Quarter Life Is Tale


0
email
 Quarter life is tale adalah judul dari sebuah novel yang kubaca diusiaku yang ke dua puluh dua. Di usia kepala dua dengan tingkat kedewasaan teenager, aku mencoba memahami maksud bahwa usia perempat abad adalah 'tale' pada novel yang terbilang 'vulgar' untukku. Katanya banyak kejadian2 luar biasa diusia itu. Perubahan impian, level kehidupan, jodoh, dan tentunya tingkat kedewasaan.

Semua orang tentu punya mimpi dan keinginan. Pun aku dengan banyaknya keinginanku. Yang pertama dan utama, tentunya aku ingin menjadi seorang anak, wanita, istri, dan ibu yang sholihah. Kemudian aku sangat ingin sekali menorehkan prestasi sebagai bentuk baktiku bagi orang-orang yang menyayangiku. Aku juga ingin menjadi koki yang hebat bagi keluargaku. Pandai menyulam, menjahit, sepertinya itu tampak lebih 'wanita' untukku. Akujuga ingin bersuara berlian, bukan lagi emas agar aku bisa mengajari anak-anakku kelak berdendang. Aku ingin menjadi pendidik yang hebat, untuk anak didik, keluarga, dan lingkunganku. Aku juga ingin sekali sukses berwirausaha. Keliling dunia untuk travelling, menyambangi tanah suci bersama keluarga. melihat bukuku bersanding dengan karya penulis-penulis best seller lain dirak toko buku. Menguasai bahasa berbagai negara didunia. Ah, banyak... banyak sekali keinginanku yang dulu sempat kutuliskan sebagai tugas mata kuliah kewirausahaan sewaktu S1 (100 mimpi).
The Scientist

Mungkinkah aku masih bisa meraih mimpi-mimpi yang terekam jelas dalam benak? Siapa coba yang nggak suka bermimpi yang indah-indah. Rugi kalau hanya mimpi-mimpi buruk.Kembali membaca biografi ulama-ulama besar terdahulu, mereka telah sukses sejak masih muda dan berhasil melakukan kerja besar yang memberikan kontribusi yang besar dalam membangun peradaban Islam.

Sebut saja Imam Syafi’i yang telah menguasai berbagai macam pengetahuan islam saat usianya baru lima belas tahun dan menjadi mufti kota Mekah pada usia itu. Pada usia 7 tahun ia selalu dapat menghafal setiap pelajarannya yang diberikan oleh gurunya.  Ia menghafalkan pula kitab Imam Malik “kitab Muwattha” pada usia 10 tahun, kemudian setelah ia berumur 15 tahun oleh seorang gurunya, yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji ia diizinkan untuk mengajar dan memberi fatwa kepada khalayak ramai.

Usamah bin Zaid, ketika berumur 17 tahun dipercayakan sebagai komando pasukan dalam perang menghadapi Romawi dan sukses memenangkan pertempuran. Pada usianya 15 tahun ia telah berpartisipasi dalam perang khandaq.

YAng tidak kalah mencengangkan, Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel. Ia tahu hanya seorang yang bertaqwa yang bisa mendapatkannya. Sebab kata Rasul yang bisa menaklukkan Konstantinopel adalah sebaik-baik pasukan dan pemimpinnya adalah sebaik-baik panglima. Akhirnya pada usia 23 tahun ia berhasil menaklukkan Konstantinopel pusat kerajaan romawi timur. Yang sekarang kita kenal dengan kota Istanbul di Turki.

Imam Syahid Hasan Al Banna yang lahir pada 1906 di kota Mahmudiah Provinsi Buhairah di Mesir. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang amat kuat berpegang pada Islam. Pada usia 16 tahun, ayahnya menghantarkannya ke Darul Ulum, sebuah pusat latihan perguruan di Kairo. Ketika sampai di sana beliau terkejut melihat kerusakan moral orang-orang Islam di kota Kairo. Pada tahun 1927, di usia 21 tahun Hassan Al Banna lulus dan meninggalkan Darul Ulum. Kemudian setelah beberapa bulan beliau mengajar di Ismailiah, di sebuah sekolah menengah pemerintahan, beliau resmi mendirikan Harakah Islamiyah “Al-Ikhwanul Muslimin.”

Harun Ar Rasyid diangkat menajdi khalifah ketika masih berumur 23 tahun. Daulah Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, seorang khalifah yang taat beragama, shalih, dermawan, hampir disamakan dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Bani Umayyah. Jabatan khalifah tidak membuatnya terhalang untuk turun ke jalan-jalan pada malam hari, tujuannya untuk melihat keadaan rakyat yang sebenarnya. Ia ingin melihat apa yang terjadi dan menimpa kaum lemah dengan mata kepalanya sendiri untuk kemudian memberikan bantuan.

Selanjutnya Mushab bin Umair, beliau diutus oleh Rasul saw untuk menjadi duta Islam pertama untuk menyebarluaskan Islam ke Madinah pada usia 24 tahun. Pengutusan tersebut dikarenakan seseorang dari kaum Anshor datang kepada Rasulullah SAW meminta untuk diutus salah seorang dari sahabat yang pandai membaca Al-Qur’an untuk mengajarkan kepada mereka tentang Al-Qur’an dan perkara agama.

Banyak sekali sosok-sosok luar biasa yang mampu mencapai kesuksesan sebelum usianya menginjak 25 tahun. Saya sendiri mengenal dan menemui banyak teman-teman yang sukses sebelum menginjak quarter life. Kualitas dan kemuliaan seorang manusia bukan dilihat dari berapa lama ia hidup didunia ini, melainkan bagaimana kontribusi dan manfaat yang telah diberikan untukkehidupan.  Ada manusia yang diberikan jatah hidup hingga mencapai satu abad namun mati hanya meninggalkan nama. Ia tidak mampu memberikan warisan yang bermanfaat bagi generasi selanjutnya.

Namun tidak sedikit juga manusia yang mampu memberikan sesuatu atau bahkan banyak hal semasa hidupnya yang singkat. Suri tauladan kita, Rasulullah SAW misalnya, usianya hanya sampai 63 tahun, walaupun berumur singkat, Rasulullah telah menjadi referensi abadi dalam semua hal dalam hidupnya. Imam Syahid Hasan Al Banna yang meninggal dalam usia 43 tahun, namun Ikhwanul Muslimin yang didirikannya dan konsep dakwah yang digagasnya telah menjadi rujukan dan referensi banyak orang hingga kini.

Hal yang paling penting bukan berapa lama kita hidup, namun berapa banyak kita memberi manfaat yang akan menjadi referensi untuk generasi selanjutnya. Sekarang mari kita introspeksi diri, sudah sejauh mana keberhasilan yang telah kita capai. Kerja besar apa yang telah kita persembahkan untuk mengembalikan kejayaan islam dan negara. Tugas kita sekarang adalah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan sukses di dunia dan akhirat. Jangan berputus asa dan terus menggalaui masa lalu!!! Bangkitlah… Harapan itu masih ada!!!

Semangat Bushido

No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<