Pohon, Ranting, dan Akar

Perkokoh akar, perbanyak ranting. Mungkin kalimat itu adalah perumpamaan yang pas bagi sebatang pohon yang sedang tumbuh berkembang. Dengan percabangan yang semakin banyak, pohon tersebut akan terus belajar. Belajar dari tantangan yang menerpa tiap-tiap rantingnya. Ada kalanya salah satu rantingnya patah diterjang angin. Ranting lainnya mungkin dipangkas oleh petani dengan maksud tertentu. Sedangkan ranting-ranting lainnya lagi dapat terus tumbuh bebas, berdaun lebat, bahkan bunganya tengah berproses menjadi buah. 

Dengan berbagai kondisi dan peristiwa yang terjadi pada tiap-tiap rantingnya, ada tugas akar yang tidak boleh terabaikan. Akar tunjangnya harus tajam menghujam bumi. Dalam dan semakin dalam agar pohon tersebut kokoh, tidak lekas ambruk diserang hujan badai. Akar-akar serabutnya harus terus memanjang dan menjalar kemanapun ia mampu. Menembus tanah-tanah cadas, bahkan terkadang terantuk batu. Mencari nutrisi agar pohon tersebut dapat terus tumbuh, berkembang, berbuah, rimbun, dan memberikan manfaat bagi ekosistem. 

Namun adakalanya tercipta suatu kondisi anomali. Dimana ketika akar terus menjalar, pohon itu tidak juga lekas berbuah. Kekurangan nutrisi mungkin. Untuk itulah terkadang petani melakukan pemangkasan ranting. Teorinya, dengan dilakukan pemangkasan, pohon tersebut akan memaksimalkan nutrisi yang didapatnya untuk terus tumbuh berkembang. Memperbanyak daun dengan dahan yang semakin sedikit. Harapannya, dengan semakin sedikitnya dahan dan ranting, pertumbuhan pohon tersebut akan terfokus pada percabangan yang tersisa saja.

Hingga akhirnya petani tersebut hanya menyisakan satu ranting. Masih jauh panggang dari api. Alih-alih mendapati pohonnya berbuah lebat dan manis, pohon tersebut justru menjadi kerdil. Daun-daunnya berubah menjadi keriting. Rantingnya layu. Sehingga akarnya tidak tahu lagi kemana harus mengirimkan nutrisi. Sinar matahari juga tidak lagi mempunyai tempat untuk berproses dalam fotosintesis. Jangankan menghasilkan buah yang yang lebat dan manis, pohon itu justru kemudian kering, tumbang, dan mati.

Sungguh semua kejadian dimuka bumi merupakan pelajaran bagi orang-orang yang berpikir. Astaghfirullahaladzim...

No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<