Ujian Penelitian dan Keteguhan Berjuang



Kemarin adalah hari  yang cukup melelahkan. Melalahkan secara fisik dan mental. Pasalnya saya harus membatalkan rencana penelitian dihari itu karena dosen mengajak diskusi pukul sepuluh pagi. Sementara saya harus ke laboratorium di gedung yang berbeda dan naik-turun tangga. Kemudian tepat pukul sepuluh saya sudah duduk manis di depan ruangan dosen diantarkan tukang ojeg. Ruangan itu seperti tak bertuan.

“Pak, saya sudah di depan A3,” saya mengirimya SMS.
“Ya. Tunggu, ya,” balasnya tiga puluh menit kemudian.
“Saya sedang menghadiri pengukuhan guru besar,” katanya pada pukul sebelas lewat.
“Maaf, Pak. Saya ada janji dengan teknisi,” Saya mulai gondok.
“Ya, tidak apa-apa. Saya ada di lantai dua sampai jam dua,”


Masyaallah... kesabaran saya terus diuji perihal penelitian tesis ini. Harusnya saya sudah selesai penelitian sejak beberapa bulan yang lalu. Masalah awal adalah pada ketersediaan peralatan di laboratorium Fakultas saya. Tidak ada alat dengan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan saya. Setelah molor lebih dari tiga bulan dan mencoba teknis ini-itu akhirnya saya bisa memakai alat semacam itu di gedung lain. Hal itu saya curahkan dalam tulisan ini.

Akhirnya saya bekerja di gedung itu. Bukan mudah beradaptasi dengan lingkungan disana. Gedung tua itu terdiri dari tiga lantai dan saya harus turun-naik di tiga lantai itu menggunakan tangga. Saya juga belum hafal peletakan alat-alat di laboratorium-laboratorium itu. Otomatis saya banyak bertanya. Hingga suatu ketika alat yang baru saya pakai selama dua hari itu rusak. Saya dimarah oleh tiga orang teknisi sekaligus. Saya memang salah. Tapi saya tidak pernah diberitahu bahwa alat tersebut membutuhkan “perhatian khusus”. Alat tersebut sudah tua, sehingga kinerjanya juga sangat rendah.

Belum lagi masalah keuangan. Penelitian dengan dibiayai oleh dana program setahu saya mudah sekali. Dulu saya juga penelitian dengan dibiayai. Tapi saya tidak diribetkan dengan pembelanjaan yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja. Hingga sampai deadline pengumpulan laporan keuangan sementara yang seharusnya sudah habis 70%, saat ini kami belum sampai 20%. Alhasil saya juga harus diribetkan dengan “manipulasi”. Masyaallah...

Saya sudah usulkan kepada dosen untuk membeli alat yang saya butuhkan. Tidak murah memang. Tapi alat tersebut akan sangat berguna. Terlebih penelitian ini akan berlangsung sampai tiga tahun. Saya harus mencari kesana kemari sampai saya mengontak laboratorium di kampus-kampus lain di Yogyakarta, bahkan saya juga telah mengontak orang UNPAD, Bandung. Saya tidak ingin waktu saya sia-sia sementara program yang mendanai juga punya deadline. Masa studi saya juga tentunya ada time limit-nya. Sampai-sampai saya meminta izin orangtua agar diberikan bantuan biaya penelitian yang tidak sedikit. Kemudian ketika tahap penelitian dengan menggunakan alat itu selesai, dosen pembimbing menyuruhku membeli alat itu. Sungguh “sesuatu sekali”, kenapa nggak dari kemarin dulu.

Kemudian saya terhenyak diantara kesedihan yang saya pendam. Mungkin saya kurang bersedekah, saya kurang ikhlas menjalani, dan saya juga menjauh dari Tuhan. Saya harusnya lebih sabar, karena kesabaran itu tiada berbatas. Allah menguji kesabaranku dengan kesulitan ini-itu agar tampak bagaimana perjuanganku. Bagaimana azzam-ku akan jihad dalam menuntut ilmu. Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian." (Muhammad:31)

No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<