ANDHY “MAX” PRASETYO, RIDER BERPRESTASI DARI TAHURA

Gaya Hidup Go Green semakin menjamur dimasyarakat kita. mungkin benar kita tidak bisa mengurangi pencemaran yang dilakukan manusia dan segala aktivitasnya kepada bumi yang makin renta, tapi paling tidak kita tidak menambahnya. Program bike to work yang sudah semakin diminati dan maraknya klub  - klub sepeda yang bermunculan adalah salah satu bentuk dari upaya membiasakan hidup ramah lingkungan. Terlebih jika kegiatan bersepeda dilakukan di gunung melewati trek yang berbatu, lembah menurun, tanjakan, dan masih beragam kesulitan yang menimbulkan adrenalin menjadi ketagihan. Tentu saja pengalaman itu memberikan kesan tersendiri disamping menikmati perawannya udara pegunungan.
Tantangan dalam menggowes kendaraan beroda dua yang cukup menguras adrenalin misalnya bersepeda cross country. Karena rider harus menaklukan lintasan dengan kondisi bentang alam yang tidak menentu. Bersepeda gunung jenis lintas alam (cross-country) inilah yang ditekuni oleh seorang Andhy “Max” hingga membawanya meraih kesempatan untuk mengejar prestasi di beberapa event kompetisi sepeda tingkat internasional. Siapa sangka jika rider Andhyk Prasetyo atau lebih dikenal dengan Andhy “Max” yang sering mengharumkan nama Indonesia dimata dunia dibesarkan di Padang Cermin, Kecamatan Pesawaran, Lampung. Orang tuanya merupakan pengelola Tahura WAR melalui skema Sistem Hutan Kerakyatan Pesawaran Bina Lestari (SHK PBL) Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman (Tahura WAR).

Gelar “Max” disandangnya sejak ia berhasil menaklukan Sang juara bertahan BMX Super Cross pada tahun 1996 yang bernama Andi “Pro”. Selain itu ia juga dikenal sebagai Andhy “Max” lantaran dalam kesehariannya ia selalu menunggangi sepeda motor GL Max. Ia mampu menempuh jarak 12 km pada medan yang tidak bisa dibilang ringan dari Kampung Lubuk Baka, Padang Cermin menuju Talang Sumbersari di Wilayah Kelola SHK PBL dalam waktu 11 menit saja. Ia dapat melintas secepat kilat hingga sulit tertangkap kamera. Melompati batuan – batuan besar dijalanan. Sesekali ia juga melakukan atraksi melayang diudara. Dengan gesit meliuk – liuk mengikuti alur trek yang jika lengah sedikit saja bisa membuatnya terjerembab kedalam jurang. Jika dibandingkan dengan ojeg motor gunung yang biasa digunakan masyarakat pengelola Tahura tersebut tentu saja terpaut sangat jauh. Sepeda motor gunung membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menaklukan lintasan itu.

Andhy yang dilahirkan di Lumajang tiga puluh tiga tahun silam pada tanggal 19 September, Jawa Timur memang sejak kecil tertarik dan menekuni kegiatan bersepeda. Di Lampung, ia tidak menemukan adanya suatu wadah yang dapat membantunya untuk berjuang menjadi rider andal. Menyadari bahwa ia harus mengembangkan bakat dan minatnya itu,  akhirnya ia memutuskan pindah ke Jawa Timur dan tinggal bersama neneknya. Hingga pada akhirnya seorang Andhy yang terus mengasah bakatnya dalam bersepeda mulai aktif untuk mengikuti perlombaan sejak tahun 2000.  Ia juga bergabung dalam klub AKAS asuhan perusahaan transportasi bus di Jawa Timur. Ia memperkuat tim tersebut sampai dengan tahun 2004 di nomor BMX Supercross.

Namun sejak 2008, ia kembali dari tanah Jawa dan berkumpul bersama keluarganya. Karena ia masih terikat kontrak dengan PT Terang Dunia Internusa Indonesia Tim United Bike Kencana Indonesia, ia masih aktif menjalani latihan naik – turun SHK PBL setiap hari tidak kurang dari 3-4 jam.  Salah satu tim asal kota Malang yang mampu menunjukkan eksistensi dan prestasi yang awal mulanya bernama Kencana Team. Tim ini mempunyai atlet mulai dari cabang balap sepeda jalan raya, track, bmx, cross country hingga downhill.

Ia sangat berharap agar Pemerintah Daerah dapat mendukung putra daerah sepertinya agar terus memacu prestasi dan membawa nama baik daerah asalnya. Untuk itulah ia kembali ke Lampung setelah cukup lama tinggal di Jawa Timur untuk menimba pengalaman disana. Andhy merasa bahwa ia merupakan putra daerah yang harus kembali dan bertanggungjawab untuk berbakti pada daerahnya. Ia juga melakukan kegiatan pembinaan terhadap anak – anak yang hobi bersepeda. Ia berharap agar Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI) dapat mendorong bakat – bakat terpendam dari Lampung untuk dapat menorehkan prestasi. Ia melihat cikal bakal yang berbobot yang mampu bersaing dan dapat mengharumkan nama Lampung dan Indonesia di ajang kejuaraan balap sepeda. Selain itu ia juga ingin mewabahkan demam bersepeda bagi terciptanya budaya hidup go green di masyarakat.

Prestasi :
Juara 1 Nasional Championship Di Senayan Bukit Gelora Bung Karno 2004
Menjadi anggota Timnas 2005 dan mewakili Indonesia pada kejuaraan Asia masuk 10 besar terbaik Indonesia 2005
Juara Umum pada seri Polygon Championship 2006 di Ragunan Jakarta
Juara Umum pada seri Kencana Championship 2006 di TamanTeknopuspitek BSD Tangerang
Mewakili Indonesia pada kejuaraan Asia 2006 di Vietnam masuk 10 besar dan terbaik Indonesia
Mewakili Indonesia pada kejuaraan Asia Cross Country China dan terbaik Indonesia
Juara I beregu pada International MTB Cross Country Bintulu Malaysia 2005
Juara III International Championship di Pampines Singapura 2006 bersama Kencana Tim
Juara Umum seri Polygon 2007di Jakarta Ragunan
Juara III di Bali
Juara I Open International Championship 2010 di Lubuk Linggau Sumatera Selatan

(Dipublikasikan Di Harian Tribun Lampung, Februari 2012)


No comments

Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<