Kado Cinta dari Manado



Kado terindah? Wah, kayaknya banyak banget, yaa... Biar gimana juga kita kan harus selalu menghargai pemberian orang lain. Apalagi pemberian Tuhan. Kado terindah buat aku yang pernah aku terima itu salah satunya dari orang yang bahkan belum pernah ketemu langsung. Bahkan chatting privat pun enggak pernah. 

“Barangsiapa yang diberikan oleh Allah harta tanpa mengemisnya dari orang lain maka hendaklah dia menerimanya sebab hal itu adalah rizki yang diberikan oleh Allah kepadanya”. (HR. Bukahri dan Muslim)

Ceritanya, aku udah setaun lebih ikut komunitas One day One Juz alias ODOJ. Nah, kami komunikasi hanya lewat aplikasi whatsapp. Kami punya tanggungjawab untuk membaca satu juz Alquran setiap hari dan harus melaporkannya di grup untuk laporan. Kheuseus. Kami juga punya grup chit-chat di mana kami biasa mengobrol ini-itu dan saling mengenal dan sharing


Grup kami berinisiatif untuk tukar kado. Jadi nama kami diacak untuk tahu kami harus ngirim kado ke siapa. Kadonya boleh apapun kecuali makanan. Karena kami sudah terbiasa saling mengirimkan makanan. Nominalnya juga nggak dibatasi. Jadi bebas aja gitu. Kami bebas menggunakan jasa pengiriman apapun, yang penting kadonya sampai ke alamat tujuan sebelum pertengahan Oktober 2014.

Di grup chit-chat sudah pada ribut setiap hari mem-posting kado yang mereka dapatkan beserta surat cintanya. Rasanya spesial sekali. Padahal kami sebelumnya tidak saling kenal. Tidak pernah bertemu. Dan hanya beberapa orang aja yang sering aktif sharing di grup. Tapi dengan adanya kado tersebut, keintiman kami jadi semakin bertambah. Kami jadi makin akrab. Ada haru dan penghargaan yang tinggi kepada saudaranya. Obrolan kami pun menjadi lebih cair karena ada saja hal yang diceritakan.

Hari demi hari aku menunggu Pak Kurir yang belum juga datang. Hingga akhirnya sepulangnya aku dari tidur di Rumah Sakit, Mbak Marjum tergopoh-gopoh menuju kamarku dan menyerahkan kotak bersampul Bank Mandiri Syariah dilapisi plastik JNE. Aku bertanya-tanya, karena aku nggak punya janji dengan Bank Mandiri Syariah. Punya rekening di sana pun enggak. Aku enggak juga berpikir hadiah dari saudari ODOJ karena semenjak sakit, aku seperti nggak lagi ngarep-ngarep. 

Akhirnya setelah kubuka, ternyata ada surat cintanya juga. Tertulis dari Tiwie di Manado. Masyaa Allah... Aku bahkan belum pernah ngobrol berdua dengan Tiwie. Dia juga anggota yang bisa dibilang jarang banget ikut nimbrung obrolan di chit-chat. Dia ngasih aku gamis. Oh, man!! Gamis!!! Aku emang pengen banget beli gamis sekalian ama bergonya. Tapi kebanyakan gamis yang ber-bergo yang kutemui bergonya panjang banget. Ribet dan pasti panas banget. Nah ini Alhamdulillahnya dikasih kado cinta sebuah gamis berwarna hitam dengan aksen renda merah dipinggirnya. Bergonya juga nggak terlalu panjang. Sedeng aja. 

"Cantik, Mbak," kata Mbak Marjum pas aku pamer baju baruku. Dia sampai rela naik ke kamarku karena aku belum boleh turun-naik tangga. 

"Ini mahal, kayaknya, ya, Mbak!" deg. Aku tersadar. Iya juga, pasti ini barang mahal. Masyaa Allah.

Selain sebuah gamis cantik, Tiwie juga memberiku oleh-oleh khas Manado. Halua dan Bagea. Cita rasanya manis. Halua kupikir mirip enting-enting dan bagea mirip kue sagon. Akhirnya seluruh rumah bisa mencicipi oleh-oleh Manado tanpa harus ke Manado. 

Bahkan kotak kemasan kue tersebut dibuat dengan sengaja untuk membuatku ingin pergi ke Manado. Gunung dan Pantai yang aku lupa namanya benar-benar memanggilku ke sana. Ah, semoga someday benar-benar bisa ke sana. Sekalian ke Bunaken yang terkenal sampai ke planet pluto. 

Adanya tukar kado yang sebenarnya tak perlu terlalu mahal mampu menghadirkan keakraban dan keceriaan di antara kami. Jadi semakin sayang dengan saudari-saudari di ODOJ dengan berbagai latar belakang. Mulai dari mahasiswa unyu sepertiku, hingga ibu rumah tangga yang biasa kami panggil "Bude" karena memang beliau paling tua di antara kami.

See, menyambung silaturahmi selain membawa rejeki juga yang paling penting menghadirkan kebahagiaan dan saling menasehati dalam kebaikan. Persaudaraan itulah yang sebenarnya priceless, bukan sekedar hadiah berupa materi, karena persaudaraan itu sudah merupakan hadiah tersendiri.


http://www.pungkyprayitno.com/2015/01/giveaway-kado-terindah.html

4 comments

  1. huwaaa... senangnya dapat hadiah seperti itu. Pertemanan yg membawa berkah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yeaahhh... bahagia. Bukan sekedar karena nominal hadiahnya, ya, Mbak ;)

      Delete
  2. Hai hai...

    Makasih banget yaa sudah ikutan Giveaway Kado Terindah. Semoga menang! :D

    Salam,
    Pungky

    ReplyDelete

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<