Ciwidey : Romantic Dangerous!!!

Howdy, guys?!! Kali ini saya akan berkisah mengenai kegiatan liburan saya weekend lalu. Setelah melewati hari-hari yang padat, hectic, penuh tugas ini-itu, dikejar-kejar deadline (Aduuuhh...apa banget sih hari gini masih dikejar-kejar deadline...?! Mending juga dikejar-kejar jodoh #eh). Saya dijemput oleh Si Beruang Kelaparan (sebut saja 'Hungry Bear') pada Jumat pagi. Setelah sedikit refreshing dengan berjalan-jalan di Kota Jogja manise. Akhirnya menjelang sore hari kami makan di Waroeng SS 'Spesial Sambal' (akan saya kisahkan dibagian lain), kami bersiap-siap bertolak menuju Bandung.

Lantaran kehabisan tiket, beberapa minggu lalu kami akhirnya naik kereta ekonomi Kahuripan malam. Awalnya yang terbayang adalah kami akan jadi seperti pepes ikan, eh, pepes manusia setelah keluar dari kereta yang padat dan pengap itu. Tapi... surprise...ternyata keretanya ber-AC, sodara-sodara!!! Kami juga bingung, apakah ini karena promo #Valentrain atau apa. Karena tiket yang kami beli seharga IDR 38k bisa dapet AC. Dan karena kurang persiapan menghadapi kondisi kereta yang jauh dari bayangan tapi dekat dengan harapan. Ini serius loh, getting freeze deh gue karena posisi pas banget dibawah AC :( !!! Thank's KAI :)

Hari minggu pagi kami bersiap menuju Ciwidey. Karena nggak punya tujuan pasti mau kemana, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Kawah Putih, setelah itu kami berencana ke Situ Patenggang. Dari Cimahi, kami mengendarai sepeda motor selama kurang lebih 1,5 jam dengan ekstra hati-hati. Jalanan yang kami lewati sedikit rusak dan ada beberapa titik yang rusak parah, ditambah jalanan yang sempit sementara kendaraan yang lewat terbilang banyak. Selain itu kondisi medan yang curam dengan jurang dan gunung dimasing-masing sisi jalan ketika sudah berada diketinggian tertentu harus menambah kehati-hatian. Terlebih ketika hujan turun. Seperti yang kami alami, dalam perjalanan pulang kami menemui dua kejadian kecelakaan lalulintas ditengah guyuran hujan. So, be careful!!!

But, so far perjalanan yang ditempuh sangat menyenangkan. Di sepanjang jalan mata akan dimanjakan dengan pemandangan perkebunan strawberry yang segar. Sejujurnya ngabibita,sih. Setelah itu kita akan memasuki hutan cagar alam dengan pohon-pohon besar yang rimbun.

Sampai di Kawah Putih, kami memarkir motor. Disana terdapat jasa parkir kendaraan yang charge-nya diminta diloket tiket masuk. Sementara itu, karena kami lupa membawa masker dari rumah, kami harus membeli masker untuk mencegah keracunan ketika berada disekitar kawah. Masker ini sebenarnya juga berfungsi ketika dalam perjalanan karena cukup banyak debu jalanan dan asap kendaraan. Dilokasi juga terdapat banyak penjual masker dengan harga yang fastastis, menurut saya. masker sekali pakai dihargai IDR 5k-10k. Tapi demi keselamatan ya, rela nggak rela harus tetap beli. Oh iya, dilokasi parkir juga terdapat jasa penitipan helm. Jika tidak paham, salah-salah jasa penitipan helm yang harganya IDR 2k/helm ini dianggap gratis. Demikian juga dengan masker yang hanya dibagi-bagikan saja. Semua tampak gratis :)

Katanya, Kawah Putih dulunya terbentuk dari letusan Gunung Patuha pada abad ke-10 silam. Kawah bekas letusan itu akhirnya terisi oleh air hujan dan bereaksi dengan kandungan belerang yang ada di dalam kawah. Kawah Putih ini berada pada ketinggian sekitar 2.400 mdpl. Suhunya jangan ditanya, pasti dingin banget. Dan saya nggak bawa jaket. Untung saya bawa beruang berkulit tebal, jadi bisa menghibahkan jaketnya untuk saya. Heuheu...
... and... here we go!!!

Harga tiket masuk dan parkir kendaraan






Tarif masuknya saya pikir memang terlalu mahal. Terlebih untuk sekedar menikmati anugrah Tuhan dengan waktu yang tidak akan mungkin lama. Apalagi untuk mobil yang parkir didalam. Kami harus membayar IDR 55k untuk berdua, parkir motor, dan ongkos angkut menuju kawah. Untuk bisa menuju kawah, kita harus naik kendaraan mirip oplet yang namanya ontang anting. Biayanya langsung dibayarkan di loket awal masuk, jadi nggak perlu repot lagi. Konon katanya ada 60 buah ontang anting yang siap mengantar-jemput. Jadi nggak perlu khawatir ngantri dan tegambuiy :)

Ontang Anting dan shelter-nya

...these are our picts

Let's go!!!
Kebetulan pas kami kesini, kawah dipenuhi oleh kabut yang membuat jarak pandang jadi pendek sekali. kayak negeri diatas awan deh, pokoknya. Konon penduduk sekitar menyebut tempat ini sebagai persemayaman arwah para leluhur yang angker. Memang nggak sedikit juga yang meregang nyawa disini, termasuk hawan-hewan seperti burung. Ya, logically thinking, mereka bisa dipastikan keracunan belerang atau kekurangan oksigen ketika berada ditempat ini. 

Petunjuk Arah
Warning!!!
Masih seger, belum kelaparan, belum sesak napas, dan pusing
Hutan Cantigi

Kayak dipantai (pantai berair panas)

Looks like somewhere...

Poor him, without jacket or blanket

Spot favorit banyak pengunjung disini
Di perjalanan dari Kawah Putih menuju Situ Patenggang kami disuguhi pemandangan yang sejuk banget dimata. Belum lagi udaranya yang jauh beda dibandingkan panas dan berasapnya Jogja. Sayangnya hujan dan angin tiba-tiba datang, jadi kami urung deh pergi ke Situ Patenggang. Padahal disana lebih kece daripada kawah putih :(

Kebun teh PTPN VIII
Akhirnya kami pergi kekota untuk membeli beberapa barang dan sesekali melihat kehidupan kota. Dan Thank's to Hungry Bear yang akhirnya memenuhi ngidam saya terhadap makanan yang satu ini. Yups... tahu gejrot yang jauh-jauh diimpor dari Cirebon. Dari dulu sampe sekarang harganya tetap IDR 5k/porsi dan si bapak penjualnya nggak pindah, lho, jualannya. Tetap dibawah pohon ini, ditrotoar yang sebenarnya nggak asik banget. saya ini pejalan kaki dan anti penyalahgunaan trotoar, lho, pak sebenarnya :(

Tahu Gejrot depan Gramedia

Hari beranjak petang dan kami pun pulang kekandang. seperti juga mentari yang pulang keperaduan :) 
Senja dibatas kota, selalu teringat padamu....

Jalan masih panjang, bahkan mungkin tak berujung

As I always say, jarak hanyalah bilangan yang... (teruskan sendiri)

Back to the real world, back to reality, back to Djogja manise :)

Saya selalu suka tempat ketinggian dengan pemandangan dan suguhan alam yang menenangkan. Seperti juga yang Kawah Putih berikan kepada saya. Gunung dan pegunungan itu selalu tampak berwibawa, tegas, cool (dalam berbagai makna), sunyi. Keanggunan yang menyihir siapapun yang berpikir. Suasana yang menghadirkan rileksasi. Saya pikir seperti me-recharge baterai yang nyaris 'siap buang'. Alam telah menghadiahi kerakusan manusia dengan balasan kebaikan yang tiada tara. Maka, nikmat Tuhan yang manakah yang akan kau dustakan?

 
Sekian laporan perjalanan kali ini. semoga bisa cepat-cepat jalan-jalan lagi. Tadabur alam, refreshing, ngabisin uang, dan bersenang-senang (^_^)v

No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<