Table manner atau biasa disebut etika ketika makan
seringkali disepelekan. Saya yang beberapa kali menghadapi tantangan untuk
makan-dengan-sopan terkadang merasa perlu belajar tentang table manner. Dan kali ini saya bersama tujuh orang blogger Jogja
lainnya yang tergabung dalam Komunitas Blogger Jogja (KBJ) berkesempatan
menjadi tamu yang mendapatkan table manner
service. Kami diundang oleh Tim Marketing Restoran Pringsewu Yogyakarta
yang digawangi oleh Mbak Fia (22/4/2015).
Pagi
menjelang siang kami telah tiba di Restoran Pringsewu yang berada di Jl.
Magelang KM 9. Setelah mengisi daftar hadir dan mengambil hidangan ala-ala coffee break, kami di-briefing oleh Mas Rizqon. Dia adalah
Ketua Panitia dari kegiatan Food and Beverage Service Skill Competition
yang memang sudah menjadi agenda dua tahunan dari Pringsewu Grup. Pria yang
lumayan humoris itu berasal dari Restoran Pringsewu cabang Baturaden. Kata dia,
gelaran ini adalah yang ketiga kalinya sejak pertama kali digelar pada 2011
lalu. Mas Rizqon memaparkan teknis kami
sebagai tamu yang akan dilayani dengan aturan table manner. Sedangkan Mbak Fia menjelaskan apa-apa saja hak dan
kewajiban kami terkait acara ini. Tentunya kami harus menulis dan
menyebarluaskan tulisan kami tentang skill
competition ini.
Duo MC yang Tak Berhenti Berkicau :D |
Kegiatan
ini tentu bertujuan untuk selalu meningkatkan kualitas layanan di Restoran
Pringsewu Grup. Diikuti oleh tujuh belas restoran cabang, kegiatan ini diawali
dengan kegiatan flower arrangement,
penyusunan meja buffet, folding napkin, preparation and polishing, table
set up, dan baru kemudian test
project sebelas langkah pelayanan.
Food
Tasting dan Table Manner
Tugas
kami sebagai blogger tamu adalah berperan layaknya seorang tamu di Restorang
Pringsewu. Kami harus mencicipi makanan yang terhidang dan menilai kinerja dari
waitress yang melayani kami. Nama
saya dipanggil pertama kali dan dibimbing oleh seorang panitia laki-laki yang
entah siapa namanya. Saya dioper kesana-kemari dan semua orang tampak sangat
sibuk dan tidak peduli. Hingga akhirnya Mas Rizqon memerintahkan laki-laki itu
untuk mengantar saya ke pintu depan. Pintu awal dimana saya tadi menunggu. Dari
sana tampak bahwa persiapan panitia belum matang.
Saya
berjalan beriringan dengan Mbak Lia, tamu kehormatan juga dari Larissa
Yogyakarta. Awalnya saya kaget dan belum ngeh
kalau saya akan duduk semeja bersama Mbak Lia. Hingga kami tiba di meja
nomor tiga dan waitress menyiapkan
tempat duduk untuk saya dan Mbak Lia.
Waitress Hani yang Ayu dan Njawani |
Namanya
Hani Murtiwi. Baru setahun bekerja di Mie Pasar Baru Jakarta sebagai waitress. Hani harus mengaplikasikan
sebelas langkah pelayanan yang telah diterapkan oleh Pringsewu Grup. Dengan agak
malu-malu dan nampak canggung, dia menawarkan menu kepada saya dan Mbak Lia.
Akhirnya kami memesan menu paket sebagaimana telah diinstruksikan oleh Mas
Rizqon. Ini adalah langkah pelayanan ketiga setelah menyapa dan mempersilakan
tamu duduk. Hani lalu mengambil dan memastikan order sebagai langkah pelayanan keempat untuk menghindari kesalahan
dalam pemesanan.
Apperitif dan Appetizer |
Hani
datang dengan membawa segelas soft drink warna
merah sebagai apperitif. Rasanya sangat
manis dan menusuk. Yah, namanya juga soft
drink. Meskipun judulnya soft, tapi
tetap saya sifatnya keras. Lalu dia menanyakan apakah diantara kami ada yang
berulang tahun, dan saya jawab iya. Anggap saja saya berulangtahun hari ini,
supaya sama dengan Ibu Bumi. Asking birthday
to the guest adalah langkah pelayanan kelima yang harus dilakukan oleh waitress. Tapi Hani tidak memberikan
salinan catatan menu kepada kami.
Lalu
Hani menghidangkan appetizer, semangkuk
salad buah. Saya tergoda dan memang enak meski Mbak Lia nampak tidak suka dan
ragu-ragu memakannya. Sang pelayan nampaknya tahu betul ketika saya sudah
menempatkan sendok dan garpu di arah pukul lima. Tandanya saya sudah selesai
meski salad belum habis. Dia menawarkan untuk mengangkatnya dan menuangkan minuman
ke gelas kami. Menyajikan makanan dan minuman dengan baik juga termasuk dalam
langkah pelayanan seorang waitress Pringsewu
Grup.
Sop Ayam ala Restauran Pringsewu |
Setelah
itu Hani menghidangkan sup ayam. Tidak ada yang istimewa dari sop ayam ini. Rasanya
agak homey dan mampu menghadirkan homesick. Tapi untuk acara dengan
penyajian table manner rasanya tidak
terlalu istimewa. Apalagi saya menemukan kulit bawang merah sebagai taburan. Artinya
proses tidak terkontrol dengan baik.
Ayam Kecap dan Capcay |
Setelah
saya menyerah dengan sop ayam, saya lalu menyantap main course berupa ayam kecap dan capcay. Lagi-lagi tak ada yang
istimewa dalam penyajiannya, apalagi dalam hal rasa. Malahan nasi yang
dihidangkan sudah kering. Mungkin karena terlalu lama disiapkan dan terkena
udara luar. Seperti pada sop ayam, saya juga menemukan sayuran yang browning sehingga kurang elok dipandang. Mungkin terlalu lama
teroksidasi sebelum diolah.
Tapi
tak masalah, saya sudah lumayan kenyang dengan makan ayam dan seperempat bagian
nasi yang saya keruk dari bagian tengah. Lalu saya cepat-cepat menaruh sendok
dan garpu pada arah pukul lima. Saya sedang seru-serunya mengobrol dengan Mbak
Lia. Ternyata kami sama-sama dari Lampung dan merasa sangat tidak asing dengan
semua cerita. Ah, dunia ini memang sempit. Terimakasih Pringsewu yang
mempertemukan kami. Juga terimakasih untuk birthday
surprise yang maju empat bulan lebih awal. Haha... terimakasih juga untuk
Hani yang memberi tempat pensil angry
bird.
Candle-angry-bird Birthday Surprise |
Terakhir
kali, Hani menyajikan pudding tapai ketan sebagai dessert. Bagian ini saya paling suka. Nagih. Atau karena memang
saya lapar sehingga tanpa terasa sudah habis saja. Setelah itu, Hani menghibur
kami dengan pertunjukkan sulap. Di bagian ini dia sudah tidak tampak canggung
lagi. Bahkan dia sudah bisa berkelakar ketika mengajari kami teknik sulap. Saya
dan Mbak Lia senang sekali. Hani kemudian menawarkan menu tambahan. Kami memesan
fish pudding, tentunya. Dan saya
meminta untuk take away saja.
Kemudian
hani menawarkan kalau-kalau kami ingin membawa pulang sebuah balon. Dan ketika
dia meniup balon, tib-tiba... DHUAARRRRR!!!
Balon itu pecah dan Hani meminta maaf dengan sangat. Hingga ketika dia
mempraktekkan langkah pelayanan ke sembilan, dia memberikan potongan harga
kepada saya dan Mbak Lia. Kami hanya membayar Rp. 100.000 dari total Ro.
140.000 yang harus kami bayarkan. Tak lain dan tak bukan adalah karena dia
merasa telah mengganggu kami dengan memecahkan balon tadi. Wah, waitress yang baik.
Demi
mempraktekkan langkah pelayanan kesepuluh, Hani mengantarkan kami keluar
ruangan dan memberikan oleh-oleh sebatang bibit pohon. Saya mendapatkan bibit
nangka. Dan bahagianya adalah bahwa mereka melakukan ini karena memperingati
Hari Bumi. Wah, awesome, ya. Seandainya
saya bisa menanamnya... saya pasti akan mengambil bibit lagi yang terletak di
depan restoran. Ibu Bumi pasti akan sangat senang meski beberapa orang tak pernah berhenti membuat ceruk di perutnya.
Langkah
pelayanan kesebelas tak hanya dilakukan di akhir sesi makan oleh Hani. Dia juga
membersihkan meja setelah kami selesai makan sop ayam. Sehingga ketika main course terhidang, meja sudah
benar-benar bersih. Dia juga waitress yang
peduli dengan kerapian meja dan berkali-kali merapikan meja yang mulai
berantakan karena saya dan Mbak Lia terlalu heboh.
Menambah Keluarga Baru
Sebenernya
hari ini cukup hectic. Sejak semalam
saya mempersiapkan presentasi setelah beberapa hari menulis jurnal penelitian. Dan
setelah pulang dari Restoran Pringsewu pun saya masih harus diskusi kemajuan
tesis dengan dosen dan tim peneliti. Sorenya saya harus membahas masa depan
Joglo Picnique, tour organizer yang
baru seumur jagung saya bangun bersama teman-teman backpacker.
Meski
tidak seheboh table manner yang biasa
saya alami, kegiatan ini meninggalkan bekas tersendiri. Meski awalnya saya
pikir bakal diajari seluk-beluk table manner,
tapi ternyata saya malah dianggap sudah fasih dengan aturan makan ini. Suatu
kesan tersendiri bisa menghadiri undangan dari Restoran kelas ‘raksasa’ yang
punya tagline enjoy the taste, feel the
experience ini. Pasalnya, saya bisa bertemu dengan orang-orang baru di
dunia blogging. Saya juga bertemu dengan Mbak Lia yang (semoga) akan ada follow up dari pertemuan kami kali ini.
Untuk para blogger yang sudah sering bertatap muka, kegiatan siang tadi
tentunya makin mempererat silaturahmi kami. Untuk itu, saya haturkan banyak
terimakasih untuk jajaran manajemen Restoran Pringsewu Grup yang telah melayani
kami dengan sepenuh hati. Khususon kepada
Mbak Fia yang sudah seperti teman lama. Semoga Restoran Pringsewu semakin
ekselen sesuai tema kegiatan ini, dare to
be excellent. Saya jadi semakin penasaran, siapa ya yang mendapat nilai akumulasi paling tinggi?
Jadi kapan agenda berikutnya???
ReplyDeleteJadi kapan agenda berikutnya???
ReplyDeleteSesegera mungkin, lalalalalaaaa... dolan awe kapan rampunge.. wkkwkwkw
DeleteSaya yang terimakasih banyak, Lho kayaknya di namanya Mbak 'Fia' hihi... maap ya mbak syalah :D
ReplyDeleteEnak banget, makan dilayani pakai table manner...
ReplyDeleteYeay, bisa dicoba loh. Pelayanannya mah oke banget deh
DeleteMbak Lia atuh yang mana ya jeng? Ayo seru2an lagii..
ReplyDeleteMbak Lia itu yang makan denganku... weeee... nggak sempet kenalan yaaaaa? Hayuk. Makan enak tapi,yah, seru2annya :D
DeleteJadi table manner tu makannya ditungguin pelayannya ya?
ReplyDelete