa inggris itu sangat penting untuk dikuasai karna manfaatnya banyak , makanya saya sangat tertantang untuk mengambil jurusan bahasa inggris untuk mempelajari lebih dalam lagi bahasa inggris .Latar belakang pendidikan saya sesuai dengan pekerjaan saya sekarang ini, walaupun saya sibuk dengan kuliah tapi saya bekerja part time sebagai guru les privat bahasa inggris untuk menambah kompetensi sebagai guru , pengalaman dan gaji sehingga kemampuan saya mengajar akan lebih baik .Saya berencana jika tamat nanti saya akan menjadi guru bahasa inggris di sekolah pemerintah dan apabila berhasil saya berencana menambah pendidikan saya lebih tinggi dengan mengambil S2 .

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaahhh senangnya bisa praktek, jualan, juga have fun!

      Delete
  13. Nama: Intan Novriza Kamala Sari

    Akun twitter & instagram: @inokari_


    Halo kak, aku ikutan ya. Pertanyaannya menarik, review bukunya juga bikin mupeeeng. Btw, aku emang pengen dapetin beasiswa S2 (buat memperbaiki takdir *eaaa). Baru sebatas pengen sih. Semoga dengan baca buku kece ini, rasa pengennya bertransformasi jadi ‘ngebeet berat!’ wkwk

    “Apa aktivitasmu saat ini? Apakah sudah sesuai dengan passion dan latar belakang pendidikanmu?”

    Sejak lulus kuliah S1 4 bulan lalu, aktivitasku saat ini ‘hanya’ siaran di radio, sambil puas-puasin baca banyak buku, berburu buntelan hadiah dan blogging. Sebenarnya siaran dah lama sih, dari akhir tahun 2012an (waktu itu semester 3).

    Berpindah-pindah dari radio kampus, lalu radio swasta (dengan gaji awal hanya 70ribuan. Serius.), hingga diterima honor di RRI pas aku semester 5, lalu diangkat jadi pegawai tetap setahun lalu.

    Sesuai dengan passion? Iya. Aku udah jatuh cinta dengan dunia broadcasting sejak pertama kali masuk studio siar. Rasanya betaaah. 5 jam siaran pun ga kerasa lama. Apa sih pekerjaan yang lebih asyik dibanding dengerin lagu sambil internetan, terus ngoceh? Nggak ada yang ngalahin .... nyantainya *anaknya pemalas hoho

    Apakah sesuai dengan latar belakang pendidikan?

    Nggak sama sekali.

    Orang-orang luar yang kenal aku sebagai penyiar pasti nebak kalo aku ini jebolan Ilmu Komunikasi, padahal aku adalah alumni Pendidikan Fisika. Harusnya jadi bu guru Fisika, tapi malah nyimpang jadi mba-mba penyiar RRI. :p

    Duluuuuu, aku masuk Fisika karena diarahkan sama orangtua. Tujuannya sekedar biar cepet dapat kerja (jadi PNS maksudnya). Kan peminat Fisika di area Bengkulu sini ga begitu ramai, jadi berharap kalo saingan buat dapetin kursi PNS kelak bakal lebih longgar. Tapi apa mau dikata, salah jurusan itu emang nggak kece sama sekali. FYI, aku dah merengek mau pindah jurusan ke Pendidikan Bahasa Inggris ato Ilmu Komunikasi sejak hari pertama kuliah. Ampuunn, Fisika Dasarnya aja kok dah njelimet gitu. Hufft.

    Sampe akhirnya hari demi hari perkuliahan aku lalui dengan mengikuti berbagai lomba, macam lomba debat, pidato, baca berita, dll. Lalu terdamparlah di radio kampus.

    Sempat terjadi drama pas ketauan ortu, sampe diancam dipecat jadi anak kalo masih nekat lanjut jadi penyiar. Tapi akunya keukuh. Sampe pindah ke radio swasta segala dan ganti nama udara jadi ‘Elin’. Tapi ya teteep, ketauan juga. Haha
    Baru dapat restu jadi penyiar saat masuk RRI 2 tahun lalu, sampe sekarang.

    Menjalani pekerjaan sesuai passion itu nyenengin. Salah jurusan pas kuliah bener-bener nyebelin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. dari fisika ke broadcastiinggg???? seriuusss??? haha. SEMANGAT, tan!

      Delete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<