Berdamai dengan Masa Lalu

Adakah manusia yang sama sekali bersih dari kesalahan? Adakah manusia yang tidak pernah keliru, khilaf, atau berbuat dosa? Manusia tidak ada yang sempurna. Sekalipun kita mencarinya hingga ujung dunia. Kesalahan adalah ciri yang sangat manusiawi.

Terkadang kita menemukan –atau bahkan kita sendiri- selalu menginginkan orang lain agar sempurna. Sesungguhnya kita tidak benar-benar menginginkan ia menjadi manusia seutuhnya tanpa cela. Kita juga bukan malaikat yang tidak pernah salah.

So What...?


Kita mungkin pernah bersalah, akan melakukan kesalahan, atau bahkan kita mungkin sering berbuat salah. Namun jangan dibiarkan begitu saja. Jangan biarkan hati kita menjadi kebal terhadap kesalahan-kesalahan yang lainnya.

Awalnya ketika kita berbuat khilaf, hati kita selalu gelisah, tidak tenang dan sebagainya. Namun ketika semakin hari kita menumpuk kesalahan, kita akan sangat terbiasa. Alangkah baiknya ketika kita telah melakukan kesalahan,segera sudahi dan tutupi dengan kebaikan. Dengan demikian, diri kita akan mempunyai alert jika suatu saat tidak sengaja atau disengaja kita akan berbuat salah. Kita akan punya kontrol diri.

Mari Berdamai dengan Masa Lalu

Masa lalu dengan tumpukan buku hitam kesalahan adalah pelajaran dalam kehidupan kita. Selebihnya kita harus bangkit dan melewati sisa hidup kita dengan baik. Terkadang kita kesal dan benci kepada diri sendiri. Kita terperangkap dan dihantui masa lalu yang suram. Lebih parahnya lagi, kita tidak mau memaafkan diri sendiri.

REMEMBER!!! Kita manusia dan sangat manusiawi jika kita punya salah.


Tuhan kita adalah Maha pengampun. Ketika hidayah dan rahmat-Nya datang, segera sambut. Jangan tunda lagi, sebelum Allah menutup pintu hati kita.

Dendam bisa jadi merupakan salah satu indikasi bahwa kita sulit berdamai dengan kesalahan masa lalu orang lain. Padahal kita tahu, orang tersebut sudah mengakui, bertaubat, dan memperbaikinya. Jangan sampai kita justru membiarkannya tetap terpuruk dalam kesalahan.

Mari bersama-sama tata masa depan. Maafkan, lupakan, ikhlaskan...

Belajar dari Umar

Salah satu orang yang berhasil berdamai dengan masa lalu adalah Umar bin Khattab. Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW. Umar memiliki kebiasaan aneh, ia sering tertawa dan menangis sendiri. Ketika ditanya, menjawablah ia:

Aku akan tertawa bila melihat kesalahan dan dosanya dulu. Semasa belum masuk Islam, aku suka menyembah berhala yang terbuat dari batu atau roti. Aku menyembah patung yang tak bisa berbuat apa-apa dan tak pernah memberiku apa-apa. Aku menertawakan diriku sendiri; betapa bodohnya aku!

Lalu aku akan menangis bila teringat dosaku sebelum masuk Islam. Aku pernah mengubur hidup-hidup anak perempuanku. Tak kan pernah berhenti aku menangisi kekejamanku sendiri. Betapa teganya aku membunuh darah dagingku sendiri.

Sumber kutipan disini.

Firman Allah:
‎أَفَلَا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maa-idah: 74)
 
Bangkit, terobos, tukar masa lalu kelam dengan prestasi gemilang!!!


"Setiap anak cucu Adam itu banyak berbuat salah, sedangkan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat". (HR. At-Tirmidzi)

No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<