#BloggerPeduliMasaDepan BANK SAMPAH MALANG (Day 7)



Bila kita berbicara tentang"sampah" pasti yang terbayang dalam ingatan kita adalah barang-barang bekas yang sudah tak terpakai, yang sudah tidak kita inginkan dan tidak ingin kita simpan, dan mungkin sebagiannya malah menjijikan bagi kita. Sebagai barang yang sudah tidak kita inginkan, biasanya sampah itu ingin kita buang. Nah setelah sampah itu kita buang biasanya masalah akan timbul terutama untuk sampah jenis tertentu. Tidak bisa disangkal bahwa sampah telah menjadi persoalan tidak hanya di kota besar, bahkan di kota kecil pun sudah bisa dirasakan dampak dari persoalan ini. Berbagai jenis sampah yang berada di perkotaan terlihat menggunung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan belum lagi yang terlihat berserakan di sekitar perumahan penduduk kota. Sedangkan yang di pedesaan belum begitu terlihat, tetapi untuk dampaknya akan terasa dalam jangka panjang, karena akan mempengaruhi dan merusak lahan pertanian. Dan negara kita adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bercocok tanam. Hal ini tentunya akan menjadi masalah besar kelak bagi para petani khususnya dan negara secara luas.


Lantas apa yang bisa kita lakukan? Bicara tentang bagaimana sebaiknya pengelolaan sampah yang ideal, tentunya ini bukanlah tanggung jawab pemerintah semata, atau sekelompok orang saja, akan tetapi ini adalah tanggung jawab kita bersama. Saat ini di Indonesia, pemerintah tengah mengkaji berbagai cara untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Salah satu pilihannya adalah memperbanyak jumlah bank-bank sampah. Beberapa kota di seluruh Indonesia telah berdiri bank-bank sampah sebagai tindakan kepedulian masyarakat terhadap persoalan sampah yang tiada habisnya.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan " bank sampah"? Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah yang dikelola dengan menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Dan disini sebagai  penyetor sampah adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah yang kemudian akan disetor lagi ke pabrik atau tempat daur ulang. Dari sini lah sampah-sampah tersebut diproses dan dijadikan barang baru yang serba guna lagi.

Bank sampah ini didirikan dengan tujuan untuk membantu menangani pengolahan sampah di masyarakat. Karena pengolahan sampah itu sebenarnya adalah tanggung jawab bersama sehingga kepedulian masyarakat harus didukung oleh pemerintah. Selain itu untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih sehingga tercipta masyarakat yang benar-benar cinta akan lingkungan sekitarnya. Bank sampah juga bertujuan  untuk mengubah sampah menjadi barang yang lebih berguna dalam masyarakat melalui proses daur ulang tersebut.

Dalam proses pengelolaannya, bank sampah ada di berbagai kelurahan di seluruh kota-kota di Indonesia. Berawal dari setiap rumah tangga, disinilah sampah rumah tangga dipilah ke dua kelompok yaitu sampah organik dan sampah non-organik. Sampah organik adalah sampah yang dengan mudah bisa dihancurkan oleh alam. Contohnya sampah dapur sisa rumah tangga seperti sisa makanan, sayur dan buah yang tak termakan. Sedangkan sampah non organik adalah sampah yang tak mudah hancur seperti plastik, logam, kertas, kaleng, besi. Sampah organik ini diolah menjadi pupuk kompos. Sementara sampah non-organik kemudian dipilah lebih lanjut ke tiga sub-kelompok yaitu plastik, kertas, serta botol dan logam untuk didaur ulang. Di setiap  rumah tangga menyimpan kantung sampah besar. Masing-masing kantung sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Begitu kantung sampah tersebut sudah penuh isinya lalu bisa ditabung di sebuah bank sampah. Seperti halnya sebuah bank komersil, disana penyetor  bisa membuka rekening layaknya sebuah bank. Secara berkala, penyetor bisa mengisi tabungannya dengan sampah non-organik. Karena jenis sampah yang bisa ditabung hanya jenis sampah non organik. Kemudian sampah non-organik tersebut ditimbang dan diberi nilai nominal, sesuai harga yang sudah ditentukan oleh para pengepul. Nilai nominal ini ditabung, dan sama halnya sebuah bank komersil, isi tabungan tersebut juga bisa ditarik sewaktu-waktu sesuai dengan keperluan si penyetor.

Banyak sekali tentunya manfaat dari adanya bank sampah ini yang dirasakan oleh masyarakat. Selain terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat, adanya bank sampah bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya yaitu mendapatkan penghasilan tambahan selain dari gaji pokok dari pekerjaannya. Dan juga yang paling utama adalah bisa mengubah mind set dan perilaku masyarakat terhadap sampah. Bahwa sampah bukanlah sekedar sampah. Tetapi sampah bisa menjadi sumber penghidupan masyarakat. Bahwa sampah sebenarnya adalah sahabat yang tidak harus dimusuhi tetapi seharusnya didekati dengan mengubah sampah menjadi barang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis untuk kehidupan.

Di manapun tempatnya, prinsip-prinsip dasar di setiap bank sampah tetap sama yaitu untuk menyimpan sampah, untuk menghasilkan uang, untuk menabung, untuk mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat dan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Contohnya saja di daerah Malang, konsep sampah sebagai sahabat telah dicanangkan sejak tahun 2011 dengan berdirinya Bank Sampah Malang ( BSM ). BSM didirikan sebagai wadah untuk membina, melatih, mendampingi sekaligus membeli dan memasarkan hasil dari kegiatan pengelolaan sampah dari hulu/sumber masyarakat Kota Malang dalam rangka pengurangan sampah di TPS/TPA dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan sampah dengan program 3R (reduce, reuse dan resycle) serta perubahan perilaku masyarakat menuju lingkungan Kota Malang yang ber BSM, Bersih, Sejuk dan Manfaat.

Bank Sampah Malang tidak hanya bermanfaat dari aspek ekonomi dan lingkungan  tetapi juga mengundang prestasi baik itu regional maupun nasional. Bahkan beberapa kota di Indonesia juga melakukan studi banding  dan mengundangnya untuk presentasi, ingin belajar tentang konsep dan aplikasi dari BSM. Beberapa fasilitas di BSM membuat warga setempat menjadi lebih bersemangat dalam mengumpulkan sampah. Jika sebelumnya mereka tak terlalu peduli akan sampah dan kebersihan lingkungannya sendiri, warga di Kota Malang kini justru memiliki antusiasme besar dalam mengumpulkan dan memilah sampah. Hal ini dikarenakan adanya program-program BSM yang sangat membantu warga, seperti diluncurkanya program unik beli sembako pakai sampah, hutang duit pakai sampah, bayar listrik pakai sampah dan program-program menabung uang tentunya. Tidak sampai disitu, BSM juga bekerja sama dengan kader lingkungan kota Malang untuk bersama-sama melakukan kerja sosial pembinaan masyarakat untuk mengolah sampah, memanfaatkan sampah, gerakan menanam dan merawat serta membantu dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan sampai akhirnya Kota Malang mendapatkan Adipura Kencana.

Sahabat sekalian, demikian ulasan tentang bank sampah. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita tentang sampah. Jadikanlah sampah sebagai sahabat, bukan memusuhinya. Makin diabaikan, sampah akan membawa banyak kerugian bagi kita semua. Wassalam.


Penulis:
yuna liqo
twitter : @yunna_liqo
instagram : @yunna_liqo
facebook : yunna liqo
Blog : http://elqmom.blogspot.co.id




No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<