#BloggerPeduliMasaDepan Sistem Pertanian Terpadu Ramah Lingkungan (Day 20)




Suatu hari saya mengunjungi petani binaan yang ada di Desa Cikarawang. Kunjungan saya saat itu bertempat di kelompok tani jambu Kristal. Ada satu hal menarik yang saya amati saat itu. Pak Badri, ketua kelompok jambu kristal sedang merapihkan halaman rumahnya yang cukup luas untuk menerapkan sistem pertanian terpadu. Di lahan seluas 2000 meter, Pak Badri dapat membangun kandang sapi, kolam ikan dan membuat pembibitan beberapa tanaman jambu serta tanaman buah lainnya. Pak Badri kemudian mengintegrasikan sektor pertanian, perikanan dan peternakan menjadi sebuah sistem yang dinamakan dengan sistem pertanian terpadu. Berikut adalah cara Pak Badri mengintegrasikan ketiga sektor tersebut:

  1. Sektor peternakan: Pak Badri memanfaatkan gulma (tanaman pengganggu) yang ada di sekitar kebun miliknya sebagai pakan ternak. Kemudian hasil kotoran ternak sapi dialirkan langsung ke dalam kolam ikan dan sebagian lagi diolah untuk menjadi kompos. Kotoran sapi yang dialirkan ke dalam kolam menimbulkan cacing-cacing organik yang menjadi sumber pakan ikan.
  1. Sektor perikanan: ikan yang ditebar dalam kolam memiliki bobot ideal serta pertumbuhan optimal. Pak Badri juga menambahkan pakan berupa pellet untuk menambah nutrisi bagi ikan peliharaannya. Air dalam kolam ini merupakan air bergerak yang bersumber dari irigasi di dekat rumahnya. Nah air kolam yang mengandung zat organik baik dari pakan ikan maupun endapan kotoran sapi juga digunakan untuk menyiram tanaman yang secara tidak langsung memberikan tambahan pupuk bagi tanaman di pekarangan.


  1. Sektor pertanian: Pak Badri memiliki lahan cukup luas yang digunakan untuk menanam sayuran, bibit buah-buahan maupun tanaman palawija. Khusus di pekarangan, dia menempatkan beberapa bibit buah serta tanaman sayuran sebagai contoh. Kebutuhan pupuk diperoleh dari kompos yang dihasilkan oleh ternak sapi sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk sintetis dan menekan anggaran pengeluaran pupuk.

Begitu seterusnya alur pertanian terpadu yang Pak Badri terapkan, dari peternakan kemudian menyokong perikanan, dari perikanan menyokong pertanian dan dari pertanian menyokong peternakan. Semuanya berada dalam satu siklus pertanian terpadu yang ramah lingkungan karena melalui sistem ini menghasilkan zero waste.

Sistem Pertanian Terpadu

Sistem pertanian terpadu atau integrated farming sistem adalah sistem yang memadukan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan bahkan kehutanan dalam satu sistem budidaya yang mendukung satu sama lain sehingga diharapkan tidak menghasilkan sampah yang tersisa karena semuanya termanfaatkan.



Sistem pertanian terpadu merupakan salah satu ciri bioindustri dari pertanian berkelanjutan yang menuntut termanfaatkannya limbah pertanian dan terjadinya integrasi. Di luar negeri umumnya sudah menerapkan sistem ini karena lahan pertanian yang dimiliki para petani cukup luas. Sedangkan di Indonesia, penerapan sistem ini tidak cukup banyak karena terbentur lahan dan permodalan.

Sistem pertanian terpadu sangat dianjurkan untuk diterapkan karena memiliki berbagai manfaat. Berikut adalah beberapa manfaat dari penerapan sistem pertanian terpadu:

  1. Efisien dalam penggunaan lahan

Dalam satu hamparan kita dapat membangun sektor pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan yang dapat mengefisienkan penggunaan lahan sekaligus memberikan produktivitas tinggi.

  1. Mengoptimalkan penggunaan input

Integrasi antara sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan dapat mengoptimalkan penggunaan input karena input tersebut berasal dari keempat sektor yang saling berintegrasi.

  1. Terwujudnya Zero Waste

Dengan adanya integrasi dan optimalisasi penggunaan input maka akan terwujud suatu sistem pemanfaatan yang menghasilkan zero waste sehingga aman bagi lingkungan.

  1. Ramah lingkungan

Sistem pertanian terpadu mengupayakan penggunaan input yang optimal sehingga diharapkan tidak menghasilkan sampah dan aman bagi lingkungan.

  1. Pertanian Berkelanjutan

Integrasi antara keempat sektor dapat mewujudkan cita-cita membangun pertanian berkelanjutan yang lestari dan aman antara lingkungan dengan tanaman maupun hewan.

Menerapkan Sistem Pertanian Terpadu di Rumah

Dalam suatu workshop pemanfaatan pekarangan dijelaskan bahwa untuk menerapkan sistem pertanian terpadu maka kita harus memiliki lahan yang cukup luas minimal satu hektar. Tetapi jarang sekali pekarangan di Indonesia yang memiliki pekarangan seluas itu karena umumnya pekarangan di Indonesia memiliki luasan yang sempit.

Tetapi tidak perlu khawatir, dengan semakin meningkatnya teknologi kita bisa menerapkan sistem pertanian terpadu di rumah bahkan untuk pekarangan yang sempit sekalipun. Untuk membuat pertanian terpadu di rumah, kita perlu menentukan sektor apa yang ingin dikembangkan. Misalnya pertanian dengan perikanan, atau pertanian dengan peternakan.




Jika ingin mengintegrasikan pertanian dengan perikanan, kita dapat menggunakan teknologi vertiminaponik yang memadukan tanaman dengan kolam perikanan. Air dari kolam ikan dialirkan ke tanaman melalui pipa paralon sehingga dapat menutrisi tanaman berkat kandungan zat organik yang ada di dalam air kolam.   

Kemudian jika ingin mengintegrasikan pertanian dengan peternakan, kita dapat memilih jenis hewan ternak yang dapat kita kembangkan pada lahan sempit, misalnya dengan membudidayakan ternak kelinci atau ayam. Kotoran hasil ternak kelinci dan ayam dapat kita buat menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman. Gulma yang ada di sekitar pertanaman juga kita dapat manfaatkan untuk pakan kelinci dan begitu seterusnya hingga membuat suatu siklus.

Sangat mudah bukan? Yuk kita wujudkan pertanian terpadu di rumah demi mendukung pertanian berkelanjutan yang aman dan ramah lingkungan. Ketahanan pangan terpenuhi, kelestarian lingkungan juga dapat terpenuhi, semua itu ada di sistem pertanian terpadu.


Evrina Budiastuti 
@evrinasp 
evrinasp.com








3 comments

  1. wuaa,, saya bisa belajar banyak dari blog ini. Zero waste, yes!
    Huu, pelan2 kepoinnya ah.

    ReplyDelete
  2. Semoga tulisan ini bermanfaat, saya jadi malu nongol di sini

    ReplyDelete
  3. Mesti babyak belajar lagi nih sistem pertanian terpadu agar paling engfa ngerti sedikit aja apa yg dikerjakan warga petani.. terutama yg sdg bergerak ke pertanian organik

    ReplyDelete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<