Kaleidoskop 2015 Rinda Gusvita




Hola! Ini saya pake latah pengen bikin kaleidoskop, padahal nggak banyak hal besar dan berkesan yang saya lakukan untuk orang banyak. Hell yeah, saya sadar sepenuhnya bahwa kebermanfaatan saya masih kurang ya bagi masyarakat banyak.
Tahun 2015 saya emang sangat nggak produktif karena saya emang sering sakit, itu alasan pertama. Alasan kedua adalah saya masih punya tanggungan tesis meski udah memasuki semester enam. Ketiga, ya emang saya banyak mager-nya sih. LOL.

Kedatangan 2015 bersamaan dengan langit yang benderang saya sambut di Kerajaan Kecil Vita. Itu adalah tahun baru pertama saya di Jogja. Saya emang udah lama nggak pulang, sekitar empat bulan karena ‘berniat’ menyelesaikan tesis. 

Lomba-lomba besar nggak banyak yang saya ikuti. Tapi saya sempat memenangi lomba blog Sustainable Consumption and Production (SCP) yang bekerjasama dengan Kompas Jogja untuk periode Januari. Saya juga nggak nyangka banget jadi juara ketiga dari kategori umum. Biar juara tiga juga saya udah seneng banget! Jarang-jarang dapet tropi. *anaknya gampangan* 

Setelah itu saya menang lagi lomba resensi bukunya Teh Ine. Ini resensi pertama saya yang dapat apresiasi besar dan saya tulis di Kompasiana. Biasanya saya meresensi buku dengan gaya suka-suka, sih. Abis itu saya nyoba beberapa lomba tapi kurang beruntung sampai akhir tahun. Lobi-lobian sama investor juga belum berhasil -____-
Saya juga sempat menggelar giveaway kecil-kecilan bareng Vito Buku. Peserta dan sponsornya lumayan banget. Saya juga ingin menggelar giveaway saya sendiri di tahun depan. Sekarang ngumpulin hadiah dulu. Hihi.
Arisan Ilmu #1 Emak Blogger Jogja

Tentang silaturahmi adalah berkah terbesar yang saya rasakan di tahun ini. Teman-teman kuliah saya yang udah jarang ngumpul, udah lulus dan sibuk dengan urusan masing-masing kadang emang membuat saya kesepian. Dulu saya juga masih sering nongrong di Kantor Walhi Jogja, tapi karena saya sering sakit sejak pertengahan 2014 lalu, saya jadi lebih sering menyendiri.

Hebatnya di awal tahun saya mengumpulkan segenap kekuatan untuk bisa menjadi tour leader. Iya, mendampingi kelompok besar untuk jalan-jalan gitu. Meski nggak sanggup naik ke puncak Borobudur dan harus sering duduk kalo udah seperempat jam berdiri, saya berhasil menyelesaikan tantangan dengan bantuan teman-teman.

Waktu itu di pertengahan Januari, saya ketemu dengan banyak teman baru yang memang para backpacker dan pehobi wisata. Teman-teman itulah yang kemudian semakin lekat seperti saudara. Hingga akhirnya  kami berenam membentuk sebuah tour organizer, kami menyebutnya Joglo Picnique. Meski sekarang tinggal dua orang yang fokus di Jogja, harapannya sih komunikasi dan aktivitas Joglo Picnique nggak akan pernah mati. Justru semakin berkembang dan berkembang terus.

Saya juga jadi semakin intim dengan keluarga blogger di Jogja. Mereka hangat banget! Alhamdulillah meski saya kurang aktif di dunia maya sekarang ini saya juga masih sering ngepoin mereka. Utamanya adalah para Emak Blogger yang membuat saya merasa ‘diterima’ dan ‘diakui’. Saya juga nggak merasa kesepian lagi. Dari para emak inilah saya juga belajar memanfaatkan peluang dari blog gratisan saya. Meski nggak banyak advertorial dengan imbalan sangat besar, tapi aktivitas ini lumayan memacu saya untuk ngeblog lebih serius lagi.

Pertengahan tahun adalah saat-saat yang sering hujan adrenalin bagi saya. Gimana enggak, saya nulis tesis, nongkrong di warung kopi, ngabisin uang, kemudian sakit, lalu hiatus. Siklus itu yang membuat saya lama dalam menggarap tesis. Sementara, banyak pihak yang memicu semangat saya untuk bisa lulus maksimal Juli 2015 supaya masih dapat predikat cumlaude-nya. Lewat dari itu saya akan lulus dengan predikat biasa aja. 

Alhamdulillah, Bulan Ramadhan tepatnya tanggal 26 Juni lalu saya berhasil lulus dari ujian tesis. Penguji saya super duper bikin saya ngeper sih sebenarnya. Gimana enggak, mereka lulusan kampus keren di luar negeri semua dan emang saya kalo ngobrol dengan mereka groginya minta ampun. Bahkan sewaktu minta tandatangan persetujuan ke salah satu penguji, saya sempat dikasih pemanasan hampir satu jam. Sujud syukur banget saya bisa lulus dengan nilai A.

Tanpa berpikir panjang untuk lebih lama di Jogja, tentu saya segera menyelesaikan revisi sekaligus berberes  kamar. Ya, saya harus segera meninggalkan Kerajaan saya. Hingga akhirnya pada 9 Juli saya berhasil mendapat persetujuan cetak tesis, saya langsung cetak yang sejam jadi. Kemudian saya selesaikan urusan di kampus. 

Malamnya saya langsung pulang dan nggak sempat ada farewel party atau apapunlah dengan para penghuni Jogja yang katanya istimewa. Saya cuma enggak tahan lagi dan pengen segera pergi. Untuk ini, saya terbantu banget dengan kelapangan hati my suffering partner yang sampe larian-larian ngejar jadwal kereta sampe nggak sempat mandi dan makan seharian dan bau karena keringetan di dalam kereta.

Ini mungkin hal terbesar yang terjadi dalam hidup saya di tahun ini. Saya akhirnya wisuda di 20 Oktober 2015 disaksikan oleh kedua orangtua. Hebatnya lagi, saya lulus dengan masa studi di atas rata-rata. Katanya, masa studi rata-rata S2 di periode ini adalah 2,5 tahun. Saya berhasil lulus pada masa studi 2,7 tahun. Berarti hebat kan, saya lulus di atas rata-rata?! *iyain aja biar seneng*

Dan hal yang nggak banyak saya lakuin di tahun ini adalah piknik. Iya, biasanya setiap dikunjungi pacar saya selalu piknik. Belum lagi piknik bareng teman-teman. Nah, tahun ini karena tubuh saya terlalu ringkih, saya enggak banyak melakukan agenda kunjungan ke berbagai destinasi wisata. Kecuali pencapaian terbesar saya adalah mendaki bukit yang memisahkan antara Pantai Nglambor dan Jogan di Gunung Kidul. Meski harus sering istirahat, saya berhasil kembali dengan selamat dan suka cita!!
Kelas Inspirasi Serang #1

Oh ya, Kelas Inspirasi adalah capaian luar biasa saya juga. Saya berhasil ikut kelas inspirasi meskipun saya belum punya profesi. Alhamdulillah, semoga kelak bisa ikutan lagi dan lagi. Ceritanya bisa dibaca di sini: yang Terserak dari Kelas Inspirasi Serak #1.

Di akhir tahun, saya juga masih punya tanggungan berupa project penulisan buku yang belum tuntas. Jadwalnya sih pada pertemuan Desember kemarin di Bogor adalah pertemuan final, tapi nyatanya bukku kami belum bisa dicetak. Semoga bulan depan benar-benar sudah fix cetak dan sebar. 

Prestasi saya di 2015 adalah ngabisin uang orangtua. Sedih. Dan setelah setengah tahun jobless, semoga di awal tahun 2016 Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) saya sudah bisa keluar sehingga saya udah bisa melaksanakan pengabdian mengajar. Yah, meski bukan di kampus negeri, bukan jadi PNS, saya sih yakin jalan yang dikasih sama Tuhan adalah yang terbaik bagi saya. Semoga kampus ini membuat saya nyaman dan saya juga menghadirkan kenyamanan bagi seluruh kampus dan masyarakat banyak. Aamiin.

Bicara tentang resolusi, kayaknya nggak bisa saya sebutkan satu-satu karena di tahun 2016 banyak banget yang pengen saya capai. Semoga tahun depan, segalanya jadi lebih baik lagi, segala kemungkinan menjadi pasti, dan segala kepastian menjadi indah. Tapi hal terbesar dan paling penting banget adalah saya pengen bisa pakai sepatu high heels!! Kalo kamu apa?

2 comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<