Setidaknya punya tujuh puluh tahun
Tak bisa melompat kumahir berenang
Bahagia melihat kawanan betina
Berkumpul bersama sampai ajal
Besar dan berani berperang sendiri
Yang aku hindari hanya semut kecil
Otak ini cerdas kurakit berangka
Wajahmu tak akan pernah aku lupa
Barisan
kata di atas bukan sekedar lagu. Bukan sekedar curhatan semu dan sendu dari
seorang Muhammad Tulus. Tentang seekor gajah dengan segala sisi positifnya yang
menggambarkan pengalamannya sewaktu kecil. Tulus yang berbadan besar kerap dipanggil
kerbau, beruang, dan sebagainya. Tapi dia memilih gajah sebagai tokoh sentral
dalam lagunya sebagai balasan olok-olok teman masa kecilnya.
Pelantun
lagu Jangan Cintai Aku Apa Adanya itu
tak sekedar mahir menulis lagu yang bercerita. Kepedulian Tulus kepada
lingkungan dan masalah sosial cukup patut diacungi empat jempol. Selain
bergabung dalam program Indonesia Mengajar, Tulus juga bekerja sama dengan World Wild Fund (WWF) untuk gerakan
#JanganBunuhGajah.
Gerakan
ini berawal dari kehancuran hatinya lantaran seekor gajah di Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di ujung barat Provinsi Lampung meninggal karena
dibunuh. Gajah yang sehari-hari bertugas melakukan patroli itu bernama Yongki.
Dia dibunuh, diambil gadingnya, kemudian tubuhnya dibiarkan begitu saja di
hutan. Jika kalian ingin melihat sosok Yongki, tonton saja video klip Gajah-nya Tulus. Yongki merupakan satu
dari lima gajah yang membantu Tulus dalam membuat video klip selama empat hari.
Tidak heran jika sehingga Tulus kenal betul dan merasa sangat sayang dengan
gajah itu.
Tulus
ingin senantiasa mengingatkan bahwa Gajah adalah bagian penting dari ekosistem.
Tujuan berikutnya dari gerakan #JanganBunuhGajah ini adalah pengumpulan dana
untuk membantu WWF dalam pengadaan sensor lokasi yang kelak akan dipasang pada
tubuh gajah sumatera. Gajah-gajah terlatih nantinya akan dipasang GPS sehingga
mereka nanti yang akan menjaga gajah-gajah liar. Dengan demikian posisi gajah
akan selalu terpantau sehingga dapat mencegah kejadian perburuan dan pembunuhan
gajah lagi.
Aksi
#JanganBunuhGajah ini akan menggalang dana dengan penjualan merchandise yang
keuntungannya akan dikelola oleh WWF Indonesia. Merchandise yang ada berupa
T-shirt, tumbler dan tas belanja dengan ilustrasi gajah karya Elfandiary. Ada
juga mug handmade hasil kerjasama
dengan Pori Keramik. (Sumber: jpnn.com/7 Maret 2016). Untuk tahu lebih banyak
lagi tentang gerakan ini, sila seacrh di
media sosial dengan hesteg #JanganBunuhGajah dan untuk bisa berkontribusi dengan
membeli merchandisenya bisa melalui:situstulus.com/toko/
Bukan
hanya Tulus, yang beraksi untuk perjuangan penyelesaian masalah lingkungan.
Fadli PADI adalah sosok lain yang sejak lama telah bekerja bersama-sama WALHI
untuk berkampanye dan berjuang. Tidak ketinggalan pula Iwan Fals, musisi senior
yang memang sangat akrab menyentil telinga kita dengan lagu-lagu bernada protes
dan kepedulian. Ada lagi Melanie Subono, yang sangat konsen berjuang untuk
lingkungan bersama WALHI dan lembaga-lembaga lainnya, salah satunya dengan
gerakan menolak reklamasi Teluk Benoa di Bali. Juga berjuang untuk #IloveHiu
yang juga didukung oleh Slank dengan berbagai atribut kampanye yang melekat di
badan mereka.
Bukan
hanya di kancah nasional saja, seluruh dunia juga telah lebih dulu aware tentang adanya ancaman masa depan
lingkungan. Sebut saja Harrison Ford, tokoh Indiana
Jones mewakili Conservation
Internaional dan Bo Derek mewakili Animal
Right bahkan pernah hadir memperjuangkan konservasi harimau di sebuah acara
yang digelar World Bank di Amerika Serikat pada 2008 lalu. Siapa lagi pesohor
yang kalian tahu sangat konsen tentang perjuangan untuk lingkungan?
See, mereka adalah selebrita yang bertekad membangun
kesadaran masyarakat. Masyarakat mengenal mereka lewat karya-karyanya. Tentunya
aktivitas dan teladan positif dari para public
figure sangat membantu tercapainya tujuan-tujuan kampanye dalam rangka
membangun kepekaan dan kesadaran masyarakat. Baik dalam kehidupan sosial maupun
dalam masalah lingkungan dan peruhan iklim.
Apa yang
bisa kita lakukan dalam rangka turut serta menjaga kelestarian alam supaya
anak-cucu kita kelak juga bisa mensyukuri betapa kayanya Indonesia akan
keanekaragaman hayati?
1. Ajak keluarga, teman,
tamu dari luar negeri atau daerah berkunjung ke lokasi konservasi untuk
menumbuhkan kesadaran dalam diri mereka terhadap nasib flora dan fauna langka.
2.
Jangan
beli produk yang dibuat dari tubuh satwa langka, misalnya tas dari kulit
harimau, hiasan dari gading gajah, kopi
dari luwak tangkar yang langka dan hampir punah, dan sebagainya.
3.
Jangan
membeli dan memelihara satwa langka dengan alasan apapun. Sekali pun kamu
sangat menyayangi mereka dan mampu menjamin keberlangsungan hidup mereka
kecuali kamu ikut program orang tua asuh di tempat konservasi.
4.
Aktif
di lembaga-lembaga atau LSM yang berjuang untuk lingkungan hidup sebagai
relewan, sebagai anggota individu, dan sebagainya.
5.
Menyumbang
dana dengan memberi cash atau membeli merchandise untuk upaya konservasi yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga YANG LEGAL dan TRUSTED.
6.
Laporkan
kepada pihak terkait jika ada kegiatan penangkapan, pembunuhan, jual-beli dan
memelihara satwa langka tanpa izin.
7. Jangan lupa untuk
senantiasa berkampanye dengan aksi nyata dalam keseharian, melalui t-shirt,
tumbler, tas, blocknote, dll juga di media sosial, ya.
Masih bisa
sekedar berpangku tangan? Sekedar menikmati lagu-lagu syahdu dari para pesohor
itu seolah tanpa ada makna terpendam dibaliknya. Sekedar menikmati dan terbuai
tanpa mau tahu aksi apa yang dilakukan para seleb dalam kehidupan keseharian
pribadinya. Jangan jadi orang yang egois! Yang hanya berpikir tentang
kenikmatan hidup sendiri saja. Jangan selalu menuntut untuk kehidupan yang
serba nyaman dan mudah saat ini tanpa berpikir bahwa bumi dan dunia ini ada
untuk seluruh makhluk Tuhan, bukan hanya manusia, bukan hanya kamu yang hidup
mungkin tak akan lama.
Topan Angga Winata
Aku yang pernah datang ke Tesso Nilo, Riau. Sama pawangnya diajak menelusuri jejak kawanan gajah. Berkesan banget karena kakiku sempat terperosok di rawa2.
ReplyDeleteWah, keren Mbak Lusi sudah sampai ke Teso Nilo. Berkesan dan menantang ya Mbak
Delete