Bicara
soal cantik, saya percaya tiap perempuan terlahir dengan kecantikannya sendiri.
Standar manusia saja yang membuat cantik menjadi berjenjang. Secara tidak
sadar, manusia juga yang membuat definisi cantik menjadi sangat sempit. Ditambah
lagi, iming-iming iklan produk kosmetik tak luput membangun image cantik: bahwa cantik itu identik
dengan kulit putih, bening, mulus, dst. Demi orientasi dan tujuan ekonomi,
iklan dibuat sesempurna mungkin. Tidak salah, lha wong mereka
berbisnis.
Di pasaran
pun kalau kita perhatikan, ada banyak produk kosmetik—yang ini, yang itu, yang
anu, yang high class, mediocre, hingga kelas underground (baca: ilegal)—berebut
mencari pasar potensial: perempuan. Ibarat api berjumpa bensin, ya sudah,
banyak perempuan on fire kalau sudah
berurusan dengan keinginan menjadi cantik dan awet muda kalau bisa selamanya.
Saya pun demikian. *uhuk!
Foto: all-free-download.com |
Yang
penting, kita cermat memilih produk kosmetik. Biar gampang kita buat kriterianya
3R: ramah kulit, ramah kantong, ramah lingkungan. Lalu, bagaimana mesti memulainya?
- Sehatkan diri.
Kulit yang cantik
bermula dari tubuh yang sehat. Untuk bisa sehat, tentu saja diperlukan asupan
nutrisi yang cukup dan seimbang. Memperbanyak asupan buah dan sayuran segar
dapat membuat kulit kita menjadi lebih kinclong. Selain nutrisi, atur juga jam
istirahat dan olahraga.
- Pergunakan kosmetik
seperlunya.
Zaman sekarang masa gak pakai kosmetik? Tidak ada yang melarang
saya atau siapapun memakai kosmetik. Anjuran ini lebih karena tidak adanya
peringatan ‘kandungan bahan berbahaya’ pada kemasan produk kosmetik seperti
yang bisa ditemui pada kemasan rokok. Dengan kata lain, kita sebagai konsumen
yang menjadi pengambil keputusan, mau memakai atau tidak, mau cermat atau
sembarangan.
Memakai kosmetik sesuai
keperluan juga berarti meminimalkan jumlah bahan kimia yang masuk ke dalam
tubuh kita. Ingat, kan, permukaan tubuh kita ini berpori-pori? Zat-zat yang
terkandung pada apapun yang dioleskan ke permukaan kulit akan terserap ke dalam
tubuh melalui pori-pori.
- Hindari bahan
berbahaya pada kosmetik.
Pernah mengalami alergi
kosmetik—merah-merah, perih, gatal, mengelupas,menghitam—pada saat mencoba
sebuah produk kosmetik? Bisa jadi karena bahan pembuatnya yang tidak sesuai
dengan kulit kita, atau mengandung tambahan bahan berbahaya. Kanal Health Liputan 6 pernah mempublikasikan
ada setidaknya tujuh bahan berbahaya pada kosmetik yang perlu kita catat: raksa/merkuri (Hg), hidrokinon, asam retinoat/tretinoin/retionic acid, resorsinol, bahan pewarna,
diethylene glycol (DEG), dan timbal (Pb). Selain tujuh bahan
tersebut, masih ada bahan lain yang menurut Healthy Tomorrow juga termasuk bahan
berbahaya, yaitu phtalate, paraben, formaldehyde, diethanolamine
(DEA), phenylenediamine (PPD), dan
glycol ether. Dalam video berikut
ini bahkan disebut 12 bahan berbahaya!
Bagi pengguna kosmetik,
bahan berbahaya ini berdasar penelitian, menunjukkan kecenderungan karsinogen
(mendorong terjadinya kanker), mengakibatkan perubahan hormon, gangguan fungsi
organ dalam, mutagen, dsb. Itu baru efek bagi si pengguna. Kita bisa membayangkan
jika bahan-bahan berbahaya ini masuk ke lingkungan sebagai limbah. Berapa
banyak kerusakan dan akibat lain yang akan terjadi? Berapa banyak ikan, satwa,
tumbuhan yang terimbas?
- Pilih produk kosmetik dan perawatan tubuh dari bahan-bahan alami.
Saat ini telah beredar
produk kosmetik herbal dan organik di pasaran. Jika kita sangat khawatir
terhadap efek bahan kimia sintetis, ada baiknya beralih ke produk yang alami. O
ya, kita juga mesti ingat bahwa Indonesia yang subur dan kaya ini memudahkan
kita memperoleh rempah-rempah, buah, dan sayuran. Tidak ada salahnya sesekali
membuat masker, lulur, jamu, dan produk perawatan tubuh dari bahan-bahan tersebut.
Selain lebih murah, kita akan merasa lebih aman menggunakan produk segar lokal.
- Lakukan detoksifikasi.
Karena kita takkan bisa
100% lepas dari bahan-bahan kimia, polutan, dan faktor pemicu sakit lainnya;
maka kita bisa melakukan detoksifikasi racun yang telanjur masuk ke dalam
tubuh. Cara paling sederhana adalah dengan berpuasa. Bisa minimal 3 hari dalam
sebulan, atau silakan diatur menurut kebutuhan. Cara detoks lain, seperti dilansir
dari Thank Your Body di antaranya dengan mengonsumsi buah, sayuran segar,
mengatur pernapasan, dan olahraga.
Nah, itulah beberapa tahapan
untuk tetap cantik dan cinta lingkungan. Dengan menjadi bagian penggiat cermat
pilih produk kosmetik dan perawatan tubuh, kita turut andil menyelamatkan
lingkungan. Karena siapapun kita bisa berupaya demi kelestarian lingkungan masa
depan, demi kelangsungan generasi masa datang. Iya, kan? ;)
Sumber
referensi:
http://www.thankyourbody.com/detox-your-body/
Palupi Jatuasri
--
Blog: http://penaphie.wordpress.com/
Twitter: @phijatuasri
Instagram: @phijatuasri
Facebook: Phie Jatuasri
--
Blog: http://penaphie.wordpress.com/
Twitter: @phijatuasri
Instagram: @phijatuasri
Facebook: Phie Jatuasri
setuju. Berarti cantik juga harus peduli dengan lingkungan, ya :)
ReplyDeleteBrowsing sana sini... eh, nyangkut di tulisan sendiri yang mejeng di blog Rinda.
ReplyDeleteAyo dong, kita giatkan gerakan cantik ramah lingkungan! ;)