Bila
kita berbicara tentang"sampah" pasti yang terbayang dalam ingatan
kita adalah barang-barang bekas yang sudah tak terpakai, yang sudah tidak kita
inginkan dan tidak ingin kita simpan, dan mungkin sebagiannya malah menjijikan
bagi kita. Sebagai barang yang sudah tidak kita inginkan, biasanya sampah itu
ingin kita buang. Nah setelah sampah itu kita buang biasanya masalah akan
timbul terutama untuk sampah jenis tertentu. Tidak bisa disangkal bahwa sampah
telah menjadi persoalan tidak hanya di kota besar, bahkan di kota kecil pun
sudah bisa dirasakan dampak dari persoalan ini. Berbagai jenis sampah yang
berada di perkotaan terlihat menggunung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan
belum lagi yang terlihat berserakan di sekitar perumahan penduduk kota.
Sedangkan yang di pedesaan belum begitu terlihat, tetapi untuk dampaknya akan
terasa dalam jangka panjang, karena akan mempengaruhi dan merusak lahan
pertanian. Dan negara kita adalah negara agraris yang sebagian besar
penduduknya bercocok tanam. Hal ini tentunya akan menjadi masalah besar kelak
bagi para petani khususnya dan negara secara luas.
Lantas
apa yang bisa kita lakukan? Bicara tentang bagaimana sebaiknya pengelolaan
sampah yang ideal, tentunya ini bukanlah tanggung jawab pemerintah semata, atau
sekelompok orang saja, akan tetapi ini adalah tanggung jawab kita bersama. Saat
ini di Indonesia, pemerintah tengah mengkaji berbagai cara untuk memperbaiki
sistem pengelolaan sampah. Salah satu pilihannya adalah memperbanyak jumlah
bank-bank sampah. Beberapa kota di seluruh Indonesia telah berdiri bank-bank
sampah sebagai tindakan kepedulian masyarakat terhadap persoalan sampah yang
tiada habisnya.
Sebenarnya
apa sih yang dimaksud dengan " bank sampah"? Bank sampah adalah suatu
tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah yang
dikelola dengan menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh
petugas sukarelawan. Dan disini sebagai
penyetor sampah adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta
mendapat buku tabungan seperti menabung di bank. Hasil dari pengumpulan sampah
yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah
atau ke tempat pengepul sampah yang kemudian akan disetor lagi ke pabrik atau
tempat daur ulang. Dari sini lah sampah-sampah tersebut diproses dan dijadikan
barang baru yang serba guna lagi.
Bank
sampah ini didirikan dengan tujuan untuk membantu menangani pengolahan sampah
di masyarakat. Karena pengolahan sampah itu sebenarnya adalah tanggung jawab
bersama sehingga kepedulian masyarakat harus didukung oleh pemerintah. Selain
itu untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih
sehingga tercipta masyarakat yang benar-benar cinta akan lingkungan sekitarnya.
Bank sampah juga bertujuan untuk mengubah
sampah menjadi barang yang lebih berguna dalam masyarakat melalui proses daur
ulang tersebut.
Dalam
proses pengelolaannya, bank sampah ada di berbagai kelurahan di seluruh
kota-kota di Indonesia. Berawal dari setiap rumah tangga, disinilah sampah
rumah tangga dipilah ke dua kelompok yaitu sampah organik dan sampah
non-organik. Sampah organik adalah sampah yang dengan mudah bisa dihancurkan
oleh alam. Contohnya sampah dapur sisa rumah tangga seperti sisa makanan, sayur
dan buah yang tak termakan. Sedangkan sampah non organik adalah sampah yang tak
mudah hancur seperti plastik, logam, kertas, kaleng, besi. Sampah organik ini
diolah menjadi pupuk kompos. Sementara sampah non-organik kemudian dipilah
lebih lanjut ke tiga sub-kelompok yaitu plastik, kertas, serta botol dan logam
untuk didaur ulang. Di setiap rumah
tangga menyimpan kantung sampah besar. Masing-masing kantung sampah sesuai
dengan jenis sampahnya. Begitu kantung sampah tersebut sudah penuh isinya lalu bisa ditabung di sebuah bank sampah. Seperti
halnya sebuah bank komersil, disana penyetor
bisa membuka rekening layaknya sebuah bank. Secara berkala, penyetor
bisa mengisi tabungannya dengan sampah non-organik. Karena jenis sampah yang
bisa ditabung hanya jenis sampah non organik. Kemudian sampah non-organik
tersebut ditimbang dan diberi nilai nominal, sesuai harga yang sudah ditentukan
oleh para pengepul. Nilai nominal ini ditabung, dan sama halnya sebuah bank
komersil, isi tabungan tersebut juga bisa ditarik sewaktu-waktu sesuai dengan
keperluan si penyetor.
Banyak
sekali tentunya manfaat dari adanya bank sampah ini yang dirasakan oleh
masyarakat. Selain terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat, adanya
bank sampah bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya yaitu
mendapatkan penghasilan tambahan selain dari gaji pokok dari pekerjaannya. Dan
juga yang paling utama adalah bisa mengubah mind set dan perilaku masyarakat
terhadap sampah. Bahwa sampah bukanlah sekedar sampah. Tetapi sampah bisa
menjadi sumber penghidupan masyarakat. Bahwa sampah sebenarnya adalah sahabat
yang tidak harus dimusuhi tetapi seharusnya didekati dengan mengubah sampah
menjadi barang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis untuk kehidupan.
Di
manapun tempatnya, prinsip-prinsip dasar di setiap bank sampah tetap sama yaitu
untuk menyimpan sampah, untuk menghasilkan uang, untuk menabung, untuk mengubah
perilaku dan pola pikir masyarakat dan menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungannya. Contohnya saja di daerah Malang, konsep sampah sebagai sahabat
telah dicanangkan sejak tahun 2011 dengan berdirinya Bank Sampah Malang ( BSM
). BSM didirikan sebagai wadah untuk membina, melatih, mendampingi sekaligus
membeli dan memasarkan hasil dari kegiatan pengelolaan sampah dari hulu/sumber
masyarakat Kota Malang dalam rangka pengurangan sampah di TPS/TPA dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan sampah dengan program 3R
(reduce, reuse dan resycle) serta perubahan perilaku masyarakat menuju
lingkungan Kota Malang yang ber BSM, Bersih, Sejuk dan Manfaat.
Bank
Sampah Malang tidak hanya bermanfaat dari aspek ekonomi dan lingkungan tetapi juga mengundang prestasi baik itu
regional maupun nasional. Bahkan beberapa kota di Indonesia juga melakukan
studi banding dan mengundangnya untuk
presentasi, ingin belajar tentang konsep dan aplikasi dari BSM. Beberapa
fasilitas di BSM membuat warga setempat menjadi lebih bersemangat dalam
mengumpulkan sampah. Jika sebelumnya mereka tak terlalu peduli akan sampah dan
kebersihan lingkungannya sendiri, warga di Kota Malang kini justru memiliki
antusiasme besar dalam mengumpulkan dan memilah sampah. Hal ini dikarenakan
adanya program-program BSM yang sangat membantu warga, seperti diluncurkanya
program unik beli sembako pakai sampah, hutang duit pakai sampah, bayar listrik
pakai sampah dan program-program menabung uang tentunya. Tidak sampai disitu,
BSM juga bekerja sama dengan kader lingkungan kota Malang untuk bersama-sama
melakukan kerja sosial pembinaan masyarakat untuk mengolah sampah, memanfaatkan
sampah, gerakan menanam dan merawat serta membantu dalam menjaga kebersihan
lingkungan. Dan sampai akhirnya Kota Malang mendapatkan Adipura Kencana.
Sahabat
sekalian, demikian ulasan tentang bank sampah. Semoga bermanfaat dan dapat
menambah wawasan kita tentang sampah. Jadikanlah sampah sebagai sahabat, bukan
memusuhinya. Makin diabaikan, sampah akan membawa banyak kerugian bagi kita
semua. Wassalam.
Penulis:
yuna liqo
twitter : @yunna_liqo
instagram : @yunna_liqo
facebook : yunna liqo
Blog : http://elqmom.blogspot.co.id
twitter : @yunna_liqo
instagram : @yunna_liqo
facebook : yunna liqo
Blog : http://elqmom.blogspot.co.id
No comments
Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<