Ketika Semesta Jadi Saksi Bijaksana [Sebuah Monolog 4# Episode]

Allah Ta’ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (الأنبياء: 35)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan Hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Al Anbiya’: 35)



Apakah seonggok daging itu benar – benar telahmembeku? Perlahan tapi pasti tubuhku mengalirkan panas sehingga gunung es dalamhatiku mencair. Aku menata (kembali) hatiku. Sesungguhnya hati yang tertata,terpelihara dan terawat dengan sebaik – baiknya pemiliknya akan merasakankelapangan, ketentraman, kesejukkan, dan keindahan hidup. Semua itu akan tampakpula pada setiap gerak geriknya, perilakunya, tutur katanya, sunggingansenyumnya, tatapan matanya, riak air mukanya, bahkan dalam diamnya. Sungguh akumerasakan satu kebanggaan... al isti'laul iman: kebanggaan iman.




Ketika kehendakku tidak sejalan dengan kehendakNya,biarlah kehendakkNya berjalan atas hidupku. Karena kehendakNya adalah kebaikanuntukku. Ketika keinginanku tidak sesuai dengan inginNya, biarlah inginNyamenjadi skenario terbaik bagi hidupku. Karena Dia Maha Tahu segalanya tentangdiriku. Lantas kubiarkan tangis mengobati kecewaku, bukan kekecewaan kepadaRabbku. Tapi kecewa pada diriku sendiri karena tak mampu berdiri atas inginNya.Hidup harus dijalani, sesakit apapun. Karena Rabbku tidak pernah salah memilihjalan terindah atas hidupku dalam kehendakNya. Aku akan terus berjuang danberusaha demi kebaikan dan kebahagiaan yang aku yakini. 


ابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Artinya:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS Al Qhashas:77).
 

Terkadang orang Mukmin yang shalih  menuduh tidak disayangi Allah hanya karena dirinya selalu ditimpa musibah beruntun, hidupnya tidak sejahtera, selalu diterpa kesulitan hidup dan semacamnya. Musibah kalau menimpa orang yang tak beriman, memang merupakan ‘azab’, karena Allah SWT benci dan murka kepadanya, Tetapi kalau yang tertimpa musibah itu adalah orang-orang yang beriman, berarti Allah SWT menyayanginya.

No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<