#BloggerPeduliMasaDepan Cantik – Cermat – Cinta Lingkungan, Yuk! (Day 16)



Bicara soal cantik, saya percaya tiap perempuan terlahir dengan kecantikannya sendiri. Standar manusia saja yang membuat cantik menjadi berjenjang. Secara tidak sadar, manusia juga yang membuat definisi cantik menjadi sangat sempit. Ditambah lagi, iming-iming iklan produk kosmetik tak luput membangun image cantik: bahwa cantik itu identik dengan kulit putih, bening, mulus, dst. Demi orientasi dan tujuan ekonomi, iklan dibuat sesempurna mungkin. Tidak salah, lha wong mereka berbisnis.

Di pasaran pun kalau kita perhatikan, ada banyak produk kosmetik—yang ini, yang itu, yang anu, yang high class, mediocre, hingga kelas underground (baca: ilegal)—berebut mencari pasar potensial: perempuan. Ibarat api berjumpa bensin, ya sudah, banyak perempuan on fire kalau sudah berurusan dengan keinginan menjadi cantik dan awet muda kalau bisa selamanya. Saya pun demikian. *uhuk!
Foto: all-free-download.com
Apa keinginan untuk menjadi cantik itu salah? Ya, gak juga! Orang yang good looking kan lebih nyaman dilihat ketimbang yang kusut dan acakadul, ya? :D *membela diri*

Yang penting, kita cermat memilih produk kosmetik. Biar gampang kita buat kriterianya 3R: ramah kulit, ramah kantong, ramah lingkungan. Lalu, bagaimana mesti memulainya?

  1. Sehatkan diri.

Kulit yang cantik bermula dari tubuh yang sehat. Untuk bisa sehat, tentu saja diperlukan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang. Memperbanyak asupan buah dan sayuran segar dapat membuat kulit kita menjadi lebih kinclong. Selain nutrisi, atur juga jam istirahat dan olahraga. 

  1. Pergunakan kosmetik seperlunya.

Zaman sekarang masa gak pakai kosmetik? Tidak ada yang melarang saya atau siapapun memakai kosmetik. Anjuran ini lebih karena tidak adanya peringatan ‘kandungan bahan berbahaya’ pada kemasan produk kosmetik seperti yang bisa ditemui pada kemasan rokok. Dengan kata lain, kita sebagai konsumen yang menjadi pengambil keputusan, mau memakai atau tidak, mau cermat atau sembarangan.

Memakai kosmetik sesuai keperluan juga berarti meminimalkan jumlah bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh kita. Ingat, kan, permukaan tubuh kita ini berpori-pori? Zat-zat yang terkandung pada apapun yang dioleskan ke permukaan kulit akan terserap ke dalam tubuh melalui pori-pori.

  1. Hindari bahan berbahaya pada kosmetik.

Pernah mengalami alergi kosmetik—merah-merah, perih, gatal, mengelupas,menghitam—pada saat mencoba sebuah produk kosmetik? Bisa jadi karena bahan pembuatnya yang tidak sesuai dengan kulit kita, atau mengandung tambahan bahan berbahaya. Kanal Health Liputan 6 pernah mempublikasikan ada setidaknya tujuh bahan berbahaya pada kosmetik yang perlu kita catat: raksa/merkuri (Hg), hidrokinon, asam retinoat/tretinoin/retionic acid, resorsinol, bahan pewarna, diethylene glycol (DEG), dan timbal (Pb). Selain tujuh bahan tersebut, masih ada bahan lain yang menurut Healthy Tomorrow juga termasuk bahan berbahaya, yaitu phtalate, paraben, formaldehyde, diethanolamine (DEA), phenylenediamine (PPD), dan glycol ether. Dalam video berikut ini bahkan disebut 12 bahan berbahaya!



Bagi pengguna kosmetik, bahan berbahaya ini berdasar penelitian, menunjukkan kecenderungan karsinogen (mendorong terjadinya kanker), mengakibatkan perubahan hormon, gangguan fungsi organ dalam, mutagen, dsb. Itu baru efek bagi si pengguna. Kita bisa membayangkan jika bahan-bahan berbahaya ini masuk ke lingkungan sebagai limbah. Berapa banyak kerusakan dan akibat lain yang akan terjadi? Berapa banyak ikan, satwa, tumbuhan yang terimbas?

  1. Pilih produk kosmetik dan perawatan tubuh dari bahan-bahan alami.

Saat ini telah beredar produk kosmetik herbal dan organik di pasaran. Jika kita sangat khawatir terhadap efek bahan kimia sintetis, ada baiknya beralih ke produk yang alami. O ya, kita juga mesti ingat bahwa Indonesia yang subur dan kaya ini memudahkan kita memperoleh rempah-rempah, buah, dan sayuran. Tidak ada salahnya sesekali membuat masker, lulur, jamu, dan produk perawatan tubuh dari bahan-bahan tersebut. Selain lebih murah, kita akan merasa lebih aman menggunakan produk segar lokal.

  1. Lakukan detoksifikasi.
Karena kita takkan bisa 100% lepas dari bahan-bahan kimia, polutan, dan faktor pemicu sakit lainnya; maka kita bisa melakukan detoksifikasi racun yang telanjur masuk ke dalam tubuh. Cara paling sederhana adalah dengan berpuasa. Bisa minimal 3 hari dalam sebulan, atau silakan diatur menurut kebutuhan. Cara detoks lain, seperti dilansir dari Thank Your Body di antaranya dengan mengonsumsi buah, sayuran segar, mengatur pernapasan, dan olahraga.

Nah, itulah beberapa tahapan untuk tetap cantik dan cinta lingkungan. Dengan menjadi bagian penggiat cermat pilih produk kosmetik dan perawatan tubuh, kita turut andil menyelamatkan lingkungan. Karena siapapun kita bisa berupaya demi kelestarian lingkungan masa depan, demi kelangsungan generasi masa datang. Iya, kan? ;)

Sumber referensi:
http://www.thankyourbody.com/detox-your-body/


 Palupi Jatuasri
--
Blog: http://penaphie.wordpress.com/
Twitter: @phijatuasri
Instagram: @phijatuasri

Facebook: Phie Jatuasri  



2 comments

  1. setuju. Berarti cantik juga harus peduli dengan lingkungan, ya :)

    ReplyDelete
  2. Browsing sana sini... eh, nyangkut di tulisan sendiri yang mejeng di blog Rinda.

    Ayo dong, kita giatkan gerakan cantik ramah lingkungan! ;)

    ReplyDelete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<