MERAWAT ORGAN INTIM TAK PANDANG USIA DAN GAYA HIDUP

Sumber: pinterest


"Banyak penyakit berbahaya yang dapat menyerang organ reproduksi, antara lain keputihan, vulvitis, vaginitis, herpes simpleks, HPV, kutil kelamin, displasia. Selain itu, ada penyakit kista indung telur dan penyakit yang mematikan seperti kanker vulva, kanker leher rahim, kanker indung telur. Di seluruh dunia lebih dari 600 wanita meninggal setiap hari karena kanker serviks, dan di Indonesia kanker ini telah merenggut nyawa seorang wanita setiap jamnya."


Sebagai perempuan yang susah diam di rumah, saya memang kerap menghadapi masalah kesehatan yang membuat aktivitas jadi terhambat. Salah satunya masalah bau. Setelah ditelusuri, masalah bau yang saya alami disebabkan oleh dua sumber. Bau badan dan bau dari organ intim. Semua itu nggak lain karena padatnya aktivitas dan suhu udara di lingkungan yang semakin tinggi sehingga menyebabkan keringat berlebih.

Untuk bau badan, saya cukup mandi dua kali sehari, memakai deodoran dan sedikit parfum. Tapi kalo bau organ intim, masa iya mau disemprot deororan? LOL.

Masalah organ intim ini sempat membuat saya galau. Pasalnya saya pernah mengalami masalah pada sistem reproduksi yang memang ada hubungannya dengan organ intim. But honestly, kondisi organ intim saya sebenarnya baik-baik saja. Setelah diperiksa ke dokter juga semua normal dan sehat.

Nah, masalah mulai timbul kalau menjelang periode bulanan. Mulai dari keringat berlebih hingga keputihan. Apalagi setelah periode bulanan menjelang selesai. Katanya sih, kondisi saya masih tergolong normal. Tapi yang namanya kenyamanan kan nggak peduli kondisi. Saya lumayan terganggu meski keluhan ini nggak datang setiap hari. Tapi di waktu-waktu hectic, saya kan tetap harus tampil prima dan percaya diri. 

Sumber: pinterest
Masih single kenapa harus risau soal organ intim?

Pengen ngakak kalau ada pertanyaan macam begini. Emangnya kalau masih single, organ intim nggak perlu dirawat. Emang kenapa sih perawatan organ intim kebanyakan dibicarakan sama perempuan-perempuan menikah? Emang ada bedanya?LOL.

Masalah kesehatan nggak pernah pandang 

usia dan gaya hidup, loh, mate!



Terkadang saya emang naif (atau berlagak naif), tapi urusan organ intim adalah aset. Aset reproduksi dan tentunya kesehatan organ intim juga berpengaruh pada kesehatan seluruh tubuh.

Organ intim kita kan memang punya aroma tersendiri, mereka juga bisa membersihkan diri sendiri, kok.

Betul.  Kelenjar di dalam leher rahim dan vagina mengeluarkan sejumlah cairan, yang mengambil sel kulit tua dan kotoran lain serta reruntuhan yang melapisi dinding vagina. Ini merupakan cara untuk tetap bersih dan melindungi diri dari bakteri berbahaya. Sebersih apapun organ intim kita, tetap selalu mengeluarkan aroma. Itu wajar dan normal. Aroma itu dikeluarkan oleh kelenjar keringat di sekitar organ intim. Yang perlu diwaspadai adalah ketika muncul bau amis, busuk, apalagi ditambah gatal-gatal. Itu bisa aja sebagai tanda bahwa organ intim kita mengalami infeksi.

Banyak penyakit berbahaya yang dapat menyerang organ reproduksi, antara lain keputihan, vulvitis, vaginitis, herpes simpleks, HPV, kutil kelamin, displasia. Selain itu, ada penyakit kista indung telur dan penyakit yang mematikan seperti kanker vulva, kanker leher rahim, kanker indung telur. Di seluruh dunia lebih dari 600 wanita meninggal setiap hari karena kanker serviks, dan di Indonesia kanker ini telah merenggut nyawa seorang wanita setiap jamnya.

      Nah, makanya meski pun masih muda dan single, kita tetap harus menjaga organ intim kita  

      1.  Diet sehat

Diet bergizi dan asupan cairan berperan dalam kesehatan vagina dan reproduksi. Bahkan , makanan tertentu seperti jus cranberry dan yoghurt bisa menggagalkan infeksi ragi dan membantu pengobatannya.
  
       2. Hati-hati menggunakan pembalut

Pembalut dan tampon harus sering diganti selama masa menstruasi. Hindari menggunakan panty liner ketika tidak menstruasi karena akan membuat daerah intim lembab dan hangat sehingga bisa menyebabkan infeksi.

Poin ini bener banget. Saya sendiri serng mengalami iritasi kalau memakai pembalut lebih dari empat jam. Saya juga memilih untuk nggak lagi memakai pembalut di hari-hari akhir menstruasi. Mending sering ganti celana dalam aja gitu. Kulit saya suka iritasi, merah dan akhirnya perih.
      
      3. Kering

Mengeringkan sama dengan membersihkan. Apalagi bakteri berkembang di dalam lingkungan yang lembab. Gunakan handuk bersih dan tepuk-tepuk di daerah organ intim tersebut hingga kering setelah mandi atau ke toilet. Selain nggak nyampah, penggunaan handuk yang bersih juga lebih baik daripada tisu loh.

      4. Hindari douching

Ini berlawanan dengan kepercayaan populer, douche bukan ide yang bagus untuk organ intim karena berisiko menginfeksi rahim. Terkadang para wanita yang awam beranggapan bahwa dengan melakukan douching (kegiatan membersihkan vagina dengan obat), maka vagina telah menjadi bersih. Pada kenyataannya, douching justru dapat meningkatkan gangguan kesehatan area genital. Ketika melakukan douching, maka keseimbangan kadar pH di dalam vagina terganggu.

Sumber: lactacyd.co.id

Faktanya, di dalam vagina terdapat bakteri, 95 persennya adalah bakteri yang baik sedang sisanya bakteri pathogen. Agar ekosistem seimbang, dibutuhkan tingkat keasaman (pH balance) pada kisaran 3,8 - 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan bakteri pathogen mati. Jadi dengan melakukan douching, maka bakteri baik yang terdapat di daerah vagina juga akan terbunuh. Kuman yang baik tersebut harus ada, karena bakteri tersebut berfungsi untuk membunuh kuman yang jahat. Belum lagi kalau kita menimbang kandungan bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam obat tersebut. Ngeri.

      5. Potong rambut kemaluan

Aktivitas ini bahkan diatur juga dalam sunah ajaran Rasulullah Muhammad SAW. Potonglah rambut kemaluan dan cabutlah rambut ketiak. Kurang lebih begitu bunyinya.

Rambut ini bisa menjadi perangkap keringat dan tetes cairan tubuh yang meningkatkan bau apek. Sering-seringlah bercukur, namun berhati-hatilah saat mencukur rambut kemaluan. Jangan sampai mencukur habis karena akan menimbulkan iritasi karena gesekan celana dalam dan kulit pada kulit organ intim yang terdapat rambut-rambut yang terlalu pendek.

      6.  Pilih pakaian dengan benar

Memilih jenis dan bahan pakaian ini PR banget buat saya. Apalagi untuk pakaian dalam. Seringkali saya hanya memakai pakaian dalam sekali atau dua kali karena bahannya dan modelnya nggak nyaman. Nggak jarang juga saya gandrung terhadap satu atau dua model dan merek pakaian dalam.

Sejauh ini bahan katun adalah yang paling nyaman dan memang direkomendasikan. Selain ringan, katun masih memungkinkan kulit untuk bernapas, ringan, dan nyaman. Sedangkan bahan sutera atau sintetik bisa menyebabkan organ intim kita berkeringat dan pakaian nggak mau menyerap keringat itu. Akibatnya populasi bakteri jadi meningkat karena kelembaban di area organ intim meningkat pula.

Selain itu, tahan diri mengenakan pakaian ketat dan segera mengganti pakaian olahraga Anda yang berkeringat. Pakaian ketat, selain nggak dianjurkan oleh agama dan norma sosial di masyarakat kita juga nggak baik untuk kesehatan kulit.

 7. Bersihkan dengan air hangat


Cuci dengan sabun lembut dan air untuk membersihkan bagian-bagian pribadi Anda dengan menggunakan air hangat sehingga menghilangkan kotoran. Orang-orang tua menyarankan untuk membersihkan organ intim menggunakan daun sirih. Tapi ternyata ini kurang direkomendasikan untuk diaplikasikan sering-sering loh. Pasalnya, daun sirih bisa membuat kulit kita terlalu kesat dan kering. Hubungannya sih sampai ke kesehatan reproduksi nantinya. Air hangat juga membantu membuat otot rileks dan bisa juga meredakan ketegangan ketika menstruasi.

Oh iya, membersihkan organ intim juga ada tekniknya. Bersihkan dari area depan ke belakang. Jangan terbalik. Bakteri dari dubur bisa saja menginfeksi organ kewanitaan kita.

Jika ingin menggunakan pembersih, bilas dengan lembut, campur air dengan sabun. Tapi jangan lakukan scrubbing. Organ intim merupakan daerah senstif dan harus dirawat dengan lembut. Selain itu, hindari deodoran, bedak, atau penyegar organ intim karena, ini bisa menyebabkan iritasi dan rasa terbakar.

Ada yang bilang juga jangan membersihkan organ intim dengan menggunakan sabun jenis apapun. Cukup bersihkan dengan air. Titik. Tapi ya gimana kalo lagi parah-parahnya aktivitas, lagi sakit, atau sehabis menstruasi? Saya pikir saya butuh pembersih ekstra yang tetap aman dan nyaman. Hayati bingung, Bang! -_____-

Lactacyd White Intimate Solusiku

Honestly, saya jadi aware dengan produk ini gara-gara ada blog gathering-nya. Saya sih nggak ikut gathering. Yakali rumah di ujung dunia mau masuk itungan untuk acara semacam itu. Saya cukup sadar diri ajah.

Sejak saat itu saya jadi aware dan mulai mikir, apa iya produk itu aman dan cukup memenuhi ekspektasi saya? Ih, nggak yakin sih.

Sampai suatu waktu saya jalan-jalan ke supermarket sekedar window shoping terus ngeliat produk Lactacyd ini berjajar. Kemudian saya berhenti dan ngeliat-liat. Menimbang, lamaaaaa banget kayak nimbang mau nerima kamu atau enggak.

Lactacyd adalah pembersih khusus kewanitaan yang membuat para wanita merasa nyaman dan percaya diri. Lactacyd berdedikasi untuk melakukan inovasi produk perawatan area intim yang dapat membantu wanita dari semua lapisan masyarakat dalam berbagai tahap kehidupan.

Katanya, produk ini diuji selama 25 tahun lewat penelitian dan pengalaman, Lactacyd berkeyakinan bahwa setiap wanita nggak ada yang sama. Setiap wanita memiliki kebutuhan organ intim yang berbeda dan membutuhkan solusi unik yang terbaik.

Ih, cocok banget. Saya juga unik dan terbaik, maka cocok kali yah saya dengan produk ini. Tsaahh.

Lactacyd ini menawarkan berbagai pilihan produk pembersih organ intim dengan varian khusus bagi mereka yang memiliki kebutuhan lebih dari sekedar pembersih biasa. Varian Lactacyd dibuat berdasarkan kebutuhan dan manfaat yang diinginkan oleh para perempuan.


Pilihan saya jatuh pada Lactacyd White Intimate. YEIYYY! PAdahal sewaktu tes jenis produk yang cocok, saya cocok banget sama Lactacyd  All Day Fresh. Saya milih ini bukan karena saya udah paham betul sama manfaatnya. Utamanya adalah bahwa kemasan produk ini eye catching sekaliii. Biru. Bagi seorang Miss Blue  seperti saya, menemukan produk berwarna biru membuat saya nggak galau lagi dan nggak perlu menimbang-nimbang mau pilih yang mana lagi. LOL.

Nah, sewaktu saya ikut tes lifestyle di web-nya Lactacyd, hasilnya adalah saya:

"Seorang yang selalu di mana saja, Anda melakukan semuanya dan melakukannya dengan baik. Tantangan hanya akan memacu Anda untuk menjadi lebih baik. Jika ada orang yang bisa memiliki kue dan memakannya juga, itulah Anda.

Untuk melengkapi sikap dinamis Anda, Anda bisa memilih Lactacyd White Intimate untuk mencerahkan area intim atau Lactacyd Feminine Wipes yang menemani Anda menghadapi tantangan."

Bisa cocok gitu kan?! Dan ternyata produk ini bisa mencerahkan kulit juga. Haha. Makanya baca! *toyor diri sendiri*

Mengapa Lactacyd


Kan banyak produk pembersih area kewanitaan yang  harganya lebih murah, manfaatnya lebih banyak, iklannya lebih menarik, kenapa harus Lactacyd?

Formulasi alami

Area paling intim seorang wanita layak mendapatkan perawatan yang terbaik. Itulah mengapa Lactacyd dibuat dengan bahan alami dan berbahan dasar susu lembut seperti lactoserum, serta asam laktat yang secara alami ada di area intim wanita. Lactacyd diformulasikan dengan sangat hati-hati untuk membantu menjaga keseimbangan pH area intim agar tetap sehat.

No. 1 di Seluruh Dunia

Merek pembersih kewanitaan nomor 1 di seluruh dunia , Lactacyd bangga menjadi sahabat perawatan area intim dalam setiap tahap kehidupan seorang wanita.

Terbukti Secara Klinis

Lactacyd secara klinis terbukti dapat memberikan perawatan yang lembut serta perlindungan dari bau, serta iritasi pada area intim dengan pemakaian teratur.

Terpercaya Selama Beberapa Generasi

Selama lebih dari 30 tahun, Lactacyd telah direkomendasikan oleh dokter dan banyak wanita diberbagai penjuru dunia. Ini adalah tanda kepercayaan yang begitu besar pada Lactacyd yang mampu mengerti serta memahami pentingnya memenuhi kebutuhan mendasar kewanitaan.

Lolos Uji Dermatologi

Sebagai merek terpercaya, Lactacyd lolos uji dermatologi untuk penggunaan sehari-hari. Lactacyd juga diproduksi di pabrik yang memenuhi standar global Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB).


My #ProvenSelfV

See, nggak perlu nunggu nikah dulu untuk aware dengan masalah organ intim. Saya percaya banget bahwa Lactacyd White Intimate ini merupakan produk terbaik bagi saya. Saya emang nggak pakai produk ini sehari dua kali seperti yang dianjurkan. Saya cukup pakai ini kalau butuh aja. Yakalo saya merasa organ intim saya lagi sehat dan normal aja, saya cukup basuh menggunakan air hangat dan dilap aja pakai handuk bersih. Saya pakai Lactacyd White Intimate kalau dirasa organ intim saya terlalu lembab, terlalu banyak mengeluarkan cairan, bahkan keputihan di saat aktivitas saya sedang padat, kecapekan, atau di masa menstruasi.

Botol yang mungil dan enak dipegang

Apa ya... kayaknya ada istilah tersendiri deh untuk botol-yang-enak-dipegang. Tapi saya lupa. Ergonomis, gitu? Yang jelas bentuk botol Lactacyd White Intimate ini pas banget di tangan. Bentuknya yang ramping dan mungil nggak makan tempat dan aman dimasukin tas. Pas banget untuk dibawa pergi-pergi di antara alat mandi saya yang bejibun. Ya harap maklum, namanya juga perempuan. Ribet, sorry to say.

Ternyata, produsen Lactacyd ini emang concern banget dengan masalah penampilan produknya. Tampilan kemasan telah melalui pengujian konsumen di area pasar yang luas di Hongkong, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam dan China. Sang produsen juga telah menguji bukan hanya penerimaan tampilan bunga lily tapi juga skema warna, huruf / teks yang digunakan dan secara keseluruhan tampilan dan nuansa. Ternyata, produsen yang sangat memperhatikan umpan balik dan pendapat konsumen untuk memastikan konsumen merasa nyaman dengan perubahan tampilan tersebut. Dan itu bener bangat, saya nyaman dan suka banget dengan tampilan kemasannya. Bahkan saya juga awalnya beli kan cuma karena warna birunya yang sangat menarik.

Wanginya enak

Asli, pas dituang ke tangan langsung merebak deh aroma wanginya. Nggak menusuk hidung. Jadi yakin kalo produk ini dibuat dari bahan-bahan alami. Pas udah dibilas, organ intim jadi terasa lebih segar dan harum. Harumnya bukan aroma sirih, atau aroma yang menyengat. Harumnya lembut, gitu aja udah tanpa perlu dideskripsikan lebih jauh.

Saya juga menggunakan Lactacyd Feminine Wipes kalau pas lagi pakai toilet umum. Ini penting banget untuk menghindari paparan bakteri jahat ke organ intim kita. Kalo di rumah sih saya cukup pakai handuk bersih aja. Oh iya, saya pikir produk tisu dari Lactacyd ini merupakan ide cerdas sebagai a must item yang harus saya bawa kalau naik gunung. Ya kan di gunung toiletnya enggak ada, jarang nemu air juga buat bersih-bersih. LOL.

Lembut

Konsistensi produk ini cair sedikit kental. Setelah dituang ke telapak tangan dan di gosok-gosok dan ditambah air, busanya langsung keluar. Teksturnya lembut banget. Apalagi diusap ke organ intim, langsung segar. Setelah dibilas nggak erlalu kesat dan kering gitu. Saking lembutnya, kulit saya yang biasanya rewel sama bahan kimia dan produk sabun pembersih jadi anteng. Artinya, tekstur produk Lactacyd White Intimate ini diterima banget sama jenis kulit sensitif saya.

Sebenarnya produk ini telah lulus uji dermatologi dan bisa digunakan setiap hari. Tapi karena saya merasa bahwa organ intim saya hanya butuh perhatian lebih di waktu-waktu tertentu, so saya pikir, menggunakan produk ini ketika dibutuhkan saja adalah keputusan yang tepat.

Mencerahkan dengan kandungan alami

Ini berdasarkan uji penggunaan produk pada 200 wanita Asia, Synovate-Ipsos, pada September sampai Oktober 2011 lalu. Kalau ini sih belum terbukti sama saya. Lha wong  saya baru pakai produk ini belum dua minggu dan nggak dipakai setiap hari. Tapi saya yakin banget Lactacyd White Intimate dengan kandungan ekstrak susu, bengkoang dan algo white memang mampu mencerahkan kulit. Bahan-bahan alami itu kan memang biasa digunakan sebagai lotion, masker dan scrub and its works! Jadi nggak perlu ragu lagi kalau area yang menghitam karena gesekan kulit dan celana dalam kelak bisa lebih cerah seiring berjalanannya waktu. Susu kan makanan untuk bakteri asam laktat yang juga terdapat pada organ intim kita, selain di sistem pencernaan. Jadi susu ini bisa menghambat perkembangan bakteri jahat dan 'menjaga kesehatan' si bakteri baik.

Walaupun katanya membersihkan dengan air saja hanya menghilangkan 65% dari minyak dan kotoran pada kulit. Air juga dapat meningkatkan pH kulit sampai batas tertentu. Tapi sejauh ini saya merasa nyaman aja sih. Mungkin juga ke depan ini akan menjadi konsen saya, tapi sekarang saya yang penting nggak pakai sabun pembersih yang pH-nya tinggi.

Katanya, hampir 50% wanita tidak menunjukkan gejala ketika memiliki gejala  bakterial vaginosis (BV). Sabun dalam bentuk apapun (cair atau bar) biasanya mengandung nilai pH tinggi yang sangat jauh dari lingkungan alami organ intim itu sendiri. Produk seperti ini hanya akan merusak lapisan asam alami organ intim yang berfungsi sebagai perlindungan dari bakteri jahat. Sering menggunakan bahan kimia iritan seperti sabun secara bertahap akan merusak lingkungan sensitif organ intim, sehingga hanya jenis pembersih yang lembut saja yang diperlukan. Dan Lactacyd bukan sabun, melainkan pembersih yang didesain khusus untuk keamanan, kenyamanan dan kesehatan organ intim paraperempuan.

Harganya sangat worth

Hanya dengan Rp. 19.500 saja saya sudah bisa mendapatkan manfaat Lactacyd White Intimate 60ml. Eh, jangan protes, kalian pasti belinya lebih mahal daripada saya. Hehe. Saya kan pecinta diskonan, jadi saya dapat harga murah, harga normalnya sih Rp. 24.000.

Mudah digunakan setiap hari

Cukup dengan menunangkan 3-4 tetes atau kira-kira 5 ml ke telapak tangan. Setelah itu gosok-gosok sehingga busanya keluar. Kemudian usapkan dengan lembut ke organ intim kita dari depan ke belakang. Biarkan sekitar setengah menit. Lalu bilas sampai bersih dan keringkan dengan handuk bersih yang lembut. Gampang banget dan bisa kita gunakan dimana aja. Eh, di toilet mana aja.

Karena sudah lulus uji dermatologis untuk bisa dipakai setiap hari, saya jadi berpikiran untuk istiqomah memakai produk ini setiap hari. Manfaat langsungnya udah bisa saya rasakan berupa kenyamanan dan kesegaran sepanjang hari. Tinggal manfaat sebagai pencerah kulit aja nih yang belum komplit. Jadi sekarang bukan hanya Lactacyd Feminine Hygiene Wipes aja di tas saya, tapi juga Lactacyd White Intimate.

 

Saya mah yakin aja sih kalau Lactacyd emang sangat membantu untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Membuat saya nggak lagi was-was dengan cairan berlebih dan bau tak sedap di organ intim saya. Dengan begitu, Lactacyd White Intimate juga membantu saya dalam meraih target-target dan prestasi tanpa perlu risau akan hal-hal semacam ini. Terimakasih Lactacyd White Intimate!

 
 Referensi:
Lactacyd.co.id


4 comments

  1. harganya terjangkau ya, saya justru ketika dulu baru2 nikah sering mengalamai masalah organ intim ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kok bisa gitu ya Mbak? Saya kalo pas dapet nih masalahnya hehe

      Delete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<