[INFO WISATA] AYO BERWISATA KE SUMATERA VIA SELAT SUNDA



Nggak sedikit orang yang enggan pergi ke Sumatera dengan alasan akses transportasinya nggak nyaman. Dari Pulau Jawa ke Sumatera emang lumayan butuh biaya gede kalo harus lewat jalur udara. Apalagi kalau dari Pulau lainnya yang harus transit pesawat sampe dua atau tiga kali. Paling solusinya adalah berburu tiket murah. Tapi adakah opsi lain yang lebih nyaman sekalian nyari hiburan dalam perjalanan ke Pulau Sumatera?

ADA BANGET! Coba aja pakai jasa kapal laut alias menyeberangi Selat Sunda.

Ah males banget. Kapalnya kumuh. Harus bayar-bayar pula meski udah di dalam kapal.

Iya, saya dulu juga gitu.  Males banget kalo ada perjalanan ke luar pulau kalo nggak dibiayai negara plus kantong lagi kering, karena itu artinya saya harus menumpang kapal. Tapi sekarang enggak lagi. So, saya merasa harus merangkum alasan kenapa kamu juga harus menikmati perjalanan lewat jalur Selat Sunda. Bukan lagi karena alasan ngirit semata, tapi juga kenyamanan perjalanannya layak dipertimbangkan.


Murah

Untuk sekali perjalanan menyeberang Selat Sunda tanpa membawa kendaraan, kamu hanya perlu membayar tiket Rp. 13.000 untuk dewasa dan Rp. 7000 untuk anak-anak. Oh iya, jangan lupa siapkan KTP sebelum antri tiket ya. Sedangkan untuk mobil pribadi, harga tiketnya kalo nggak salah sekitar Rp. 300.000-an per mobil berapa pun jumlah penumpang mobilnya.

Sekalian berwisata

Kapan lagi kamu bisa menikmati suasana di tengah laut tanpa harus nyewa kapal pesiar? 

Dinosaurus di dalam kapal
Melakukan perjalanan di siang hari adalah pilihan terbaik

Banyak orang yang memilih perjalanan malam hari dengan alasan biar bisa istirahat. Tapi senyaman-nyamannya tidur di perjalanan pasti masih ada capek-capek dan nggak enaknya. Belum lagi kalo menimbang masalah keamanan. Malam kan lebih riskan. So lebih baik jalan siang dan pas malam waktunya orang tidur kita udah tidur nyaman di rumah, hotel, atau dimana pun. Yang penting nyaman. Nggak goyang-goyang dan kagok karena tiba-tiba harus bangun gara-gara rem mendadak atau udah harus turun karena udah sampe tujuan.

Saya enggan berfoto tanpa Akang Leonardo

Kalo naik kapal siang-siang, kamu juga bisa foto-foto ala Akang Leo Dicaprio dan Teh Kate Winslet gitu. Waktu terbaik adalah pagi hari atau menjelang sore. Pemandangan dari kapal pas lagi bagus-bagusnya di waktu itu. Apalagi menjelang sunset. Kalau siang bolong cuaca panas banget dan nggak nyaman untuk kamu yang pengen jalan-jalan keliling kapal. Tapi kalo lagi hujan ya mending duduk aja sambil ngelamun di dalam kapal dan memandang hujan yang jatuh serombongan menghujam lautan sih.

Petugas pelabuhan bukan ‘herder’

Kadang orang takut (atau malas) dengan petugas yang galak, jutek dan nggak ramah. Kalo ini sih bergantung gimana kita. Gimana cara kita memulai kontak dengan petugas, juga kesopanan dalam bicara. Kalo mau tanya-tanyabanyak, harus liat situasi dan kondisi. Kalo orang lagi ribet, malas banget kan ditanya ini-itu. padahal pertanyaannya cenderung selfish. Nggak mengangkat hajat hidup orang banyak, tapi untuk kepentingan diri sendiri aja. Ngukur diri sendiri ajalah.

Ritual sebelum angkat jangkar

Core business mereka adalah pelayanan, jadi memang sudah hak kita minta dilayani. Jadi jangan takut mengutarakan keinginan, asal jangan berlebihan. Kalau misalnya ada petugas yang keterlaluan, tinggal catat namanya, protes di tempat atau kalau belum puas tinggal caci maki dengan santun di media sosial. Oh iya customer care ASDP ada di twitter: @info_ASDP

Banyak pilihan kapal yang menyediakan fasilitas nyaman

ASDP sebagai penanggungjawab transportasi laut sudah mulai berbenah. Sekarang ada loh kapal milik ASDP yang nyaman banget dan bikin nggak bosan di perjalanan. Rata-rata kapal milik ASDP emang udah mulai nyaman sih.

Tapi naik kapal kan kayak undian. Kita nggak bisa milih mau dapat kapal yang mana? -_____-

Ya jangan pasrah aja gitu dong jadi orang. Kita punya mulut, jadi kita bisa tanya jadwal kapal sama petugasnya. Libur Nyepi kemarin saya niat banget pengen naik kapal Portlink dalam perjalanan dari Merak menuju Bakauheni karena saya dikejar deadline tulisan dan butuh tempat yang nyaman juga aliran listrik tak berbayar. So, saya tanya ke petugas yang mintain tiket, Kapal Portlink-nya ada di dermaga berapa dan berangkat jam berapa. Pelabuhan Merak terdiri atas lima dermaga dengan jarak yang lumayan jauh, kalau misalnya kalian jalan kaki dan nggak mau capek, tunggu aja kapal di dermaga 1, 2, atau 3.  

Kapal Portlink III tampak luar
Emang sih suasana di Pelabuhan Merak nggak nyaman untuk duduk dan nunggu kecuali nunggunya di Dunkin Donut. Kalo Pelabuhan Bakauheni udah jauh lebih nyaman. Di area ticketing-nya ada banyak kursi, toilet yang bersih dan ruangan ber-AC. 

Salah satu kapal yang nyaman banget adalah Kapal Portlink buatan Korea. Di Selat Sunda, tersedia Kapal Portlink, Portlink III dan Portlink V dengan fasilitas yang sedikit berbeda.

Ini dia beberapa alasan kamu harus naik Kapal Portlink. Foto-foto ini saya ambil di dalam Kapal Portlink III.

Waktu tempuh lebih singkat

Beberapa kali naik Kapal Portlink, saya nggak pernah kecewa soal waktu tempuh. Dalam kondisi normal, perjalanan Pelabuhan Merak-Bakauheni dan sebaliknya adalah 2 jam. Kondisi normal ini maksudnya kondisi cuaca, angin dan ombak bagus. Kesehatan kapal juga oke. Nah, kalau pakai Portlink bisa 1,5 jam. Dan itu berasa loh-kok-udah-nyampe-lagi-sih. Karena...

Kapal relatif stabil

Jadi kita yang ada di dalamnya nggak ngerasa goyang-goyang. Nggak pusing apalagi mual. Udah aja kayak berasa lagi di rumah, di kafe, atau di tempat main. Ini karena kapal Portlink merupakan kapal besar. Jadi nggak terlalu terpengaruh dengan kondisi angin dan ombak, lebih stabil.

Bersih

Ini penting banget. Beberapa kapal (biasanya kapal kecil) emang kelihatan kumuh, ada kecoa dimana-mana, dan males banget kalo mau makan di dalam kapal meskipun makanan itu dibawa dari rumah. Padahal badan udah gemeteran dan cacing-cacing di perut udah demonstrasi, kalo kondisi kapalnya jorok saya rela nahan lapar aja. Gimana penumpang mau nyaman kalo kapalnya jorok banget? Awak kapalnya juga nggak rapi dan kayak preman.

Standar kebersihan kapal
Mushola yang bersih dan besar

Tersedia ruang cuci tangan

Tapi, Kapal Portlink ini beda, bersih banget dan...

Tersedia banyak pilihan ruangan

Jadi kita bisa milih mau duduk dimana, atau mau tidur lesehan. Ruangannya ada tempat duduk biasa yang enggak ada AC-nya. Lokasinya di bagian luar, jadi masih kena-kena angin laut dan lumayan berisik dengan suara mesin. Ada juga ruangan duduk biasa dengan kursi dan meja yang nyaman banget. Atau pilih duduk di kafetaria yang emang mirip banget sama kafe-kafe kebanyakan gitu. Kalau terlalu capek, bisa milih tidur atau sekedar baring-baring di ruang lesehan. Dan itu semua nggak ada biaya tambahannya! GRATIS!

Ruang lesehan yang bersih

Nursing room
Ada hal penting yang nggak boleh diabaikan sama ibu-ibu nih. Ada nursing room di Kapal Portlink III ini! musholanya juga gede dan bersih banget. Toilet juga cukup nyaman dan tersedia ruangan terpisah sebagai ruang cuci tangan.

Suasana kafetaria
Kalo biasanya kan untuk masuk ke ruang duduk ber-AC kita harus bayar Rp. 8.000-10.000 dan Rp. 10.000-12.000 untuk ruang lesehan. Kalo di kapal ini semuanya gratis kecuali sewa bantal. Sewa bantal di kapal milik ASPD berkisar Rp. 5.000-10.000. Kalau mau sewa kamar juga bisa, karena...

Ada fasilitas kamar VIP

Tipe kamar ini ada tiga jenis dengan harga sewa yang sama, Rp. 250.000. Pertama, kamar dengan empat tempat tidur dengan posisi tempat tidur di dekat pintu tanpa toilet. Kedua, kamar dengan empat tempat tidur dengan toilet di dekat pintu. Ketiga, kamar dengan dua tempat tidur dan toilet.

Kamar dengan empat tempat tidur
Kamar mandi yang bersih lengkap dengan bathtub
Jenis kamar terakhir ini keren banget. Mirip di hotel bintang tiga. Semua toilet yang tersedia di kamar privat ini ada bath tub-nya. Duh, perjalanan dua aja kalo nyewa kamar kok kayaknya agak berlebihan tapi yaaaa...

Kamar dengan dua tempat tidur

Pintu kamar yang pernah ditempati Jokowi

Jangan kira orang naik kapal laut karena nggak punya duit aja. Kadang orang juga malu untuk naik kapal laut karena takut prestisenya turun. Padahal Bapak Presiden Joko Widodo aja pernah naik kapal Portlink. Tepatnya kapal Portlink III sewaktu peresmiannya. Ini dia gambar pintu kamarnya.

Pelayanan yang ramah

Di kapal-kapal milik ASDP, para awak kapal selalu siap siaga. Mereka berpakain seragam rapi, rajin senyum dan good-looking. Kalau kita tanya-tanya, mereka akan dengan ramah menjawab pertanyaan kita. Nggak hanya sama mbak-mbak customer service ovicer, saya aja sampe ngobrol sama cleaning service-nya loh.

Pelayanan di Kapal Portlink III

Sewaktu naik kapal lain (yang juga dikelola oleh ASDP) saya juga sangat merasa nyaman. Sebelum berangkat, mereka memutarkan video SOP keselamatan pelayaran dengan sangat detail. Setelah itu mereka memutarkan film lewat TV layar datar. Film-nya bukan film abal-abal. Saya sampe nggak rela mau turun karena film San Andreas (kalo nggak salah) yang seru banget belum selesai.

So, kalo emang niat kamu ke Sumatera untuk berwisata, apalagi waktunya santai, pilih jalur laut aja. Itung-itung berwisata juga, kaaannn! Ditunggu kunjungannya ke Sumatera yah, mampir ke Lampung dan jangan lupa kabari saya ;)

7 comments

  1. Lampung toh Mbak Rida? Saya kemarin habis dari Bandar Lampung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huwaaaa... sungguhkan? Kemana Mbak? Ih besok2 ngabari yaaaa :D

      Delete
  2. Aku mau cobain rinda.... Kl dari jawa mau ke lampung,jempuuttt dong rindaaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Manda, kalo Manda sendirian iya nda jemput di depan gang yaaaa hahahaha

      Delete
  3. Aku mau cobain rinda.... Kl dari jawa mau ke lampung,jempuuttt dong rindaaaa...

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Ayoooo...ayooo... mumpung belum ada jembatan selat sunda :D

      Delete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<